Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 8 Penyusup

Bab 8 Penyusup

Tolong ...! Tolong …!

Mendengar terikan Raya yang menggema di keheningan malam membuat asisten di rumah itu berdatangan ke kamar Raya untuk melihat apa yang telah terjadi. Terutama Hero yang sudah sampai paling pertama.

“Miss ada apa?” tanya Hero sambil melihat Raya yang ketakutan.

“A-ada, i-itu,” jawab Raya yang susah menjelaskan apa yang baru saja ia lihat. Wanita itu hanya menunjuk ke arah jendela kamarnya yang terbuka.

Hero segera memeriksa jendela, tetapi ia tidak melihat apa pun di sana. Akhirnya Hero memutuskan untuk keluar dan memeriksa keadaan sekitar rumah itu. Angin berembus dingin membalut tubuh Hero yang hanya mengenakan kaos tipis. Namun, Lelaki itu tidak peduli. Ia terus menelisik dengan saksama setiap sudut rumah Raya yang besar. Bahkan Hero terlihat menyibak pepohonan rindang yang berada di sekitar taman. Siapa tahu ada yang bersembunyi di sana, tetapi Hero tidak melihat apa pun juga.

Lelaki itu kemudian menuju ke pos penjagaan, ia bermaksud untuk bertanya kepada security yang sedang bertugas malam ini. Alangkah terkejutnya Hero melihat petugas keamanan itu sedang tertidur pulas.

Brakk …!

Hero terlihat menggebrak meja sehingga security itu melonjak kaget. Sambil mengucek-ngucek matanya lelaki itu kemudian melihat Hero yang sedang menatapnya dengan tajam.

“Ada apa Bang?” tanya security itu dengan heran melihat kedatangan Hero.

“Apakah kamu tahu jika baru saja ada seseorang yang menyusup masuk ke kamar Miss Raya?” tanya Hero dengan serius.

“Sepertinya, aman Bang,” jawab security itu sambil mengecek CCTV di hadapannya.

“Aman apa? Kenapa CCTV itu kamu matikan?” tanya Hero dengan penuh selidik.

“Ti-tidak tahu Bang, kenapa kabelnya bisa lepas dari stop kontak,” jawab security itu gugup sambil mencolokkan kembali.

“Alasan saja, bagaimana kamu bisa tahu kalau tidur begitu,” sahut Hero sambil kembali masuk ke dalam rumah.

Sementara itu di dalam kamar Raya, Yuyut terlihat sedang menenangkan majikannya yang masih terlihat ketakutan. “Tenang Miss, ga ada apa-apa!” seru Yuyut sambil menutup jendela kamar Raya dan menguncinya dengan rapat. Lalu ia membuka tali pengikat gorden sehingga tidak terlihat ke luar jendela.

“Bagaimana aku bisa tenang Yut, tadi aku lihat sendiri ada orang yang masuk ke kamar ini,” sergah Raya yang masih terlihat gemetaran, “Hero mana?” tanya wanita itu.

“Bang Hero sedang mengecek keadaan di luar Miss,” jawab Yuyut yang membuat Raya sedikit lebih tenang.

“Aku bisa gila kalau begitu terus, Yut, pembunuh itu sudah berani datang langsung ke kamarku,” ujar Raya sambil menjambak rambutnya.

“Tenang Miss, ada Bang Hero yang akan melindungi!” ujar Yuyut sambil mengelus punggung Raya agar wanita itu jadi tenang.

Raya tampak menggigit kuku, ia sangat takut sekali membayangkan jika tadi dirinya sudah tidur. Pasti orang itu sudah menembak dirinya seperti mendiang Tuan Ado. Raya merasa beruntung tadi ia pergi ke kamar Hero kalau tidak entah apa yang telah terjadi dengannya.

Tiba-tiba Hero datang dan mengatakan, “Di luar aman Miss, tidak ada apa-apa.”

“Hero, aku takut sekali,” ungkap Raya sambil memeluk tubuh kekar lelaki itu.

Untuk memberikan rasa aman, terpaksa Hero membalas pelukan Raya sambil berkata, “Tidak ada apa-apa Miss, aman kok.” Tangan kekar lelaki itu tampak mengelus punggung Raya.

Sementara itu Yuyut tampak menggaruk rambutnya yang tidak gatal melihat adegan mesra itu, “Hem …” Yuyut sengaja berdehem untuk menyadarkan Miss Raya dan Hero jika di situ ada dirinya.

Menyadari hal itu, Raya segera melepas pelukannya dan menatap Yuyut dengan sedikit malu.

“Kamu sudah cek, CCTV di luar rumah?” tanya Raya kepada Hero.

“Sudah, tetapi sayang CCTV itu tidak tersambung ke stok kontak,” jawab Hero menjelaskan.

Raya tampak mengernyitkan dahinya dan bertanya lagi, “Kok bisa, bukannya ada petugas security yang sedang mengawasi?”

“Petugas itu tidur Miss, jadi ia tidak tahu jika CCTV di luar rumah ini mati. Jadi kita tidak bisa melacak siapa tadi yang telah menyusup dan ke arah mana perginya,” Jelas Hero kemudian.

“Apa, tidur?!” tanya Raya tidak percaya mendengar security bisa tidur saat menjalankan tugasnya. Wanita itu terlihat sangat murka sekali dan berseru kepada Yuyut, “Panggil security itu menghadapku sekarang juga!”

“Maaf Miss, sudah malam. Bagaimana kalau besok pagi saja? Lebih baik sekerang Miss tidur untuk menenangkan diri,” saran Yuyut yang merasa mulai mengantuk.

“Benar apa yang telah dikatakan Yuyut, lebih baik sekarang Miss tidur dan kita akan urus semua besok pagi!” sahut Hero sependapat dengan Yuyut.

“Baiklah, tetapi aku tidak mau tidur sendiri,” ujar Raya menerima saran dari Yuyut dan Hero.

“Oke, kalau begitu Eike akan tidur di sini temani Miss ya!” tawar Yuyut sambil hendak menuju ke Sofa.

Sambil menggeleng Raya berseru, “Yut, kamu kembali saja ke kamarmu! Aku ingin Hero yang menemaniku.” Wanita itu menolak Yuyut yang tidur di kamarnya.

“Apa?” tanya Yuyut sambil tercengang. Biasanya Raya jika sedang takut selalu minta di temani olehnya.

Raya menatap Yuyut dengan tajam dan bertanya, “Jika penyusup itu datang lagi apa kamu bisa melawannya Yut?”

Yuyut yang mengerti maksud pertanyaan Miss Raya segera berlalu sambil menjawab, “Iya Miss, selamat tidur,” ucapnya sambil melirik ke arah Hero.

“Kamu percaya kan Hero, jika ada penyusup yang sudah berani masuk ke kamarku?” tanya Raya sambil menatap Hero dengan ketakutan.

“Iya Miss, sepertinya kita perlu memperketat pengaman lagi,” sahut Hero sambil mengangguk.

“Maksud kamu tambah bodyguard lagi ?” tanya Raya mulai meragukan kemampuan Hero.

“Bukan, tetapi kita akan mempersulit penyusup itu untuk bisa masuk ke rumah ini,” jawab Hero yang menepis keraguan Raya.

“Pokoknya aku serahkan semuanya kepadamu Hero, hidup dan matiku berada di tanganmu,” ujar Raya memberikan kepercayaan penuh kepada Hero.

Sambil mengangguk Hero pun menyanggupi, “Baiklah kalau begitu, saya akan pikirkan semua cara untuk melindungi Miss Raya.”

Kemudian Raya terlihat menguap, ia sudah mulai merasa mengantuk. Melihat itu Hero segera menyuruhnya untuk segera tidur.

“Sudah malam, sebaiknya Miss segera beristirahat!” saran Hero yang dijawab anggukkan oleh Raya.

“Iya, tapi kamu jangan tinggalkan saya!” seru Raya sambil menuju ke tempat tidurnya.

“Tentu, saya tidak akan pergi ke mana-mana,” sahut Hero sambil terus memperhatikan Raya.

Tidak lama kemudian terdengar deru nafas Raya yang sudah tertidur pulas. Hero tampak tersenyum melihat majikannya sudah terlelap dalam mimpi. Lalu ia kemudian menuju ke sofa dan merebahkan tubuhnya di sana. Hero terus berpikir apa saja yang akan ia lakukan untuk memperketat penjagaan karena orang yang mengincar Raya, sangat nekat sekali.

BERSAMBUNG

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel