Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5 Terpana

Pesan yang diterimanya siang tadi membuatnya harus berada di kantor pusat Wakler corp, tepatnya ruangan Calvin Walker, saat Kenny tiba disana sudah berkumpul Kevin dan Kevan, Kenny yakin mereka akan membahas permasalahan Kelly.

Sebenarnya mereka tidak masalah jika Kelly berteman dekat dengan Ray tetapi menurut mereka Kelly masih terlalu muda untuk menikah, tepatnya mereka masih belum rela melepas adik perempuan mereka.

"Bagaimana menurutmu Ken?" tanya Kevin.

"Aku rasa Kelly sangat menyukai Ray, dan dengan sifat Kelly dia pasti akan melakukan hal-hal nekad jika kita terus melarangnya." kata Kenny, Kelly memang dekat denagnnya dan dia bisa melihat kesungguhan adiknya itu.

"Tapi dia masih terlalu muda untuk menikah, bahkan kamu juga belum memiliki kekasih." Kata Calvin, masih tidak rela putri bungsunya memiliki pria lain yang harus diperhatikan.

"Dad, jika kita terus bertahan seperti ini, aku yakin yang akan berbuat nekad bukan hanya Kelly tetapi mommy juga akan berbuat nekad." kata Kevan dan dibenarkan oleh saudaranya yang lain.

"Bagaimana jika kita memanggil Ray, dan melihat kesungguhannya? Jika dia memang benar-benar mencintai Kelly, aku rasa kita harus mengalah." Kata Kevin

"Aku juga memikirkan hal yang sama, dan daddy aku rasa kita harus merelakan Kelly dari pada mommy bertindak."

"Baiklah, suruh Ray kemari sekarang juga, supaya kita bisa segera menyelesaikan masalahnya, daddy tidak ingin malam ini tidur hanya diberi punggung oleh mommy cantik kalian." Kata Calvin dan Kevan segera mengubungi Ray, untung saja Ray langsung bersedia datang.

Mereka menunggu kedatangan Ray sambil bertukar cerita seperti biasa, membahas beberapa pekerjaan dan bisnis, meskipun Kenny tidak terlibat langsung dalam perusahaan, dia tetap mengikuti perkembangan perusahaan karena bagaimanapun dia juga memiliki saham disana, saham yang diberikan oleh great grandpa Graham dan tentu saja dari daddy mereka.

Setelah urusan dikantor Kevin selesai dan mereka akhirnya memutuskan mengijinkan Ray melamar Kelly, Kenny pulang ke penthousenya walau besok akhir pekan dan dia libur, dia tidak pulang kerumah orang tuanya karena Calvin mengultimatum supaya mereka tidak muncul dirumah selama akhir pekan, karena dia akan membawa istrinya pergi berlayar dan hanya ingin berduaan tanpa gangguan. Selain alasan itu Kenny juga memang ingin menghabiskan akhir pekannya untuk beristirahat dan menghabiskan waktu sendiri di penthousenya.

Akhir pekan dihabiskannya untuk melakukan hal-hal yang disukainya seperti berolahraga dan membaca, dan entah mengapa tiba-tiba saja dia berinisiatif untuk mencari keterangan tentang gadis mungil yang sekarang selalu ada dalam pikirannya. Dia membuka semua data karyawan café melalu laptopnya, Nathan membuatkan Kenny dan Oscar akses tidak terbatas untuk semua laporan dari café, yang tentu saja sangat jarang mereka gunakan, tetapi bagi Kenny saat ini apa yang Nathan siapkan sangat membantunya.

