Bab 4 Mulai Memikirkannya
Kenny keluar dari ruang operasi setelah berada didalamnya hampir 5 jam, saat seorang perawat berlari menghampirinya, "Dok, dokter Oscar membutuhkan anda di unit gawat darurat."
"Ada apa?" tanya Kenny dengan nada dingin seperti biasa.
"Ada pasien anak yang mengalami kecelakaan, dan sedang dalam perjalaan menuju kemari."
"Ok." Kenny lelah tetapi jika Oscar sampai memintanya khusus itu artinya pasien yang akan datang ini dalam kondisi gawat dan butuh penanganan dengan segera. Kenny berjalan dengan cepat menuju ke ruang unit gawat darurat , saat ekor matanya menangkap bayangan seorang gadis yang beberapa hari ini selalu ada dalam pikirannya, dia menoleh dan dia melihat gadis itu hilang di lorong lift. Dalam hati Kenny hanya berharap dia masih sempat melihat gadis itu sebelum gadis itu meninggalkan ruang bermain.
Sesampainya dia di unit gawat darurat, Oscar langsung menariknya ke depan menyambut mobil ambulance yang baru saja tiba sambil menjelaskan semua kondisi yang diketahuinya dari laporan para medis.
Mereka melakukan serah terima dengan cepat, Kenny melihat korban kecelakaan adalah seorang anak perempuan berusia kurang lebih 5 tahun, "Dimana keluarganya?" tanya Kenny.
"Polisi masih mencari orang tua korban dan tersangka yang menabraknya."
"Tabrak lari?" tanya Oscar.
"Ya."
Kenny hanya diam, dalam hati dia marah karena kasihan pada anak perempuan ini, untung saja korban cepat ditolong dan dibawa kerumah sakit, dan sekarang mereka harus berjuang untuk menyembuhkan korban.
Kenny berjalan menuju ruangannya, dia benar-benar lelah 2 operasi , tetapi masih ada satu jadwal operasi yang cukup besar yang harus dikerjakannya, dalam waktu 3 jam kedepan dan dia masih harus melakukan kunjungan kontrol pasien dan membuat laporan, dan kelihatannya dia terpaksa lembur lagi malam ini. Dia menyukai profesinya dan bagi dia bisa menyelamatkan nyawa pasien adalah satu kebahagiaan dan karena itu, selelah apapun dia akan tetap berusaha melakukan yang terbaik, Kenny bersyukur orangtua dan semua saudaranya mendukung apapun yang disukainya dan hal itu memberi semangat untuknya. Kenny kembali melewati ruang bermain anak, walau dalam pikirannya dia berkata mungkin saja gadis itu sudah menyelesaikan tugasnya dan pulang tetapi hatinya tetap memerintahkan kakinya melangkah menuju ruangan itu.
"Ashley, apakah kamu ada waktu sampai sore hari ini?" tanya Mary yang menghampir Ashley saat melihatnya keluar dari ruang bermain.
"Ada auntie, apakah ada yang harus kukerjakan?" jawab Ashley santai, dia memang tidak memiliki kegiatan hari ini, dan berkumpul dnegan anak-anak membuatnya senang.
"Maukah kamu menghibur satu pasien baru dan menemaninya sampai grandmanya datang, dia korban kekerasan rumah tangga dan kelihatanya dia sedikit mengalami trauma, sejak kemarin dia tidak mau berbicara, mungkin kamu bisa membuatnya berbicara."
"Kasihan sekali, aku akan menemaninya dan semoga saja bisa membuatnya berbicara kembali."
"Ayo auntie antarkan kamu menemuinya." Mary mengantarkan Ashley keruangan dimana pasien yang dibicarakannya tadi dan saat Ashley melihat pasien itu hatinya sangat sakit, bagaimana mungkin orangtuanya tega melakukan kekerasan pada seorang anak kecil. Mary memperkenalkan Ashley, dan anak itu hanya diam dan tidak melepaskan tatapannya dari jendela, Ashley meminta Mary meningalkan mereka, dia akan mencoba mengajaknya bercakap-cakap, setelah satu jam lebih Ashley tidak ditanggapi oleh anak itu, dia sudah hampir menyerah saat tiba-tiba dia teringat sesuatu, dengan cepat dia berdiri dan berlari keruang bermain, perawat yang melihatnya berlari hanya meneriakinya untuk berhati-hati, mereka sudah mengenal bagaimana cerobohnya Ashley apalagi kasus dia menabrak gunung es.
Ashley mengambil beberapa buku cerita bergambar dan dengan cepat dia kembali berlari kembali keruangan anak itu, tanpa Ashley sadari sepasang mata mengikuti semua kegiatannya sejak dia berlari masuk keruang bermain.
"Sore dok." Sapa Mary yang akan menuju ke unit anak dan melihat Kenny berdiri disana, Mary melihat tatapan dingin Kenny dan berpikir apakah dokter tampan ini marah karena melihat kelakukan Ashley tadi, "Maafkan kelakuan keponakan saya yang berlari-lari di lorong, saya meminta bantuannya untuk menghibur salah satu pasien anak karena dia sangat suka bermain dengan anak-anak."
Kenny melihat ke suster Mary, dia mengetahui jika suster dihadapannya adalah suster kepala di unit anak, "Keponakan anda?" tanya Kenny heran.
"Oh, tepatnya dia putra dari sahabat kakak saya. Saya diminta untuk menjaganya selama dia kuliah disini."
"Ok." Jawab Kenny singkat dan langsung melanjutkan langkahnya menuju keruangannya dan Mary hanya bisa terpana karena tidak menyangka Kenny yang biasanya menyukai ketenangan tidak marah saat melihat Ashley berlarian di lorong rumah sakit.
Saat Kenny keluar dari lift dia melihat gadis yang dicarinya sedang berlari menuju ruang bermain, dia mendengar seorang suster memperingatinya untuk tidak berlari, Kenny pun juga hampir melakukan hal yang sama tetapi dia menahannya, kelihatannya gadis ini memang disukai di unit anak ini. Kenny melihat gadis itu mengambil beberapa buku dan terburu-buru keluar dan kembali berlari untuk kemudian menghilang disebuah kamar rawat. Kenny terkejut saat Mary menyapanya, dan meminta maaf untuk gadis itu yang ternyata adalah kenalannya, dia juga heran biasanya dia tidak menyukai orang umum berlarian di lorong rumah sakit, karena dia hanya kuatir jika terjadi tabrakan atau menghambat perawat yang juga terburu-buru. Tetapi saat melihat gadis itu berlari, dia tidak marah tetapi kuatir jika gadis itu jatuh atau tersandung dan lega saat melihat gadis itu selamat sampai tujuannya, satu hal lagi yang disadarinya adalah rasa lelahnya langsung hilang saat melihat gadis itu, bahkan dia sempat tersenyum saat matanya melihat gadis itu, yang dipikirnya sudah meninggalkan rumah sakit.
Kenny tidak mengerti perasaan yang dirasakannya pada gadis itu, dia begitu ingin melihat gadis itu dan mendengar suaranya, ada sesuatu pada diri gadis itu yang membuat hatinya bergetar, apakah ini yang dimaksud oleh keluarganya sebagai jatuh cinta pada pandang pertama? Selama ini dia hanya mendengar cerita dari daddy dan kedua kakak kembarnya, mereka semua bertemu dengan pasangan mereka pada pandang pertama dan memperjuangkan cinta mereka, apakah dia juga akan mengalami hal yang sama?
Entah mengapa pikrian tentang gadis itu tidak bisa lepas dari benaknya, Kenny berdiri dan keluar dari ruangannya, dia melangkah menuju pintu dimana gadis itu menghilang.
Ashley menunjukkan gambar-gambar dalam buku yang dibawanya, dia mencoba mengambil perhatian dari anak yang duduk dihadapannya, dia menceritakan apa yang ada dalam buku itu sambil memperagakannya, Ashley yakin dia bisa membuat anak ini kembali berbicara. Anak itu mulai mengalihkan pandangannya ke buku yang ada dihadapannya, Ashley melihat hal itu dan tersenyum, dia melihat anak itu mengerakan tangannya menyentuh gambar yang ada dihadapannya, Ashley langsung dengan semangat menunjukkan dan bercerita untuk meanrik perhatian anak itu. Setelah hampir 30 menit dia bercerita anak itu mulai menunjukan interaksinya, Ashley terus bercerita sampai akhirnya anak itu bertanya dan membuat senyum Ashley semakin lebar.
Ashley senang melihat anak itu mulai menanggapinya dan seseorang yang berdiri didepan pintu senang melihat senyum diwajah Ashley, Kenny tersenyum melihat interaksi kedua orang itu dan dia tidak menyesal telah memutusakn menuju keruangan itu, walau dia bisa merasakan tatapan heran dari para suster, sebelum gadis itu menyadari dia memperhatikannya dia keluar dari kamar itu dan melangkah menuju ruangan dimana pasiennya berada untuk menghilangkan tatapan heran dari para perawat disana, untung saja dia memang mempunyai pasien yang harus dikunjunginya disana dan kelihatannya dia mungkin akan melanjutkan dan menyelesaikan semua kunjungannya sekarang, sebelum kelakuannya tadi sampai ditelinga sahabatnya yang tentu saja akan segera mencecarnya dengan seribu satu pertanyaan interogasi.
Mary tersenyum melihat keberhasilan Ashley mengajak pasiennya berbicara, bahkan Ashley berjanji untuk mengunjungi anak itu kembali, walau ada sedikit rasa kuatir karena dari informasi yang dia dengar tadi dokter Kenny mampir diruangan tempat Ashley berada sebelum dia mengunjungi pasiennya untuk pemeriksaan rutin.
"Apakah tadi ada dokter yang meneggurmu?" tanya Mary pada Ashley saat mereka berada dikantin rumah sakit.
"Meneggurku? Kenapa?"
"Karena kamu tadi berlarian dilorong dan dia melihatmu, dia termasuk dokter yang ditakuti dirumah sakit ini, tepatnya disegani karena aura yang dipancarkannya dan kewibawaannya."
"Tidak ada dokter yang meneggurku, pasti dokter itu sudah tua dan aku bisa membayangkan rambutnya yang memutih dan mulai menipis sehingga menampilkan kulit kepalanya. Apakah dia juga menggunakan tongkat untuk berjalan?"
Mary tertawa mendengar perkataan Ashley, "Hush....kamu benar-benar tidak melihatnya? Bukankah kamu pernah menabraknya?"
"Aku menabraknya? Kapan?"
"Kamu tidak ingat? Kasus kamu menabrak gunung es?"
"Maksudnya? Aku ingat dokter Melinda mengatakan aku menabrak gunung es walau aku heran mengapa ada gunung es di rumah sakit, tetapi untung saja aku tidak karam setelah menabrak gunung es itu seperti kapal Titanic."
"Astaga Ashley....kamu benar-benar polos. Yang kamu tabrak itu dokter Kenny, dokter yang terkenal dingin sampai dia dijuluki gunung es, dan dia bukan dokter tua keriput seperti gambaranmu tadi, tapi dia dokter muda yang tampan, dan terkenal tidak pernah ada wanita yang bisa mendekatinya."
"Oh ya? Apakah dia penggemar sesama jenis?"
Mary tertawa semakin keras, dia benar-benar tidak menyangka jika Ashley memang polos dan lugu, dan lucunya jika orang lain mendengar kata dokter muda dan tampan akan tertarik, Ashley sama sekali tidak tertarik bahkan menuduh dokter Kenny sebagai penyuka sesama jenis, Mary tidak membayangkan bagaimana jika dokter Kenny mendengar apa yang dikatakan Ashley tadi, bukankah dia akan marah dan kemungkinan Ashley tidak boleh bekerja sampingan disana lagi.
"Jaga perkataanmu Ashley, jika dia mendengar perkataanmu aku kuatir dia akan melarangmu bekerja disini."
"Apakah dia memiliki kuasa untuk memecatku?."
"Selain sebagai dokter bedah saraf di rumah sakit ini, dia juga menjabat sebagai salah satu direktur rumah sakit, jadi tentu saja dia berhak memecatmu."
"Kenapa auntie baru mengatakannya sekarang?" Ashley memandang kesekelilingnya.
"Kamu mencari apa?"
"Apakah auntie yakin dia tidak ada disini dan mendengar pembicaraan kita?"
"Hahahaha, tidak ada. Tetapi mulai saat ini berhati-hatilah dan jaga sikapmu."
"Tentu saja, aku akan berhati-hati dan lebih baik aku tidak bertemu dengannya, dan aku tidak boleh bekerja ditempat menyenangkan ini."
"Baguslah jika kamu mengerti, tapi kamu apakah kamu benar-benar tidak menyadari dia ada dikamar rawat itu?"
"Auntie tahu sendiri jika aku sedang fokus dengan satu hal, aku tidak memperhatikan sekelilingku, jadi aku tidak menyadari jika ada yang memperhatikanku."
"Ohh....baiklah, jangan berlari-lari lagi di lorong rumah sakit apalagi di lantai kita, karena ruangan dokter Kenny juga berada dilantai itu."
"Siap auntie, aku akan berhati-hati."
