Bab 7 Calon Istri
Sepanjang acara pertunangan yang mengundang keluarga dan rekanan dari kedua pasangan yang berbahagia itu, Kenny duduk santai bersama Oscar dan Nathan dengan tatapan selalu mencari dan mengamati Ashley.
"Aku merasa ada yang aneh pada sahabat kita satu ini, bagaimana menurutmu?" tanya Oscar pada Nathan.
"Bukannya dia memang selalu bersikap acuh seperti itu, walau hari ini kelihatan sedikit berbeda, terutama raut wajahnya. Apakah sebegitu bahagianya kamu melihat Kelly bertunangan?" jawab Nathan.
Kenny tetap mengacuhkan kedua sahabatnya yang menyindir dirinya, dia lebih menikmati memandang gadis mungilnya yang dari tadi sibuk melayani tamu, dan kelihatannya bukan hanya dia yang melihat kegiatan gadis itu tetapi semua anggota keluarganya juga melakukan hal yang sama, tetapi tentu saja dengan penialian yang berbeda.
"Kelihatannya pikiran teman kita satu ini sedang tidak ada disini?" lanjut Nathan lagi setelah melihat Kenny sama sekali tidak menanggapi mereka.
"Apakah hanya aku yang merasa jika dia sedang jatuh cinta atau sedang banyak masalah?" tambah Oscar.
"Aku rasa yang pertama, dan aku yakin sebagaimanapun kerasnya kita memaksanya mengaku, rasanya tetap saja dia tidak akan mengaku."
"Setuju, dan lebih baik kita menyusul pasangan kita dari pada duduk bersamanya disini."
Mereka berdua bangkit dan Kenny sama sekali tidak peduli, sehingga membuat mereka berdua berdecak kesal.
Kenny terpaksa bertegur sapa dengan beberapa kenalannya, dan jika dulu ditanya kapan dia menyusul dia akan diam saja, hari ini saat ditanya kapan menyusul dengan santai dia menjawab 'Segera'. Para tamu mulai berkurang, dan para petugas mulai merapikan tempat acara, Kenny berkeliling mencari gadisnya, dia berencana mengantarkannya pulang, setelah memutari lantai satu dan tidak menemukan Ashley, Kenny teringat jika barang-barang Ashley ada didalam kamarnya, dan tentu saja gadis itu akan kesana, dengan cepat dia naik kelantai atas, melihat kesekeliling petugas yang merapikan lokasi itu dan berjalan menuju kamarnya. Tanpa mengetuk dia masuk dan dia hampir saja menabrak Ashley yang akan keluar, dengan cepat Kenny menahan tangan Ashley dan menutup serta mengunci pintu kamarnya.
"Mau apa?" tanya Ashley dengan kesal.
"Apakah begitu caramu berbicara dengan kekasihmu?"
"Siapa kekasihmu?"
"Bukankah kita berdua harus bertanggung jawab dengan apa yang kita lakukan tadi sore, dan artinya sejak tadi sore kita adalah sepasang kekasih."
"Tidak mau! Aku masih harus menyelesaikan kuliahku dan tidak mau pacaran."
"Aku tidak melarangmu untuk melanjutkan pendidikanmu dan aku tidak mengajakmu pacaran."
"Jika bukan pacaran apa maksudmu dengan kata kekasih?"
"Kamu adalah calon istriku, kita akan bertunangan dengan segera dan itu artinya kita tidak pacaran."
"Apaaaa???? Calon istri? Kita tidak melakukan apapun juga mengapa kita harus menikah?"
"Karena dikeluargaku, aku diajarkan untuk bertanggung jawab terhadap semua perbuatanku, jadi bukankah sudah diputuskan tadi jika kita akan segera bertunangan."
"Kamu belum meminta restu dari keluargaku, bagaimana bisa kamu seenaknya memutuskan aku sebagai calon istrimu?"
"Tenang saja, besok aku akan kerumah keluargamu untuk meminta restu mereka."
Ashley menyerah, dia tidak tahu lagi harus mengatakan apa pada pria tampan dengan sorot mata yang sama dengan nyonya Walker, tadi dia sengaja cepat-cepat naik untuk mengambil tas dan pakaian gantinya yang ditinggalkannya dikamar pria itu, tetapi belum sempat dia keluar , pria pemilik kamar itu masuk dan mengunci pintu sehingga dia tidak bisa keluar.
Dia merasa pernah bertemu dengan pria ini, tetapi dia lupa dimana dia hanya merasa dia pernah merasakan getar yang sama saat berdekatan dengannya, getar dalam hatinya dan degup jantungnya yang berdetak dengan cepat.
Dia malas melawan perkataan pria ini dan lebih baik dia diam saja karena dia yakin pria ini hanya bercanda dan mengerjainya, mana ada pria tampan dan kaya, putra dari ekluarga Walker yang terkenal mau dengan dirinya. Bukankah pria-pria kaya biasanya suka mempermainkan perasaan seorang wanita, dan dia tidak akan terjebak dengan rayuan pria ini.
Kenny melihat Ashley dia tidak membalas perkataannya sadar, jika gadis mungil itu sedang berpikir dan tentu saja dia tidak akan melepaskan kesempatan yang telah diberikan padanya sebagai jawaban pertanyaan hatinya sejak dia bertemu gadis ini.
Tanpa menunggu lebih lama lagi, Kenny mengangkat dagu Ashley dan tanpa ragu menarik tengkuknya serta menyatukan bibir mereka. Ini adalah ciuman peratmanya dan dia juga yakin ini juga adalah ciuman pertama Ashley.
Ashley yang tidak menyangka akan mendapat ciuman bibir dari Kenny, awalnya hanya diam dan tanpa diduga tubuhnya mengkhianatinya, bibirnya merespon ciuman itu sampai akhirnya dia kesulitan untuk bernapas dan dia sadar apa yang telah mereka lakukan.
Ashley mendorong dada Kenny dan langsung berbalik menutupi rasa malunya.
Kenny yang didorong oleh Ashley hanya tersenyum saat melihat gadis itu berbalik dan menundukkan kepalanya dalam-dalam.
"Ayo, aku antarkan kamu pulang." Kenny menarik tangan Ashley dan Ashley yang malu dan mencerna apa yang telah terjadi tadi hanya menurut.
Hampir setengah perjalanan Ashley hanya diam tetapi tiba-tiba saja dia emanngis dengan kencang membuat Kenny terkejut dan terpaksa meminggirkan mobilnya.
"Ada apa? mengapa kamu menangis?"
"Kamu jahat....kamu mengambil ciuman pertamaku dan kamu harus tanggung jawab, bagaimana jika nanti aku hamil? Aku masih harus menyelesaikan sekolahku, daddy pasti marah jika sampai tahu aku tidak menepati janjiku." Kata Ashley disela-sela tangisnya dan diakhir perkataannya dia kembali menangis dengan kencang.
Kenny terperanjat mendengar perkataan Ashley, dan tiba-tiba saja dia tertawa, tawanya membuat Ashley menangis semakin kencang.
"Sudahlah, bukankah aku bilang aku akan tanggung jawab, dan sejak kapan berciuman bisa langsung hamil? Tetapi jika kamu hamilpun aku akan tetap tanggung jawab dan untuk janjimu dengan orangtuamu, aku akan membantumu untuk menepatinya jadi janag menangis lagi." Kenny menarik Ashley dalam peluaknnya dan mengelus-elus kepala Ashley.
Ashley merasakan degup jantung pria itu dan entah mengapa dia lega saat mendengar perkataan pria itu, tiba-tiba dia melepaskan pelukan pria itu dan bertanya, "Siapa namamu? Setidaknya aku harus mengenal siapa yang mengambil ciuman pertamaku."
Kenny menahan tawa mendengar perkataan Ashley, dia kuatir jika dia tertawa Ashley akan menangis lagi.
"Baiklah, bagaimana jika kita berkenalan secara resmi? Perekenalkan nama saya Kenny Elwood Walker, berusia 28 tahun dan putra bungsu dari Calvin dan Kayla Walker. Saya bekerja sebagai dokter bedah saraf di rumah sakit tempat kamu bekerja sebagai tenaga sukarelawan, dan bersama sahabat-sahabat saya mendirikan café dimana juga merupakan tempat kamu bekerja. Apakah cukup jelas?"
Ashley diam, dia mencerna semua yang dikatakan oleh Kenny. "Astaga!!!! Kamu yang meninggalkan uang di café, aku sudah menunggumu untuk menggembalikan uang itu. dan apakah kamu yang dijuluki gunung es dirumah sakit dan pernah kutabrak?"
Kenny tersenyum, mengelus pelan kepala Ashley. "Ya, kita pernah bertemu dirumah sakit dan di café."
"Ohhh.....apakah itu artinya kita memang berjodoh? Mengapa kita sering sekali bertemu? Oh ya, aku Ashley Elora Powel, putri dari Lerry Powel dan cucu dari Edith Powel, usia 18 tahun, profesi pekerja lepas dan berstatus sebagai mahasiswi tingat pertama."
"Mungkin kita memang berjodoh, jadi sekarang setelah apa yang telah kita alami dan lakukan kamu sudah bisa menerimaku sebagai kekasihmu atau tepatnya calon tunanganmu?"
Ashley hanya menggeleng, "Bagaimana mungkin pria setampan dan sekaya kamu mau menjadikanku sebagai tunanganmu, kamu pasti hanya menghiburku atau akan mempermainkanku."
"Seperti yang kukatakan, aku tidak pernah menjadikan pasangan hidupku sebagai permainan ataupun hiburan, dan sebagai buktinya aku akan segera menemui orangtuamu untuk meminta restu mereka."
"Jangan!!!, Aku tidak mau daddy menembakmu, dia polisi dan dia memiliki pistol. Jika dia tahu kamu telah melihat tubuhku dan menodai bibirku, aku kuatir dia akan marah dan menembakmu."
Kenny menggelengkan kepalanya, "Bagaimana bisa dia mengijinkamu tinggal, sekolah da bekerja disini sendiri, jika dia begitu protektif terhadapmu?"
"Karena ini adalah impianku sejak kecil, aku ingin berkuliah disana."
"Mengapa?" tanya Kenny heran dengan mimpi Ashley.
"Karena lulusan disana adalah orang-orang hebat dan jika berprestasi akan bisa bekerja diperusahaan-perusahaan besar, aku ingin bisa membahagiakan daddy dan grandma."
"Jadi bagaimana aku bisa mendapat restu dari keluargamu?"
"Memangnya kamu serius mau melamarku?"
"Ya"
"Aku masih tidak bisa percaya dalam sehari aku bisa memiliki kekasih dan berciuman untuk pertama kalinya. Apakah ini hukuman karena aku membohongi daddy?"
"Membohongi tentang apa?"
"Aku bekerja sambilan di café tanpa sepengetahuan mereka, tujuanku hanya ingin mencari pengalaman seperti mahasiswi lainnya."
"Ohhh, jadi bagaimana?"
"Karena ini libur kuliah, aku akan meminta ijin dari café dan aku akan menemanimu bertemu dengan daddyku, setidaknya dengan aku disampingmu daddy tidak akan membunuhmu, tetapi mungkin hanya memukulmu."
"Baiklah besok lusa kita akan mengunjungi keluargamu, aku akan mengaturnya dnegan segera.sekarang aku akan mengantarkanmu pulang dan sebelumnya kemarikan handphonemu."
Ashley heran mengapa dia menurut dan mengikuti perintah ataupun perkataan Kenny, dia menyerahkan handphonenya, bahkan memberitahukan kata sandinya. Setelah mengkutak katik sesuatu Kenny mengembalikannya pada Ashley.
"Aku sudah menyimpan nomorku di sana, dan mulai sekarang kita harus saling mengabarkan kegiatan masing-masing."
Ashley membuka handphonenya mencari nama Kenny dan tidak menemukannya, "Mana nomormu?"
Kenny menggeluarkan handphonenya dan menekan panggilan, handphone Ashley berbunyi dan tertera 'My Fiance' di layar, tiba-tiba saja Ashley langsung tersipu malu dan Kenny tersenyum lebar melihatnya.
Kenny pulang dari mengantarkan Ashley dan dia yakin semua anggota keluarga sedang menunggunya. Dia tersenyum mengingat pembicaraan dan tingkah Ashley selama perjalanan tadi, dan dia merasa hatinya benar-benar lega dan bahagia sekarang, dia bisa merasakan jika dia benar-benar menyukai Ashley, dan dia akan melakukan apapun untuk mendapatkan hati dan cinta gadis mungil itu.
Ternyata dugaannya keliru, saat dia tiba dirumah hanya Kayla yang menunggunya, "Mana yang lain mom?" tanyanya heran.
"Sudah mommy kirim ke kamar mereka masing-masing, mommy ingin mengobrol berdua denganmu tanpa gangguan mereka."
Kenny menatap mommynya dan tersenyum, bagaimana mungkin dia tidak mencintai mommynya jika dia memiliki mommy yang begitu mengerti putra dan putrinya. "Bukankah mommy menyuruhku mengikuti kata hatiku?"
"Jadi, apakah dia gadis yang menganggu hati dan pikiranmu?"
Kenny kembali tersenyum dan mulai menceritakannya "Pertama kali Ken bertemu dengannya saat dia sedang menemani anak-anak di ruang bermain rumah sakit, sejak saat itu Ken selalu ingin melihat atau mendengar suaranya, Ken selalu berharap bisa bertemu kembali dengannya, dan tanpa sengaja Ken bertemu dengannya di café saat Nathan mengajak kami untuk bertemu. Setiap kali Ken bertemu dengannya Ken merasa bahagia dan ingin melindunginya, Ken tidak tahu apa arti dari perasaan itu, apakah itu yang dinamakan cinta pada pandang pertama? Oleh sebab itu Ken masih ragu dan mommy mengatakan hal yang membuat Ken menyadari hal itu dan saat Ken akan mencari cara bagaimana mendapatkannya, kesempatan itu datang tiba-tiba dan Ken tidak akan melepaskan kesempatan itu. Bagaimana menurut mommy?"
"Akhirnya kamu bisa menemukan dan merasakan hal itu, mom bisa melihat Ashley anak yang baik dan mommy bisa melihat kesungguhanmu jadi mommy merestuinya hanya saja kamu tahu bagaimana penilaian daddy dan saudara-saudaramu, jika kamu memang yakin dengannya maka kamu harus memperjuangkannya walau mommy yakin kamu sudah menyelidiki tentang dirinya sampai kamu langsung mengambil keputusan itu di hadapan kami, jadi siapkan semuanya karena mereka akan menunggu penjelasanmu besok pagi."
"Mommy adalah yang terbaik, mom tenang saja Ken akan memperjuangkannya bukan hanya besok pagi tapi juga dikeluarganya."
"Berjuanglah, sekarang beristirahatlah dan mimpikan dirinya."
"Hahahaha, terima kasih mom sayang" Kenny memeluk dan memberi ciuman pada kedua pipi Kayla, dia sangat bersyukur memiliki mommy yang terbaik dan pengertian pada anak-anaknya.