Dia mencari data karyawan café dengan nama Ashley, dia menemukan 3 karyawan dengan nama Ashley dan pada file ketiga dia menemukan gadis yang dicarinya, Ashley Elora Powel, putri tunggal Larry Powel dan tinggal di kota kecil yang ternyata cukup jauh dari kota ini, Kenny menemukan tidak ada nama ibu dalam file itu dan sedikit penasaran mengapa Ashley tidak menuliskan nama ibunya, apakah ibunya telah meninggal atau dia adalah putri adopsi?, rasa penasaran membuatnya ingin mengenal gadis itu lebih dekat lagi, dia hanya melihat bagaimana kedua kakak kembarnya mendekati istri mereka dulu dan dia tidak pernah mendekati wanita, karena yang ada selama ini para wanita yang mendekatinya dan membuatnya merasa tidak nyaman. Kenny mengambil teleponnya dan menghubungi seseorang, daripada dia penasaran mungkin lebih baik dia menyelidiki secara lengkap tentang gadis ini, dan mungkin hasil penyelidikan itu bisa membantunya untuk membuat keputusan terpenting dalam hidupnya.

"Daddy sayang, Ashley disini baik-baik saja. Dan ini liburan pendek Ashley mau menghabiskan waktu disini saja, nanti waktu libur panjang Ashley baru pulang biar bisa bermanja-manja dengan grandma dan daddy." Ashley sedang merayu daddynya untuk memberinya ijin tidak pulang kekota asalnya saat libur semester, sebenarnya dia ingin menghabiskan waktu liburnya dengan bekerja, saat libur begini dia bisa menambah jam kerjanya di café dan rumah sakit.

"Tapi bukankah kamu berjanji untuk pulang saat libur? Apakah kamu memiliki kekasih disana sampai kamu tidak ingin pulang?" tanya Lerry pada putri kesayangannya.

"Ashley sibuk daddy....dan tidak sempat mencari kekasih. Liburan kali ini Ashley ingin membantu auntie Mary di rumah sakit, disana banyak pasien anak-anak yang perlu dihibur."

"Baiklah, kali ini daddy tidak memaksa tetapi saat libur panjang nanti kamu harus pulang, tidak ada alasan apapun untuk membatalkannya."

"Bagaimana jika saat itu Ashley sudah dilamar seorang pria tampan? Apakah tetap harus pulang?" goda Ashley pada Lerry.

"Ya, walaupun saat itu kamu sudah menikah pun kamu harus pulang." Kata Lerry dengan nada kesal.

"Hahahaha, daddy kalau kesal begini sangat mengemaskan." Ashley malah menetawakan daddynya dan membuat daddynya yang memang pada dasarnya tidak bisa lama marah pada putrinya itu langsung ikut tertawa.

"Memangnya ada pria tampan yang tertarik pada anak kecil seperti dirimu?"

"Dadddyyyy!!!, anak kecil ini putrimu dan jangan kaget jika nanti suami Ashley adalah pria tinggi dan tampan."

"Daddy tunggu pembuktian kata-katamu itu."

Gantian Ashley yang kesal karena daddynya selalu menganggapnya sebagai anak kecil.

Kenny mengujungi café dimana gadis mungil itu bekerja, dia sudah mengakses jam kerja gadis itu dan tahu jika gadis itu sedang ada disana. Saat dia memasuki café seperti biasa penanggung jawab café yang sudah mengenalnya langsung menghampiri.

"Siang tuan, apakah anda ada janji dengan tuan Nathan?"

"Dia disini?" tanya Kenny kembali.

"Ya, tuan Nathan ada diatas."

"Saya hanya lewat dan ingin minum segelas kopi, bosmu tentu sibuk, saya tidak akan menganggunya."

"Oh....silahkan mencari tempat duduk dan saya akan meminta pelayan untuk melayani anda."

Ashley baru saja menutup telepon dengan daddynya dan melangkah kembali kedalam café karena jam istirahatnya sudah berakhir saat penangung jawab café melambai padanya, "Ashley, kamu layani tamu disana." Ashley mengangguk dan langsung mengambil buku menu.

