Bab 11
Prilly dan ali pergi ke trans studio. Sesampainya disana prilly sangat bahagia seperti anak kecil yang sudah dipenuhi keinginannya, ali ikut tersenyum melihat kebahagiaan istrinya itu. Disana banyak wahana dan tempat permainan lainnya yang mereka naiki dan lihat. Ali yang slalu dipaksa untuk menaiki salah satu wahana permainan untuk anak-anak dan dengan berat hati dan terpaksa ali pun menurutinya. Hingga malam hari setelah lelah berjalan-jalan dan bermain. Prilly diatas motor tertidur kebahu ali membuat ali kaget dan segera memegang tangan prilly dengan tangan kirinya dan memperlambat laju motornya karena takut prilly terjatuh.
Hingga tanpa terasa mereka sampai didepan rumah ali, dan ali segera menggendong prilly dan merebahkannya diatas tempat tidur, dan alipun segera merebahkan badannya disisi prilly.
*
Seminggu sudah berlalu, dan ali slalu siaga disamping prilly untuk memenuhi ngidam prilly yang macem-macem. Ada juga yang sangat menyiksa ali, prilly menginginkan buah dukuh dan membuat ali seharian hingga pulang jam 12 malam mencari buah dukuh kemana-mana dan keluar kota meminta bantuan teman-temannya karena saat itu bukan musimnya buah dukuh dan akhirnya ali memesan via online kedaerah tasikmalaya dan Palembang. Dan bukan hanya ngidam saja tetapi mood prilly yang sering berubah-ubah membuat ali harus ekstra sabar menghadapinya.
Dan hari ini ali dan prilly sedang berkemas karena akan pergi ke Jakarta untuk menghadiri acara pertunangan mila dan Kevin. Hingga 30 menit kemudian evan datang menjemput prilly dan ali.
"assalamu'alaiku every body" sahut evan yang langsung nyelonong masuk kedalam rumah dan menghampiri ali dan prilly yang sedang sarapan
"kebiasaan loe langsung nyelonong aja" sahut ali
"ya abisnya pintu gak dikunci ya gw langsung masuk aja, hallo prill. Gimana kabar loe?" sahut evan seraya menyalami prilly
"alham baik van, loe sendiri gimana?" sahut prilly dan evan langsung duduk ditengah-tengah mereka
"kayak yang loe liat, gw slalu sehat dan bahagia,hhhe" sahut evan seraya menyomot roti.
"loe gak nanyain kabar gw apa? Cuma istri gw aja?" sahut ali datar
"ya klo loe gak perlu ditanya, orang loe gitu-gitu aja....hhhaa"ledek evan membuat prilly ikut terkekeh
"kampret loe" ali melempar roti ditangannya kearah evan
"ekhh ali, itu makanan jangan dilempar-lempar gitu" tegur prilly
"bener tuch kata prilly, gak boleh buang-buang makanan" sahut evan nyengir kuda
"iya iya dech maaf" sahut ali mengalah karena melihat prilly melototinya
"hhhhhhaaaaa,, sekarang loe jadi susis yah bos" evan tertawa puas melihat ali yang langsung terdiam karena pelototan prilly
"gw susis karena gak mau debat aja, prilly lagi sensi sekarang ini karena bawaan bayi nya jadi gw sebagai suami siaga harus menurutinya" sahut ali santai
"WHATTTT? Bayiiiiii????? Jadi gw bakalan punya keponakan nich?" sahut evan antusias dan mendapat anggukan dari prilly dan ali berbarengan.
"wahhhh asyikkkkkk,,, gw akan jadi ommmm" sahut evan hendak memeluk prilly tapi ali segera menarik kerah baju bagian belakang evan.
"mau ngapain loe?" sahut ali
"ya mau ngucapin selamat ke prilly dan memeluknya... emang ada yang salah?" sahut evan
"enak zz loe maen meluk-meluk bini gw, mau gw bogem loe?" sahut ali mengacungkan kepalan tangannya membuat evan ngeri
"ampun dech,, ya udah gw meluk loe aja yah" evan langsung memeluk ali dan mencium pipi ali membuat ali geram
"kampret loe, ngapain cium gw? Jijjik gw dicium loe" ali sewot sambil mengusap-ngusap pipinya membuat prilly tertawa puas
"ya kan ngucapin selamat, daripada ke bini loe gw dapet bogem kan jadi mending ke loe aja. Lagian gw kangen banget sama bini gw" sahut evan nyengir
"Najis loe,,, ayo sayang kita berangkat" ali beranjak dan membantu prilly berjalan meninggalkan evan yang masih tertawa.
*
"loe tega banget sich duduk dibelakang li, gw udah kayak sopir pribadi kalian aja" keluh evan yang saat ini sedang menyetir sedangkan ali dan prilly duduk dibelakang.
"siapa suruh loe tadi nyosor ke gw, mending dicium bini gw daripada loe... najis banget" ali bergedik
"tega loe li," sahut evan manyun dan prilly tertawa
"nikmatin aja posisi loe sekarang, daripada gw turunin jabatan loe jadi bener-bener sopir kantor. Mau loe?" ancam ali
Evan akhirnya diam, hingga tanpa terasa mereka sampai dikediaman rumah mama dan papa prilly, prilly dan ali keluar diikuti evan dan pembantu yang membawa barang-barang ali dan prilly, didepan pintu sudah ada mama dan papa prilly juga mami resi ada disana.
"hallo sayang" sahut mama memeluk prilly dan mencium kedua pipi prilly, bergiliran dengan papa dan mami ali, begitupun ali.
"ayo masuk nak" sahut papa prilly
Kini ali, prilly, mama, papa, mami dan evan duduk diruang tamu dengan beberapa hidangan tersaji disana.
"gimana kabar kalian berdua?" Tanya resi
"kayak yang mami liat, kami baik-baik saja dan bahagia" sahut ali seraya merangkul prilly
"syukurlah sayang, papa sangat khawatir memikirkan kalian yang ingin hidup berdua dan tanpa fasilias apa-apa dari kami" ujar papa
"kami hanya ingin mandiri pa, lagian alham sekarang resto ali sudah mulai ramai" sahut prilly
"iya tapi tetap saja kami khawatir" sahuut mama
"mama, papa dan mami tenang aja.. ali pasti bertanggung jawab dan gak mungkin menelantarkan istri ali. Ali hanya ingin menjalani semuanya dari nol. Ingin belajar menjadi seorang wiraswasta yang sesungguhnya " sahut ali membuat ketiga orang paruh baya itu mengangguk pasrah
"oya ma, pa, mi. illy dan ali punya kabar baik buat kalian?" sahut prilly tersenyum
"kabar baik apa sayang?" Tanya mama penasaran
"ali dan illy 8bulan lagi akan mempunyai seorang bayi" sahut prilly tersenyum
"hah???? Apa kalian menyewa wanita lain untuk hamil? Atau kalian mau mengadopsi anak?" sahuut resi sewot dan membuat evan tertawa
"yaelah mami, gak gitu juga kali. Emang ali sama prilly ada masalah apa... maksunya 8bulan lagi akan lahir bayi mungil dari perut prilly" sahut ali seraya mengusap perut prilly
"jadi kamu hamil sayang?" sahut mama dan mendapat anggukan dari prilly dan ketiga orangtua paruh baya itu mengucapkan syukur dan bahagia. Mama segera memeluk prilly dengan sayang.
"kalau gitu selama kamu hamil, kamu tinggal dijakarta aja yah biar mami dan orangtua kamu bisa ngerawat kamu" sahut resi membelai kepala prilly
"jangan dong mi, nanti ali di bandung sama siapa? Mami tega ngebiarin ali sendiri selama 9 bulan" sahut ali cemberut
"ya kan kamu bisa pulang kesini seminggu sekali" jelas mami
"mamiiiiii bandung Jakarta itu jauh mi, ali capek kalau tiap minggu harus bolak balik bandung Jakarta mi... trus kalau dijakarta nanti ali gak bisa melakukan kewajiban ali sebagai suami, masa ali harus berendam air dingin terus,, gak mau gak mau gak mau" cerocos ali seperti anak kecil membuat papa, mama dan evan terkekeh sedangkan prilly merona mendengarnya
"ya mami, lagian illy juga gak bisa jauh dari ali. Illy juga kan harus tetap melakukan kewajiban illy sebagai istri, meskipun lagi hamil juga. Lagian ali pasti jaga illy xxo, mami tenang aa yah"jelas prilly dan membuat ali tersenyum puas
"ya uda kalau gitu, tapi kamu jangan sampai kecapean yah sayang." Ucap resi mengelus kepala illy " dan kamu harus jagain prilly, awas kamu nyakitin dan buat dia kecapean li"
"iya mih, pasti ali jagain prilly xxo" sahut ali
Perbincanganpun berlanjut terus mengenai resto ali dan beberapa hal lainnya mengenai kehamilan prilly.
***
