Bab 16 Dinner
Bab 16 Dinner
Begitu mendapat pesan dari Raya, Hero segera mempersiapkan segala sesuatunya. Seperti pengecekan kendaraan dan survei lokasi. Ia sangat cekatan dan teliti sekali dalam menjalankan perkerjaannya agar meminimkan sesuatu yang tidak dinginkan. Tentu itu semua ia lakukan buat menjaga keselamatan Raya semata.
Sampai hari undangan itu pun tiba, persiapan kepergian Raya sudah 100%. Yuyut juga sudah menyiapkan gaun yang akan Raya kenakan untuk menghadiri dinner penting itu.
“Apakah semua sudah siap Hero?” tanya Raya dengan serius.
“Ready Miss,” sahut Hero sambil mengangguk.
Raya kemudian menoleh ke arah Yuyut dan bertanya, “Kalau kamu bagaimana Yut?”
“Siap Miss, gaun, perlengkapan make up sudah oke,” jawab Yuyut dengan yakin.
“Bagus, ayo kita segera pergi! Pasti jalur puncak macet sekali,” ajak Raya yang disambut anggukkan oleh Hero dan Yuyut.
Akhirnya sebuah mercy keluaran terbaru meluncur meninggalkan rumah mewah Raya. Di mana kendaraan itu juga anti peluru dan bisa bergerak dengan sangat cepat. Kendaraan super canggih itu lah yang selalu Tuan Ado pakai bila bepergian ke luar kota dahulu. Namun, lelaki itu justru tewas dengan tragis di atas pembaringannya.
Setelah melewati kemacetan yang cukup parah di jalur puncak, akhirnya menjelang sore hari mobil yang membawa Raya tiba di sebuah vila yang megah. Di mana terlihat pagar yang tinggi mengelilingi tempat itu. Tentu dengan dijaga oleh beberapa security dan asisten rumah tangga untuk merawatnya.
Selain mewah vila itu juga memiliki view yang indah dengan menghadap ke arah pegunungan yang sejuk. Raya merasa tidak salah memutuskan untuk memilih tempat ini. Ia bisa menghilangkan jenuh akibat merasa ketakutan sehingga mengharuskan dirinya selalu berada di dalam rumah.
“Beautiful,” ucap Raya ketika melihat pemandangan dari atas balkon vila itu.
“Ya ampun bagus banget pemandangan di vila ini?” ujar Yuyut sambil mendekat ke arah Raya.
Baru beberapa menit Yuyut berdiri di samping majikannya. Ia sudah merasa kedinginan, sedangkan Raya terlihat santai karena ia sudah memakai baju hangat dan syal. Sementara itu Hero terlihat sedang membagi tugas untuk para security di sana. Tidak lama kemudian kabut pun turun menutupi semua pemandangan yang ada. Udara dingin kian menusuk ke dalam tulang sehingga Raya dan Yuyut memutuskan untuk masuk ke vila.
Setelah membasuh dirinya Raya segera dirias oleh Yuyut yang sangat ahli dalam bidang make over dan hair staylist. Itulah alasan Raya memilih Yuyut untuk menjadi asisten pribadinya karena hasil kerja waria itu sangat memuaskan.
“Waow … beautiful, “ ucap Yuyut ketika melihat Raya yang sudah selesai di rias dan memakai sebuah gaun malam berwarna merah dengan belahan sepaha serta dada yang rendah. Rambut wanita itu yang lurus sepunggung dibiarkan tergerai sehingga membuatnya terlihat sangat elegan dan cantik sekali.
Setelah merasa sudah cukup, Raya dan Yuyut segera bersiap untuk pergi menghadiri undangan dinner itu. Hero tampak terkesima ketika melihat kedatangan Raya. Sungguh hatinya berdecak kagum melihat majikannya itu yang sangai cantik jelita malam ini.
“Ayo kita pergi sekarang Hero!” ajak Raya sambil menatap Hero dengan pangling. Karena lelaki itu terlihat sangat rapi dengan jasnya.
“Siap Miss, ayo kita berangkat!” sahut Hero dengan sigap.
“Maaf, sepertinya Yuyut tidak perlu ikut karena Miss hanya dinner dan setelah itu akan segera pulang,” cegah Hero ketika Yuyut hendak mengekor.
“Kok ditinggal sendirian sih Bang, Eike di vila,” protes Yuyut yang ingin tetap ikut.
“Jangan manja ada asisten dan security!” sahut Hero yang membuat Yuyut jadi cemberut.
Yuyut hanya bisa memandangi kepergian Raya dan Hero dengan kesalnya sampai mobil itu hilang di kegelapan malam.
***
Akhirnya mobil yang membawa Raya tiba di salah satu hotel bintang lima yang ada di kota Bogor. Hero segera mengawal Raya memasuki hotel dan mereka langsung disambut oleh seorang pelayan khusus untuk diantar ke sebuah ruangan yang sudah tersedia.
Semua para undangan tampak terkesima melihat kedatangan Raya yang sangat cantik dan menjadi satu-satunya tamu wanita dalam dinner para pemegang saham di Jaya Corp. Seorang pria segera berdiri menyambut Raya sambil meraih tangan wanita itu.
“Welcome Miss Raya,” ucap pria itu yang ternyata adalah seorang komisaris utama. Ia kemudian meraih tangan Raya dan menjabatnya dengan erat.
“Thank You Mr Joni,” balas Raya sambil duduk bergabung dengan yang lainnya.
Sementara itu Hero segera berdiri di belakang Raya sambil melihat wanita itu dengan fokusnya. Tanpa Raya sadari seseorang sedang memperhatikannya dengan sorot mata yang tajam.
Rupanya pesta itu diadakan karena Jaya Corp, telah mendapatkan laba yang sangat menguntungkan tahun ini dan mereka merayakannya dengan dinner antar sesama pemegang saham di perusahaan itu. Sebagai ahli waris pemegang saham terbesar, Raya diperlakukan seperti seorang ratu malam ini.
Setelah makan malam, Raya tidak bisa menolak ajakan para tamu yang lainnya untuk menenggak minuman keras. Entah wanita itu sudah menghabiskan berapa gelas wiski dan vodka. Hero segera memperingati majikannya untuk pulang karena Raya sudah mulai mabuk. Tanpa membantah lagi Raya segera berpamitan untuk pulang terlebih dahulu.
“Sory, sepertinya saya harus undur diri,” pamit Raya kepada tamu yang lainnya.
“Oke, terima kasih atas kehadirannya Miss Raya,” sahut Joni yang terlihat senang sekali malam ini.
Hero segera memapah Raya untuk meninggalkan tempat itu. Tidak lama kemudian sebuah mercy segera menyambut mereka yang baru saja keluar dari hotel. Tentu Hero telah berkoordinasi dengan baik dengan sopir pribadi Raya. Mereka pun segera kembali pulang ke vila.
***
Malam mulai merambat jauh ketika mobil yang membawa Raya sampai di vila. Sementara itu Yuyut tidak kelihatan batang hidungnya, mungkin ia sudah tidur karena kedinginan. Hero segera memapah Raya menuju ke kamarnya, wanita itu sudah mulai meracau tidak jelas.
“Hero aku tidak mabuk, kenapa diajak pulang?” tanya Raya ketika sampai di dalam kamarnya.
“Sebaiknya Miss istirahat agar besok pagi segar kembali!” saru Hero sambil merebahkan tubuh wanita itu di atas kasur.
“Hero,” panggil Raya ketika lelaki itu hendak pergi. Ia kemudian berdiri kembali dan hampir terjatuh. Dengan sigap Hero segera menangkap tubuh Raya.
“Iya Miss, ada apa?” tanya Hero dengan heran.
“Aku kedinginan,” ujar Raya memberitahu.
“Sebentar!” sahut Hero sambil hendak menarik bedcover untuk menyelimuti tubuh Raya.
Raya segera menarik Hero dan hingga wajah mereka dekat sekali. Kemudian wanita itu berseru, “cium aku!”
“Tapi Miss—“
Belum sempat Hero melanjutkan kata-katanya Raya sudah mencumbu lelaki itu. Ia sangat lincah sekali memainkan lidahnya di dalam mulut Hero. Lelaki itu juga terlihat mengimbangi dan membalas dengan penuh gairah. Raya seolah tidak mau menyudahi dan ingin yang lebih, tetapi kondisi Raya yang telah mabuk membuat wanita itu sudah terkapar karena kepalanya sangat pusing sekali.
Hero segera menyelimuti tubuh Raya yang gaunnya sudah melorot ke perut. Tiba-tiba ponsel lelaki itu bergetar dengan segera menjauh untuk menerima panggilan masuk dari seseorang.
“Cepat selesaikan tugas itu karena waktumu tidak banyak lagi!” ucap seseorang dan panggilan itu pun terputus.
Hero berbalik dan menatap Raya yang tengah tertidur pulas. Entah mengapa ia merasakan debaran yang aneh, tetapi lelaki itu menepisnya. Kemudian ia segera keluar dari kamar Raya.
BERSAMBUNG