"Selamat datang tuan, ada yang bisa saya bantu. Ini menu café kami silahkan anda memilih." Kata Ashley dan saat selesai meletakan menu dimeja dia menatap tamunya dan terpana. Tamu dihadapannya adalah pria yang sangat tampan, tatapan matanya terang dan membuat jantung Ashley berdetak lebih cepat, apalagi tatapan mata itu menatapnya tanpa berkedip, untung saja Ashley sadar jika dihadapannya ini adalah tamu café yang harus dilayaninya dengan baik.

"Tuan....tuan...." Ashley menyadarkan si tamu dengan melambaikan tangan mungilnya dihadapan tamunya yang kelihatannya sedang melamun.

"Berikan saya capucinno." Kata Kenny dengan cepat untuk menutupi rasa malunya karena terpana pada Ashley. Baru kali ini dia berhadapan dekat dengan gadis itu dan membuatnya terpana karena gadis mungil itu benar-benar cantik, dan kelihatannya jantungnya akan melompat keluar.

"Ada lagi?" tanya Ashley dengan senyum semanis gula.

"Tidak ada"

"Baiklah, akan segera saya antarkan pesanannya."

Kenny heran melihat tanggapan gadis itu, jika biasa para wanita langsung memperlihatkan ketertarikannya saat berhadapan dengannya, gadis ini berbeda dia mengacuhkannya. Memang kelihatannya dia sempat terpana padanya tetapi setelah itu dia kembali santai dan mengabaikannya, gadis yang unik dan yang paling membuatnya penasaran adalah gadis ini tidak mengenalinya.

Kenny sedang membalas pesan saat kursi didepannya ditarik dan Nathan duduk dihadapannya.

"Sejak kapan seorang dokter terkenal yang super sibuk bisa menyempatkan diri duduk menikmati segelas capucinno?."

Kenny hanya melihat sekilas pada Nathan dan kembali sibuk dengan hp nya, Nathan yang sudah tahu sifat sahabatnya hanya mengelengkan kepalanya.

"Kenapa tidak naik keatas?"

"Aku sedang membantu mengevaluasi kinerja karyawanmu."

"Hahahaha, sejak kapan kamu peduli tentang hal itu?"

"Sejak dulu hanya kamu saja yang tidak menyadarinya."

Nathan selalu kalah jika beradu kata dengan Kenny, apalagi dengan Kenny yang memasang mode acuh dan dinginnya.

"Akhir minggu depan Kelly akan bertunangan, jadi apakah itu artinya calonnya sudah lulus seleksi?"

"Menurutmu apakah jika dia tidak lulus seleksi dia bisa mengadakan acara pertunangan itu?"

"Hahaha, tentu saja tidak. Seperti biasa mommy Kayla meminta bantuan pelayanan dari café."

"Potongkan tagihannya kedalam rekeningku."

"Aku sudah yakin kamu akan mengatakan hal itu, dan aku juga mengatakan hal yang sama pada mommy Kay dan seperti biasa dia melarangku memasukkannya dalam tagihanmu."

"Alasannya?"

"Karena kamu butuh biaya untuk keluargamu kelak."

"Alasan yang tidak bisa diterima, abaikan saja."

"Tetapi aku penasaran, apakah benar kamu tidak tertarik pada seorang wanitapun sampai sekarang?"

"Apakah jika aku mengatakan aku sedang naksir pada seorang wanita kamu akan percaya?"

"Tidak."

"Ya sudah, kamu sudah mengetahui jawabannya jadi aku tidak perlu menjawab pertanyaanmu."

"Hahahaha, kamu selalu bisa memutar balik perkataanku. Ada pesan khusus untuk acara minggu depan?"

"Tanyakan langsung pada Kelly, aku yakin dia akan menggunakan kesempatan ini untuk memerasku dengan memilih menu-menu terbaik café."

"Aku juga yakin akan hal itu, mengingat kalian berdua memiliki sifat yang hampir sama."

"Aku harus kerumah sakit sekarang, ada panggilan darurat."

"Baiklah, hati-hati."

Seperti biasa Kenny atau Oscar jika datang ke café tagihan mereka akan dipotongkan pada rekening mereka, dan karena itu Kenny langsung berdiri dan saat dia akan mencapai pintu, tangannya ditahan, "Maaf tuan anda belum membayar pesanan anda."

Kenny hampir saja tertawa saat melihat raut kesal gadis yang menahannya, "Oh, maaf saya lupa."

Nathan yang melihat kejadian itu menghampiri mereka dan saat dia akan menegur pelayannya yang rupanya tidak mengenal Kenny, dia malah melihat Kenny mengeluarkan dompetnya dan selembar uang dengan nominal besar.

"Apakah tuan tidak ada uang pas?"

"Kembaliannya tips untukmu" sahut Kenny santai dan langsung melangkah kelaur café sebelum Ashley sadar dari terkejutnya karena menerima tips yang sangat besar.

Nathan tersenyum, melihat keusilan sahabatnya. Sahabatnya yang satu ini memang selalu penuh kejutan, dibalik sifat seriusnya Kenny memiliki tingkat keusilan yang cukup tinggi, itulah yang menyebabkan dia dan kembarannya sangat cocok apalagi saat sifat usil mereka berdua kambuh, namun Kenny sangat pandai menutupi keusilannya dengan tampangnya yang dingin dan acuh.

Didalam mobil Kenny tidak bisa menahan tawanya, dia mengingat bagaimana kesalnya raut wajah gadis itu saat dia akan meninggalkan café tanpa membayar, apalagi saat melihat wajah terkejutnya karena menerima tips yang besar dan satu hal yang dipelajari Kenny, gadis itu gadis yang benar-benar polos dan setiap kali dia bertemu dengan gadis ini suasana hatinya selalu gembira, bahkan selama perjalanannya ke rumah sakit dia selalu tersenyum dan baru memasang tampang dinginnya saat turun dari mobil.

Ashley menatap uang yang ada ditangannya dengan bingung sampai pengawas café menghampirinya, "Mengapa kamu menagihnya? Apakah kamu tidak mengenalnya?"

"Kenal? Siapa? Dia memesan minuman tentu saja dia harus membayar."

"Kelihatannya aku salah karena tidak menjelaskannya padamu. Dia adalah salah satu dari 3 pemilik café kita dan biasanya jika mereka memesan disini tagihan akan dimasukkan dalam rekening mereka."

"Astaga....aku salah...maafkan saya....jadi bagaimana ini? uang ini?" Ashley panik, mengapa dia bodoh sekali dan tidak menyadari jika dia adalah rekanan bos besar mereka padahal tadi mereka duduk bersama.

"Bukankah dia mengatakan sisanya untukmu, terima saja bagi dia ini adalah uang kecil."

"Tetapi aku tidak bisa menerima uang ini, apakah dia sering kemari? Akuakan mengembalikanya dan meminta maaf."

"Dia yang paling jarang kemari dan biasanya dia datang hanya jika mereka bertiga ada pertemuan, hari ini dapat dikatakan hari bersejarah, dia datang dan duduk dicafe."

"Itu artinya dia masih akan datang kemari lagi, aku akan menunggu dan mengembalikan uang ini."

"Terserah kamu saja. Oh ya, apakah akhir pekan ini kamu bisa membantu café? Kita mendapat tugas untuk menyiapkan snack dan minuman pada sebuah pesta pertunangan."

"Jam berapa?"

"Jam 4 sore."

"Wah....aku ingin membantu tetapi jam 3.30 aku baru bisa meninggalkan rumah sakit."

"Tidak masalah acara baru akan dimulai pukul 7 malam, jadi usahakan kamu datang sebelum jam 6 untuk pembagian tugas."

"Benarkah? Aku akan boleh datang terlambat? Aku akan mengusahakan secepat mungkin tiba disini."

"Acaranya bukan disini, aku akan segera mengirimkan alamatnya kepadamu. Ingat jangan sampai terlambat, mengingat ini acara yang sangat penting."

"Siap!!!, aku janji tidak akan terlambat."

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel