Bab 7
Setelah beberapa hari mereka dijakarta karena ada beberapa hal yang mesti ali selesaikan dan menjelaskan beberapa hal ke evan mengenai kantornya yang kini akan diwakili oleh evan sebagai tangan kanan ali.
Dan kini ali dan prilly pindah ke bandung, dan menempati rumah bekas orangtuanya dika dan digo. Sesampainya didepan rumah yang terlihat sederhana tetapi terawat, keluarlah seorang laki-laki muda dengan postur tubuh tinggi dan putih wajahnya yang tampan tapi masih tampan ali, diikuti seorang wanita dengan menggendong seorang anak laki-laki. Pria itu langsung memeluk ali
"kak dika apa kabar?" Tanya ali saat melepas pelukan laki-laki itu
"alham baik" dika berallih memeluk prilly dan giliran dengan wanita yang menggendong seorang anak tadi.
"gimana honeymoonnya? Menyenangkan?" Tanya dika
"sangat menyenangkan" sahut ali merangkul prilly
"apa pesanan mbak sudah ada? Adiknya reza" sahut wanita itu tak lain adalah sinta istrinya dika membuat prilly merona
"mbak apaan sich" sahut prilly
"sekarang belum sich mbak, tapi ali yakin gak akan lama lagi tumbuh disini" sahut ali mengelus perut prilly membuat prilly semakin merona
"sudah, ayo masuk.. kasian prilly makin merah wajahnya" goda dika dan mempersilahkan masuk
Ali dan prilly mengikuti dika dan sinta masuk kedalam rumah
"ini belum diberesin semuanya, aku baru dapet kunci rumah ini kemarin dari evan dan baru nyampe tadi pagi" sahut dika
"ya gpp lah bang, nanti biar aku dan prilly yang membereskan. Abang mau tinggal disini juga?"
Tanya ali
"ngguk li, abang tinggal dirumah tantenya sinta gak jauh dari sini ya mungkin kita akan disini dulu 2 sampai 3 bulan buat bantu kamu membangun bisnis restaurantmu"
"kalau selama itu, kenapa gak tinggal disini aja mbak, kan disini juga masih ada kamar kosong" sahut prilly
"aghh ngguk usah prill, mbak gak mau ganggu pengantin baru" goda sinta membuat prilly kembali merona
Ali menatap sekeliling yang masih ditutupi kain putih, dika mengambil kain putih yang menutupi barang-barang. Hingga mata ali tertuju pada foto keluarga yang dipajang diruang tengah. Ali berjalan mendekati foto itu membuat dika, sinta dan prilly mengikutinya.
Ali menatap setiap manik wajah didalam foto itu yang tak lain adalah foto hermawan, digo dan dika dengan pakaian jas resmi berwarna hitam
"itu foto saat ayah berulang tahun" sahut dika
"gw baru tau wajah bokap gw yang gak gw kenal selama 26 tahun ini, wajah digo... gw memang mirip dengannya kita kembar tapi masih ada perbedaannya. Keluarga yang gak gw kenal sampai mereka pergi juga" sahut ali tersenyum pahit Prilly menatap ali dengan sedih.
Setelah membereskan semua kain putih yang menutupi barang diruang tengah, ruang tamu dan dapur. Kini prilly beranjak kekamar lantai atas, prilly membuka pintu dan terlihat ruangan yang cukup luas dan minimalis dengn warna biru tua dan putih, banyak lukisan-lukisan indah dan prilly tertegun dengan foto yang dipajang diatas meja dekat tempat tidur. Prilly mengambilnya dan menatapnya
"digo..." gumam prilly membelai foto digo yang terlihat sedang tersenyum, prilly terlalu fokus dengan foto digo tanpa mengetahui kedatangan ali yang kini sedang memperhatikan prilly
"khemm" ali berdehem membangunkan lamunan prilly, membuat prilly langsung salting melihat ali dan segera menyimpan kembali foto digo diatas meja
"se...sejak kapan kamu disana li?" sahut ali gugup
"sejak kamu memperhatikan foto digo" sahut ali datar
"ali.. maaf tadi aku-"prilly terdiam bingung harus jawab apa
"gpp, aku paham... kamu kangen sama digo yah, besok kita ziarah kemakamnya yah" sahut ali membelai kepala prilly dan tersenyum membuat prilly terpaku
"kamu gak marah?" Tanya prilly
"kenapa mesti marah sich sayang, aku ngerty xxo.. lagian aku gak mungkin cemburu sama adik kandung aku sendiri" sahut ali tersenyum
"makasih yah sayang" sahut prilly membelai pipi ali
*
Prilly dan sinta sibuk memasak didapur ditemani kelucuan dari reza anak sinta dan dika yang baru 4tahun. Sedangkan ali dan dika sibuk membereskan rumah dan mengganti beberapa barang yang sudah tidak dipakai.
***
