Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB 4: JEJAK DARAH DI KOTA

Misteri di Balik Serigala Liar

Di dalam laboratorium, suasana terasa tegang. Roger, Edwar, dan Rachel menatap layar komputer yang menampilkan peta kota dengan titik-titik merah yang semakin bertambah.

Rachel mengetik cepat. “Aku menganalisis pola kemunculan mereka… dan sepertinya mereka tidak menyerang secara acak.”

Edwar menatap layar dengan serius. “Mereka bergerak dalam pola tertentu… seolah-olah mereka mencari sesuatu.”

Roger menghela napas. “Tadi malam, mereka bilang sedang mencari seseorang. Tapi siapa?”

Rachel menggigit bibirnya. “Aku baru saja menyadari sesuatu… Coba lihat ini.”

Ia menampilkan beberapa rekaman CCTV di berbagai sudut kota. Dalam setiap rekaman, terlihat sekelompok manusia serigala menyerang orang-orang tertentu.

Tapi anehnya… mereka tidak membunuh semuanya.

Edwar menyipitkan mata. “Mereka hanya menyerang orang-orang yang memiliki DNA tertentu…”

Roger mengangkat alis. “Maksudmu?”

Rachel menarik napas. “Aku mencocokkan data mereka dengan database. Semua korban yang mereka culik… memiliki kemiripan genetika denganmu, Roger.”

Ruangan menjadi hening.

Roger menatap Rachel. “Apa maksudmu?”

Rachel menelan ludah. “Aku tidak yakin… tapi sepertinya mereka hanya menyerang orang-orang yang memiliki mutasi serupa denganmu.”

Edwar mengangguk. “Jika benar… berarti seseorang sedang memburu manusia dengan kemampuan seperti milikmu.”

Roger mengepalkan tinjunya. “Kalau begitu, aku harus mencari mereka sebelum mereka menemukan lebih banyak korban.”

Rachel menggeleng. “Tunggu, Roger. Ini bisa jadi jebakan—”

Tapi Roger sudah melangkah pergi.

Ia tidak bisa diam saja.

Ia harus menemukan kebenaran.

---

Penyelidikan di Gudang Terbengkalai

Roger mengenakan jaketnya dan keluar ke jalanan malam. Ia mengikuti sinyal yang diberikan Rachel—lokasi terbaru di mana serigala liar muncul terakhir kali.

Setelah beberapa jam menyusuri gang-gang gelap, ia tiba di sebuah gudang tua di pinggiran kota.

Tempat itu sepi. Terlalu sepi.

Roger mengaktifkan pendengarannya yang tajam.

Hening… tapi ada sesuatu.

Suara detak jantung.

Seseorang ada di dalam.

Ia berjalan mendekati pintu gudang dan perlahan mendorongnya.

CREAAAKKK…

Di dalam, terlihat beberapa orang terikat di kursi, tubuh mereka gemetar ketakutan.

Roger melangkah masuk. “Hei, kalian baik-baik saja?”

Salah satu pria yang terikat menatapnya dengan mata melebar. “K-Kau harus pergi…! Mereka akan datang…!!”

Roger merasakan rambut di tengkuknya berdiri.

“Mereka” siapa?

Sebelum ia bisa bertanya lebih jauh, tiba-tiba…

DUAGH!!

Sebuah benda berat menghantam Roger dari belakang!

Ia terlempar ke depan dan menghantam dinding dengan keras.

Braakkk!

Roger mendongak, menahan rasa sakit.

Di depannya, berdiri dua sosok manusia serigala besar dengan mata merah menyala.

Dan di belakang mereka, muncul seorang pria misterius dengan jas hitam dan senyum licik.

“Selamat datang, Roger.”

“Kami sudah menunggumu.”

---

Pertarungan yang Tidak Terhindarkan

Roger langsung bangkit dan bersiap bertarung.

Pria misterius itu hanya tertawa kecil. “Kau benar-benar impulsif, ya? Tidak mendengarkan peringatan rekan-rekanmu… dan sekarang, kau ada di sini. Sendirian.”

Roger menyipitkan mata. “Siapa kau?”

Pria itu tersenyum. “Namaku Dr. Alaric. Dan aku yang menciptakan mereka.”

Ia menunjuk kedua serigala besar yang berdiri di sampingnya.

Roger mengepalkan tinjunya. “Jadi, kaulah yang bertanggung jawab atas semua ini?”

Dr. Alaric mengangguk santai. “Aku hanya melakukan eksperimen. Dan kau, Roger… adalah bagian terakhir dari eksperimen ini.”

Roger mendengus. “Kau ingin menangkapku?”

Alaric tersenyum. “Tidak perlu. Kau akan datang sendiri padaku… setelah kau melihat apa yang bisa kulakukan.”

Lalu, ia mengangkat tangannya…

Dan tiba-tiba, kedua serigala besar itu bergerak dengan kecepatan luar biasa!

“GRAAARRGHHH!!”

Mereka menyerang Roger secara bersamaan!

DUAKK!

Roger hampir tak sempat menghindar saat cakaran salah satu serigala menghantam lengannya.

Darah mengalir dari lukanya.

Tapi ia tidak gentar.

Dengan gerakan cepat, ia menyerang balik dengan kekuatan penuh!

BRUAGH!!

Satu serigala terpental ke belakang, tapi yang lain berhasil menggigit bahunya.

CRACK!!

Roger menggeram kesakitan.

Dr. Alaric tersenyum puas. “Kau belum tahu potensimu yang sebenarnya, Roger. Aku akan membantumu menemukannya… dengan cara yang paling menyakitkan.”

Roger mengangkat kepalanya, mata kuningnya menyala dengan amarah.

“Aku tidak butuh bantuan darimu.”

Dan dalam hitungan detik, ia melepaskan energi yang sangat besar!

BANG!!

Gelombang kekuatan menghantam seluruh ruangan, melemparkan serigala-serigala itu ke dinding.

Dr. Alaric tampak terkejut, tapi kemudian ia tersenyum.

“Menarik…” katanya pelan. “Sangat menarik.”

Roger menatapnya dengan tajam. “Ini belum selesai.”

Alaric hanya tertawa kecil. “Tentu saja belum. Kita baru saja mulai.”

Lalu, ia menekan sesuatu di lengannya—sebuah tombol kecil.

Dan tiba-tiba, sebuah gas aneh memenuhi ruangan.

Roger langsung tersentak. “Apa ini—”

Kepalanya mulai pusing.

Tubuhnya terasa berat.

Alaric menyeringai. “Sampai jumpa lagi, Roger.”

Dan semuanya menjadi gelap.

---

Ketika Roger Terbangun…

Roger terbangun dengan kepala berat.

Ia mencoba bergerak…

Tapi kedua tangannya terikat di sebuah kursi logam.

Ia menoleh ke sekeliling.

Ia berada di dalam sebuah laboratorium gelap.

Dan di depannya…

Dr. Alaric berdiri sambil tersenyum puas.

“Sekarang, Roger…” katanya pelan.

“Mari kita mulai eksperimennya.”

____

EKSPERIMEN GELAP

Roger dalam Bahaya

Kesadaran Roger perlahan kembali, tapi kepalanya masih terasa berat. Ia mencoba menggerakkan tubuhnya, tapi pergelangan tangan dan kakinya terikat kuat pada kursi logam.

Di depannya, Dr. Alaric berdiri dengan senyum puas.

“Ah, akhirnya kau bangun,” katanya sambil berjalan mendekat.

Roger menyipitkan mata. “Lepaskan aku.”

Alaric tertawa kecil. “Aku sudah menunggu saat ini begitu lama. Kau adalah spesimen yang sempurna, Roger. Setengah manusia, setengah serigala… dan kekuatanmu masih berkembang.”

Roger mendesis. “Aku bukan objek eksperimen.”

Alaric mengangkat alis. “Tapi kau memang hasil eksperimen, bukan? Kekacauan di laboratorium dulu… eksperimen yang gagal… semua itu telah mengubahmu menjadi seperti ini.”

Roger mengepalkan tinjunya. “Dan aku akan mengubah dirimu menjadi debu kalau kau tidak segera melepaskanku.”

Alaric tersenyum. “Kita lihat siapa yang lebih kuat.”

Ia menekan sebuah tombol di layar hologram di sebelahnya.

“Mulai eksperimen.”

ZZZZTTT!!

Arus listrik menghantam tubuh Roger!

“ARGHH!!”

Tubuhnya kejang-kejang, rasa sakit menjalar di setiap ototnya.

Tapi Alaric tidak berhenti.

“Jangan khawatir,” katanya dengan suara tenang. “Ini hanya tahap pertama. Aku ingin melihat sejauh mana tubuhmu bisa bertahan.”

Roger menggertakkan giginya. “Kau…”

Alaric menatap layar. “Jantungmu masih normal… metabolisme meningkat… luar biasa. Dengan sedikit modifikasi, kau bisa menjadi makhluk yang sempurna.”

“Aku bukan monster.”

CRACK!!

Dalam sekejap, Roger menghancurkan belenggu di pergelangan tangannya!

Alaric tersentak. “Apa?!”

Roger merobek sisa ikatan di kakinya dan meloncat ke arah Alaric dengan kecepatan luar biasa!

Namun…

ZZZZZTTT!!

Dinding listrik tiba-tiba muncul dan menghentikannya!

“ARGH!!”

Roger terpental ke belakang, tubuhnya kembali terhempas ke kursi.

Alaric menggeleng-geleng. “Kau benar-benar keras kepala.”

Ia menekan tombol lain.

Tiba-tiba, dua manusia serigala besar masuk ke ruangan, mata mereka merah menyala.

Mereka tampak lebih kuat… lebih liar.

“Ah, perkenalkan,” kata Alaric santai. “Mereka adalah hasil eksperimen terakhirku. Versi yang lebih sempurna.”

Roger menatap tajam. “Kau pikir aku takut?”

Alaric terkekeh. “Tidak. Tapi aku ingin tahu… apakah kau bisa mengalahkan mereka?”

Lalu, ia menjentikkan jari.

Dan dalam sekejap…

Dua serigala itu menerjang Roger!

---

Pertarungan di Laboratorium

Roger langsung melompat ke udara, menghindari serangan cakar salah satu serigala.

Tapi serigala kedua sudah menunggu di atasnya!

DUAGH!!

Roger terkena pukulan di dadanya dan terpental ke dinding.

BRAAKK!!

Darah menetes dari sudut bibirnya.

Alaric tersenyum. “Kau mulai kalah?”

Roger mengusap bibirnya dan bangkit. “Tidak. Aku baru mulai.”

Dalam hitungan detik, ia melepaskan kekuatan penuhnya!

Mata kuningnya bersinar terang. Cakar di tangannya memanjang.

DOR!!

Dalam satu gerakan, ia menerjang ke depan dan menebas dada salah satu serigala!

Darah menyembur.

Serigala itu mengaum kesakitan.

Namun, serigala satunya tidak tinggal diam.

CRACK!!

Roger merasakan gigi tajam menancap di bahunya!

“ARGHH!!”

Tapi ia tidak menyerah.

Dengan sisa tenaganya, ia mencengkram kepala serigala itu… dan menghantamkannya ke lantai dengan kekuatan penuh!

BRAKKK!!

Serigala itu mengerang, lalu terdiam.

Roger terhuyung, napasnya berat.

Tapi ia menang.

Ia menatap Alaric. “Sekarang giliranmu.”

Alaric masih tersenyum. “Luar biasa.”

Lalu, ia menekan tombol di lengannya.

DINDING RUANGAN TERBUKA.

Dan di baliknya…

Puluhan manusia serigala berdiri dalam kegelapan.

Roger menegang.

Alaric berbisik pelan.

“Selamat datang di tahap akhir eksperimen ini.”

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel