Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 19 Keputusan Hero

Bab 19 Keputusan Hero

Ketika malam tiba, kabut mulai menyelimuti vila sehingga udara dingin pun terasa menggigit hingga ke tulang. Sementara itu di ruang tengah, Raya dan Hero terlihat sedang duduk bersantai sambil menonton Yuyut yang sedang membuat konten buat media sosialnya.

“Hai gaes … hari ini aku Juliet akan membawakan sebuah lagu yang berjudul, ‘Perawan Kota'. Jangan lupa to like dan subcribenya!” ujar Yuyut yang kemudian meletakan ponselnya dan mulai bersiap. Tidak lama kemudian terdengar alunan music dangdut yang sudah diremix dengan music k-pop.

Dim … dam … dut … toet …!

“Aku lah perawan kota ….la .. la ..” Yuyut kemudian menggoyangkan pinggulnya sambil bernyanyi. Kemudian ia berjoget sambil memutar kepalanya ke samping dan ke depan.

Jika dilihat sekilas, Yuyut memang seperti wanita sungguhan. Ia memiliki body yang ramping dan wajah yang seperti perempuan biasanya. Rambutnya yang sebahu terlihat berwarna blonde. Hanya saja waria itu selalu menggunakan syal untuk menutupi jakunnya.

“Terus Yut! Tarik sis …!” seru Raya sambil memberikan semangat.

Hero yang biasanya tidak suka tertawa akhirnya tidak dapat menahan diri lagi. Ia pun terlihat terkekeh sambil menggeleng melihat gaya Yuyut yang menurutnya sangat konyol. Raya dan Hero pun akhirnya tertawa kecil melihat gaya Yuyut yang heboh dan kepedean habis.

“Apa istimewanya Yuyut sehingga kamu memilihnya untuk jadi asisten pribadimu?” tanya Hero ingin tahu.

“Kamu lihat penampilan aku ketika dinner kemarin?” tanya Raya yang dijawab anggukan oleh Hero, “Itu hasil karya Yuyut, dia sangat jago dalam merias dan menata rambut. Dahulu dirinya pegawai salon dan aku sangat suka dan puas dengan hasil kerjanya,” jelas Raya kemudian yang membuat Hero mengangguk tanda mengerti.

“Pantas kamu sangat cantik sekali malam itu,” puji Hero sambil menatap bibir Raya yang seksi. Lelaki itu kemudian langsung mendaratkan sebuah kecupan.

[Dasar Miss dan Hero tidak tahu apa ada orang lain di sini main sosor saja,] gerutu Yuyut di dalam hati dengan kesalnya.

“Wow …wow ...,” pekik Yuyut menyudahi nyanyiannya, “Bagus tidak Miss?” tanyanya sambil melirik ke arah Raya yang terlihat buru-buru melepaskan bibir Hero.

“Bagus kok,” jawab Raya yang hampir saja hilang kendali.

“Miss, tolong videoin dong! Eike mau nyanyi sambil jalan,” pinta Yuyut yang langsung menyodorkan ponselnya.

“Oke,” sahut Raya yang kemudian berdiri dan mengikuti kemauan asistennya itu.

Tiba- tiba ponsel Hero bergetar dengan segera ia menjauh dan menerima panggilan dari seseorang.

[Aku mau bertemu karena ada hal penting yang akan kusampaikan,] ujar seorang lelaki dari seberang sana.

[Haruskah?] tanya Hero dengan serius.

[Iya, sekarang kamu bisa temui aku di mana?] jawab lelaki itu sambil balik bertanya.

Hero tampak berpikir sesaat dan kemudian ia menjawab dengan tegas, [Temui aku di mal Jambu Dua sekarang juga! Ingat jangan telat karena aku tidak punya banyak waktu,] pesan Hero dan mengakhiri panggilan itu.

Hero melihat Raya yang masih sibuk dengan Yuyut, ia langsung memanfaatkan kesempatan ini untuk pergi. Lelaki itu kemudian segera mengambil jaket dan penutup kepala. Setelah itu, ia meminjam motor milik seorang security dan berpesan untuk menjaga Raya dengan baik.

“Saya mau pergi sebentar dan jaga Miss Raya dengan ketat! Jika ada yang bertanya saya ke mana bilang tidak tahu ya!” pesan Hero sebelum meninggalkan vila itu. Ia sengaja tidak bilang kepada Raya karena tidak mau wanita itu bertanya-tanya.

“Baik Bang,” sahut security itu dengan sigap.

Tidak lama kemudian sebuah motor dengan kecepatan tinggi terlihat meluncur membelah gelapnya malam.

***

Hero tampak memakai masker dengan kepala yang tertutup rapat. Ia berjalan dengan santai ke sebuah taman yang ada di salah satu mal di kota Bogor. Dia melihat seorang pria bertopi sedang duduk di bangku sendirian.

“Ada apa?” tanya Hero to the poin sambil duduk memunggungi lelaki itu.

“Client kita minta tugas itu segera diselesaikan secepatnya atau ia akan membatalkan kerja sama di antara kita,” ujar pria itu memberitahu sambil mengatur nafasnya karena juga baru sampai.

“Batalkan saja! Aku tidak bisa kerja kalau diatur-atur,” sahut Hero tanpa berpikir lagi.

“Kau berubah jadi lemah, setelah dekat dengan wanita itu,” sahut lelaki itu kembali.

“Aku tidak lemah, tetapi selalu memperhitungkan semuanya dengan tepat,” sergah Hero yang tidak terima jika dirinya dibilang seperti itu.

“Aku sangat kenal dirimu Hero, dari nada bicaramu saja aku tahu jika kau suka dengan wanita itu,” tebak pria itu kembali.

Hero tetap terlihat tenang dan berseru, “Jangan sok tahu!” Kemudian lelaki itu segera berdiri dan hendak pergi dari tempat itu.

“Jadi kamu yakin untuk melepas job itu dan kehilangan pendapatan besar kita?” tanya pria itu kembali.

“Iya,” sahut Hero dengan yakin akan keputusannya. Ia kemudian segera pergi dari tempat itu.

Sementara itu lelaki yang menjadi lawan bicara Hero segera berbalik sambil menatap punggung Hero yang semakin menjauh. Kemudian ia berlirih, “Aku tidak akan melepaskan job itu Hero. Kau akan menyesal telah berani jatuh cinta kepada wanita itu.”

***

Setelah sekian lama tidak tahu akan kepergian Hero, akhirnya Raya menyadari juga jika pengawal pribadinya itu tidak berada di tempat. Ia segera mencari-cari bodyguardnya itu ke seluruh ruangan, tetapi Hero tidak juga ditemukan.

“Yuyut!” panggil Raya dengan kencang.

Sambil menghampiri Yuyut pun bertanya, “Iya Miss, ada apa?”

“Kamu lihat Hero tidak?” tanya Raya dengan serius.

Sambil menggeleng Yuyut kemudian menjawab, “Tidak Miss, tadi kita kan bersama-sama bikin video.”

“Mungkin dia di luar sama security, cepat kamu panggil!” seru Raya kemudian.

“Baik Miss,” sahut Yuyut sambil berlalu dari hadapan Raya. Tidak lama kemudian ia sudah datang lagi dan memberitahu, “Miss, di luar tidak ada Bang Hero dan security juga tidak tahu ke mana.”

Mendengar itu Raya tampak mengernyitkan dahinya. Ia pun berpikir tidak mungkin Hero pergi tanpa bilang kepadanya terlebih dahulu. Dengan heran wanita itu pun bertanya, “Lalu Hero pergi ke mana?” Yuyut tampak mengangkat bahu menandakan dirinya tidak tahu. Kemudian Raya berlalu ke kamarnya, ia berinisiatif untuk menelepon Hero.

Raya tampak menghubungi Hero, tetapi panggilannya tidak diangkat juga. Sehingga wanita itu terlihat kesal dan menggerutu, “Angkat dong Hero! Kamu pergi ke mana sih?”

Tiba-tiba sebuah tangan kekar tampak melingkar di pinggul Raya sehingga membuat wanita itu terkejut dibuatnya.

“Saya di sini Miss,” ujar Hero sambil mencium rambut Raya yang harum.

“Bikin kaget saya saja, kamu dari mana?” tanya Raya dan membiarkan Hero memeluknya dari belakang.

“Dari taman, saya pusing lihat gaya Yuyut tadi,” jawab Hero dengan berbohong.

“Kenapa harus ke taman? Di luar kan sangat dingin,” tanya Raya dengan curiga.

Hero tidak menjawab, ia justru memasukkan tangannya yang sangat dingin ke dalam sweater Raya dan memegang dua buah apel puji yang menggantung. Seketika lelaki itu pun merasakan kehangatan yang menjalar.

“He-Hero kamu nakal,” lirih Raya sambil memejamkan matanya menikmati sentuhan tangan lelaki itu.

Hero tetap terdiam sambil terus menciumi tengkuk Raya, ia sangat pandai sekali membuat wanita itu untuk tidak bertanya lagi ke mana dirinya tadi menghilang.

Sementara itu di luar kamar Yuyut berniat untuk menemui Raya untuk menanyai kabar Hero yang tidak berada di tempat. Ketika ia hendak mengetuk pintu, tiba-tiba Yuyut mendengar suara samar dari dalam kamar Raya. Dengan segera waria itu pun menempelkan kupingnya di pintu.

“Hi .., hi … geli ah ….” Terdengar lirihan Raya sambil tertawa kecil

“Tapi Miss suka kan?” tanya seorang pria yang sangat Yuyut kenal sekali suara siapa.

“ Yes, I like it …,” sahut Raya kemudian.

“Dasar kucing garong, dicari ke mana-mana sudah ada di dalam kamar. Pasti mereka sedang wik … wik … tuh,” tebak Yuyut mengenai apa yang telah terjadi di dalam kamar Raya.

Tiba-tiba terbesit sebuah ide di benak Yuyut untuk mengintip. Ia kemudian membuka pintu, tetapi terkunci. Tidak kehabisan akal waria itu segera menempelkan matanya di lubang kunci dan melihat Hero seperti bayi yang belum disapih, sedangkan Raya terlihat menikmatinya. Seketika darah Yuyut pun berdesir melihat adegan itu, entah mengapa hasratnya pun jadi terpancing. Namun, tontonan gratis itu tidak berlangsung lama karena Hero dan Raya sudah pindah tempat dan tidak terjangkau lagi oleh pandangan mata Yuyut.

BERSAMBUNG

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel