Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB 3: MUSUH DI BALIK BAYANGAN

Jejak Para Serigala

Roger duduk di laboratorium dengan beberapa perban melilit tubuhnya. Luka-luka akibat pertarungan dengan dua manusia serigala liar masih terasa perih, tetapi yang lebih mengganggunya adalah pertanyaan yang terus berputar di kepalanya.

Siapa mereka? Apa tujuan mereka? Dan siapa yang sebenarnya mengendalikan mereka?

Rachel, yang sejak tadi sibuk di depan komputer, akhirnya angkat bicara. “Aku sudah menganalisis data dari pertempuran tadi. Kedua manusia serigala itu bukan sembarangan.”

Edwar mengangguk. “Aku juga menduga hal yang sama. Mereka bukan sekadar makhluk liar. Ada seseorang yang melatih mereka.”

Roger mendengus. “Itu berarti ada yang lebih kuat dari mereka?”

Rachel mengetik sesuatu di layar dan menampilkan rekaman CCTV dari berbagai sudut kota. “Aku menemukan pola serangan mereka. Mereka tidak hanya membunuh secara acak. Mereka sepertinya sedang mencari sesuatu.”

Roger menyipitkan mata. “Mencari apa?”

Rachel menggigit bibirnya. “Itu yang belum kita ketahui.”

Edwar berdiri dan menatap Roger dengan serius. “Kita harus menemukan mereka sebelum mereka menemukan apa yang mereka cari.”

Roger mengangguk. Ia tahu ini belum berakhir.

---

Penyelidikan di Kota

Malam itu, Roger keluar dari laboratorium dan mulai menjelajahi kota dengan menyamar sebagai manusia biasa. Dengan hoodie menutupi kepalanya, ia berjalan menyusuri distrik gelap di mana laporan tentang makhluk aneh sering terdengar.

Saat melewati sebuah gang, ia melihat seorang pria tunawisma yang gemetar ketakutan.

Roger mendekatinya. “Hei, kau baik-baik saja?”

Pria itu mendongak dengan mata penuh ketakutan. “Mereka… mereka ada di sini…”

Roger berjongkok. “Siapa yang kau maksud?”

Pria itu berbisik. “Serigala… mereka mencari sesuatu… seseorang…”

Sebelum Roger bisa bertanya lebih jauh, pria itu tiba-tiba merintih kesakitan dan memegang kepalanya.

Roger langsung waspada. “Hei! Apa yang terjadi?”

Pria itu mendongak, dan mata Roger melebar.

Mata pria itu berubah menjadi merah.

Tiba-tiba, tubuhnya bergetar, dan dalam hitungan detik, ia mulai berubah menjadi manusia serigala!

Roger mundur dengan cepat. “Sial! Mereka bisa menginfeksi manusia lain?!”

Pria itu kini sepenuhnya berubah menjadi serigala liar dan melompat ke arah Roger dengan kecepatan tinggi.

---

Pertarungan di Gang Gelap

Roger tidak punya pilihan. Dengan cepat, ia mengaktifkan transformasinya.

Dalam sekejap, matanya berubah menjadi kuning, bulu hitam mulai tumbuh, dan cakarnya memanjang.

DUAGH!

Ia menahan serangan lawannya dengan tangan dan membantingnya ke tanah. Namun, makhluk itu tidak menyerah. Ia melompat kembali dan mencakar wajah Roger.

Roger mundur selangkah, merasakan darah mengalir dari luka di pipinya.

Makhluk ini lebih buas daripada dua serigala sebelumnya.

“Apa mereka sedang bereksperimen dengan manusia?” pikir Roger.

Tanpa membuang waktu, Roger berlari dan menyerang balik dengan kecepatan luar biasa. Ia menghantam lawannya tepat di dada, membuat makhluk itu terpental ke dinding.

Namun, sebelum Roger bisa menyelesaikan pertarungan, tiba-tiba sesuatu menghantamnya dari belakang!

BRAKKK!

Roger terlempar ke udara dan menghantam tembok bangunan dengan keras.

Saat ia bangkit, ia melihat sesosok bayangan besar berdiri di atas gedung.

Makhluk berbulu hitam pekat.

Serigala liar yang ia lawan sebelumnya.

Roger menyipitkan mata. “Jadi kau benar-benar kembali.”

Makhluk itu melompat turun dan menyeringai. “Kali ini, aku tidak datang sendiri.”

Roger menoleh dan melihat beberapa manusia yang mulai bertransformasi menjadi serigala liar.

Jantungnya berdegup kencang. Mereka bukan hanya dua. Mereka lebih banyak…

---

Perang Dimulai

Roger menyiapkan kuda-kudanya. Ia tahu bahwa malam ini tidak akan mudah.

Mereka semakin banyak. Mereka semakin kuat.

Dan perang baru saja dimulai.

PERTEMPURAN DI BAYANGAN MALAM

Serangan Serigala Liar

Roger berdiri tegap, mengatur napasnya di tengah gang gelap. Tujuh manusia serigala liar telah mengepungnya, mata mereka merah menyala, nafas mereka kasar seperti binatang kelaparan.

Di depan, pemimpin mereka, si serigala hitam, berdiri dengan percaya diri.

“Kali ini, kau tidak akan bisa menang,” katanya dengan suara dalam.

Roger tidak menjawab. Ia hanya mengepalkan tinjunya, merasakan kekuatan di dalam tubuhnya semakin panas.

“Kalau begitu,” si hitam menyeringai, “Bunuh dia.”

“GRAAAARRGGGHH!!”

Dalam sekejap, ketujuh manusia serigala menyerang secara bersamaan!

Roger bergerak cepat.

BRUGH!

Satu pukulan kuat mendarat di dada salah satu serigala, melemparkannya ke belakang hingga menghantam dinding bangunan.

Namun, dua lainnya langsung menyerang dari kiri dan kanan.

Cakar tajam mengarah ke kepala Roger!

Dengan refleks luar biasa, Roger menunduk dan memutar tubuhnya, menendang satu serigala tepat di perutnya.

Namun, serigala keempat berhasil mencakar bahunya.

CREEKK!

Darah mengalir dari luka tersebut. Roger meringis, tapi tetap berdiri kokoh.

“Sudah lelah?” tanya si hitam dengan nada mengejek.

Roger hanya menyeringai. “Belum. Aku baru mulai.”

Ia menutup matanya sejenak, merasakan energi panas yang semakin membakar dalam tubuhnya.

Lalu…

Tubuhnya tiba-tiba bergerak lebih cepat dari sebelumnya!

---

Kekuatan Baru Roger

Dalam hitungan detik, Roger menerjang ke depan dan meninju salah satu serigala dengan kekuatan penuh!

“GAAH!!” Serigala itu terpental jauh dan jatuh pingsan.

Roger tidak berhenti. Ia menghilang dari pandangan dan muncul di belakang dua serigala lainnya.

“BRAKK!” Satu terkena siku di kepala.

“DUAGH!!” Yang lain terkena tendangan ke rahang.

Keduanya langsung tumbang.

Kecepatan Roger meningkat pesat.

Si hitam mulai menyadari sesuatu. “Ini…”

Roger muncul di hadapannya dalam sekejap. “Sekarang giliranmu.”

DUAGH!!

Pukulan Roger mendarat tepat di wajah si hitam!

Pemimpin serigala liar itu terhuyung ke belakang, darah mengalir dari hidungnya.

Namun, alih-alih marah, ia malah tertawa.

“Menarik…” katanya sambil menyeka darahnya. “Kau semakin kuat.”

Roger mengepalkan tinjunya lagi. “Dan aku akan semakin kuat untuk menghentikan kalian.”

Si hitam menatap Roger dengan tajam. “Kita lihat nanti.”

Lalu, ia melompat ke atap gedung dan menghilang dalam kegelapan, diikuti sisa anak buahnya yang masih bisa bergerak.

Roger tidak mengejar. Ia tahu ini belum berakhir.

Ini baru permulaan.

---

Kembali ke Laboratorium

Roger kembali ke laboratorium dengan napas masih berat. Rachel dan Edwar langsung menghampirinya.

“Kau terluka!” kata Rachel, melihat luka di bahunya.

Roger mengangkat tangan. “Aku baik-baik saja.”

Edwar menatapnya serius. “Apa yang terjadi?”

Roger duduk dan mulai menjelaskan segalanya—tentang serangan serigala liar yang semakin banyak, kekuatan baru yang ia rasakan, dan pemimpin mereka yang masih misterius.

Rachel mengetik sesuatu di komputer. “Jika mereka bisa mengubah manusia menjadi serigala liar… ini berarti ada seseorang yang melakukan eksperimen gila di luar sana.”

Roger mengangguk. “Dan aku harus menemukannya sebelum semuanya terlambat.”

Edwar menatap Roger. “Kau tahu ini akan menjadi lebih berbahaya, kan?”

Roger tersenyum kecil. “Aku sudah siap.”

Di layar komputer Rachel, muncul peta kota dengan titik-titik merah yang terus bertambah.

Jumlah manusia serigala semakin banyak.

Dan perang baru saja dimulai.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel