Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 9

"Astaga Anya," pekikan sang Ibunda membuat Anya tersenyum lalu memeluk erat Ibunya. Dia baru saja menginjakkan kakinya ke rumah yang sudah bertahun-tahun ditinggalnya dengan alasan menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

Alasan yang digunakan Anya sedikit benar dan sisanya adalah kebohongan. Sampai saat ini, keluarganya tidak pernah tahu bahwa dirinya sudah menikah bahkan menjadi janda di usianya yang ke 25.

"Dimana Papa?" tanyanya sambil melirik ke sekitar dimana semua orang sedang sibuk mendekor rumah yang akan dijadikan sebagai tempat akad nikah sang Kakak.

Nadia menggeleng. "Papamu masih bisa-bisanya ke kantor disaat pesta pernikahan Kakakmu."

Anya hanya tersenyum lalu memeluk sang Ibu sekali lagi. "Anya kangen Mama."

"Kamu sih jarang pulang," tegur Nadia sebelum melirik barang bawaan Anya yang hanya handbag. "Lho, baju kamu mana?"

"Aku nggak bisa nginep, Ma. Besok pagi ada operasi."

Raut kecewa tampak di wajah sang Ibu membuat Anya seketika mengernyit dan bertanya-tanya dalam hati. Apakah Shela tidak pernah menceritakan pertemuan mereka? Karena jika Shela menceritakannya, Nadia pasti tahu bahwa kini Anya bekerja di rumah sakit milik Dirga yang tak lain adalah calon menantunya sendiri.

"Ma, Anya janji akan nginep. Tapi, nggak sekarang ya?"

"Iya, nggak apa-apa sayang. Kamu temuin Kakak kamu dulu. Dia lagi di kamarnya, masa pingit."

Anya tersenyum dan mengangguk. Dalam hati, ia ingin merasakan hal seperti itu, tapi tidak pernah terjadi. Memang restu kedua orang tua adalah yang utama mengingat betapa bahagianya sang Kakak saat ini. Wajah Shela berseri-seri tampak seperti pengantin. Mungkin akibat air kunyit yang diberikan Nadia beberapa bulan ini untuk diminum.

"Hai, Kak," sapanya kemudian masuk ke dalam kamar sang Kakak yang sedang di dekor cantik.

"Anya?" Shela memeluk adiknya erat. "Kakak pikir kamu nggak akan datang."

Anya tersenyum kecil. "Makin cantik aja, Kak. Pasti Mama banyak ngekang deh."

Wanita itu mengangguk malas. Sambil memberikan lulur pada tubuhnya. "Kamu bener. Minum jamu kunyit tiga kali sehari, banyak makan sayur, harus sering-sering lulur, dan juga nggak boleh keluar rumah. Bahkan, hp kakak disita tau dek!"

Anya meletakkan handbag-nya lalu duduk di pinggiran kasur. "Yaa resiko sih kak. Namanya juga mau nikah, pasti Mama yang paling repot apalagi mau ngelepas anak gadisnya."

"Kamu mau Kakak kasih tau satu rahasia?"

Mata Anya menyipit. "Apa?"

Shela mendekatkan bibirnya ke telinga Anya dan bergumam, "Kakak sama Dirga udah ngelakuin 'itu'."

Seketika wajah Anya terlihat pasi. Matanya membelalak. "Apa?"

Shela tersenyum malu-malu dan mengangguk. "Dua kali. Yang terakhir beberapa hari lalu." Shela kembali melulur kaki mulusnya dan bergumam, "Kamu jangan bilang sama Mama ya? Bisa-bisa Dirga kena hukum rajam lagi sama Papa. Kan Kakak nggak jadi nikah entar-"

Tidak satupun kalimat yang mampu Anya dengar dari Kakaknya. Jantungnya berdetak kencang. Mereka sudah sejauh itu? Tanya sang batin tidak percaya. Ini hal yang paling mengejutkan yang tidak pernah Anya duga.

Hatinya benar-benar kacau. Jadi, apa maksud pembenaran Dirga tadi kalau dia memang sudah melakukannya sejauh itu dengan kakaknya sendiri? Seketika mata melebar memikirkan kemungkinan negatif bahwa Dirga menjadikan sang kakak pelampiasan. Tidak! Anya menggeleng cepat. Dirga tidak akan seperti itu, lagipula ia melihat sendiri bagaimana cara Dirga menyayangi kakaknya.

"Nya, kamu denger kakak nggak sih?" seruan sekaligus goncangan pada bahunya membuat Anya kembali menatap sang kakak dan tersenyum tipis.

"Aku nggak akan bilang sama Mama. Asalkan dia mau tanggung jawab aja udah cukup kok kak."

Tiba-tiba saja badan Anya limbung saat menerima pelukan tidak terduga dari sang kakak. "Makasih, saying," bisiknya bahagia yang membuat Anya semakin merasa kerdil untuk dirinya sendiri.

***

"Kamu mau ajak aku kemana?" Anya terus berjalan dengan mata yang ditutup oleh kedua tangan Dirga.

"Sebentar lagi sampai. Tenang, aku nggak bakal bikin isteriku lecet," bisiknya pelan.

Anya hanya menggeleng dan tersenyum. Membiarkan pria itu memandu langkahnya hingga akhirnya gumaman Dirga terdengar kembali,

"Nah, sekarang buka matamu."

Perlahan Anya membuka matanya. Mengernyitkan dahinya saat yang dilihat hanya kegelapan. Ia hendak menatap Dirga, namun tiba-tiba saja air mancur di depannya langsung bergerak ke atas menimbulkan warna-warna yang indah, setiap kali begerak ke atas, warna tersebut akan berubah.

Tak lama, lampu-lampu di sekeliling mereka mulai menyala teratur. Membuat taman itu kian benderang. Wajah Anya menatap kagum, tak sadar bahwa Dirga tidak lagi berada disisinya.

Setelah semua lampu dihidupkan, suara kembang api kembali membuat Anya melebarkan senyumnya. Seolah tertulis di langit sana. 'HBD WIFE'. Lalu terdapat kembang api lain disekitarnya yang membuat tulisan itu menjadi kian cantik.

Lalu, suara itu terdengar. Mengalun lembut membuat Anya lagi-lagi terpaku.

I found a love for me

Darling just dive right in

And follow my lead

Well I found a girl beautiful and sweet

I never knew you were the someone waiting for me

'Cause we were just kids when we fell in love

Not knowing what it was

I will not give you up this time

But darling, just kiss me slow, your heart is all I own

And in your eyes you're holding mine

Baby, I'm dancing in the dark with you between my arms

Barefoot on the grass, listening to our favorite song

When you said you looked a mess, I whispered underneath my breath

But you heard it, darling, you look perfect tonight

Well I found a woman, stronger than anyone I know

She shares my dreams, I hope that someday I'll share her home

I found a love, to carry more than just my secrets

To carry love, to carry children of our own

We are still kids, but we're so in love

Fighting against all odds

I know we'll be alright this time

Darling, just hold my hand

Be my girl, I'll be your man

I see my future in your eyes

Baby, I'm dancing in the dark, with you between my arms

Barefoot on the grass, listening to our favorite song

When I saw you in that dress, looking so beautiful

I don't deserve this, darling, you look perfect tonight

Baby, I'm dancing in the dark, with you between my arms

Barefoot on the grass, listening to our favorite song

I have faith in what I see

Now I know I have met an angel in person

And she looks perfect

I don't deserve this

You look perfect tonight

Akhir dari lagu Dirga mampu membuat Anya menangis karena terharu. Wanita itu langsung menyerbu Dirga dan memeluknya erat.

"Terima kasih untuk malam ini, Dirga."

Pria itu meletakkan gitarnya. Menangkup wajah Anya kemudian mencium bibir isterinya pelan. "Ada satu lagi." Dirga mengeluarkan sebuah kado kecil lalu memberikannya kepada sang isteri. "Buka, sayang."

Anya mengangguk. Membuka kotak kecil tersebut dan menatap takjub pada sebuah kalung berbandul D♡A.

"Aku pasangin." Dirga mengambil kalung tersebut lalu membiarkan Anya menggeser rambutnya ke bahunya kanan. Memasangkan kalung emas tersebut dengan cepat. Setelahnya ia mengecup leher jenjang Anya, memeluk wanitanya dari belakang dan menghidu aroma Anya yang menenangkan.

"Happy Birthday, My Love."

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel