Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 14 Masa lalu Hero

Bab 14 Masa lalu Hero

Raya dan bodyguardnya masih terlibat perbincangan serius membahas masalah ibunda Hero yang sedang jatuh sakit.

“Selagi masih ada waktu pulang Hero, tengoklah ibumu!” saran Raya dengan penuh perhatiannya, “Jangan menyesal seperti saya yang tidak dapat menemani Tuan Ado ketika hari-hai terakhir kebersamaan kami.” Raya mulai terkenang akan sosok suaminya itu.

“Saya minta Miss jangan terlalu ikut campur, itu tidak baik buat kamu,” sahut Hero yang melarang Raya untuk terlibat dalam urusan pribadinya lebih jauh lagi.

“Kenapa?” tanya Raya dengan heran.

“Karena Miss tidak kenal siapa saya sebenarnya,” sahut Hero sambil menatap melirik ke arah wanita itu.

“Saya tidak peduli dengan masa lalu kamu karena setiap orang punya sisi kelam yang tidak perlu diketahui oleh siapa pun juga,” ujar Raya yang membuat Hero tersenyum simpul mendengarnya.

Hero mulai menyukai Raya yang tidak terlalu ingin tahu masa lalunya, meskipun ia tidak senang jika wanita itu membantu masalah keluarganya terlalu jauh. Memang lelaki itu mengakui diri lah yang telah teledor karena terlarut memikirkan keadaan ibunya. Sehingga Raya jadi curiga akan perubahan sikap Hero yang tiba-tiba.

“Saya tidak mungkin meninggalkan Miss untuk menengok ibu. Jika terjadi sesuatu kepadamu maka saya telah gagal menjalankan tugas itu,” ujar Hero memberikan alasan kenapa dirinya tidak mau pulang saat ini.

Mendengar itu Raya sangat terharu sekali, ternyata Hero sangat profesional dalam bekerja. Ia merasa semakin kagum dengan sosok lelaki itu yang sangat bertanggung jawab terhadap komitmennya.

“Kalau begitu ajak saya untuk ikut menemui ibumu. Jadi kamu tidak akan meninggalkan tanggung jawab bukan?” pinta Raya yang membuat Hero terkejut, “Ayo lah Hero kita harus segera ke sana karena waktu tidak akan terulang kembali!”

“Tidak!” tolak Hero dengan tegas ketika mendengar saran dari Raya untuk ikut bertemu dengan keluarganya.

Hero tidak mau kelak wanita itu tahu masa lalunya. Lelaki itu pun tampak berpikir keras untuk mencari solusi dari masalah ini.

Sementara itu Raya tampak terkejut mendengar penolakan Hero yang kasar sehingga ia menjadi geram, “Kamu tidak menghargai saya Hero.”

“Maaf, saya tidak bermaksud kasar kepada Miss, percayalah semua akan baik-baik saja. Saya akan memberikan pengobatan yang terbaik buat beliau,” ucap Hero sambil mengatakan jika semua tidak apa-apa.

Mendengar itu Raya tampak menahan emosinya, meskipun ia masih kesal dengan sikap Hero. Raya terlihat tidak mood dan segera berdiri seraya berseru, “Ayo kita pulang.”

Hero tampak mengangguk dan segera mengawal Raya untuk pergi meninggalkan tempat itu. Yuyut pun dengan gesit segera mengikuti majikannya, kemudian mereka terlihat meninggalkan tempat itu.

***

Sementara itu di sebuah tempat, Jaka sedang melakukan penyelidikan tentang Hero secara diam-diam. Ia mencari informasi mengenai siapa lelaki itu sebenarnya. Jaka berniat akan mencari tahu rahasia atau pun kelemahan rivalnya itu karena ia yakin sekali jika Hero bukan orang baik-baik.

Sebenarnya Jaka cemburu kepada Hero karena semenjak lelaki itu jadi bodyguard, Raya tidak lagi menghubunginya. Jaka tidak mau Raya semakin dekat dengan Hero dan menjauh darinya. Apalagi mereka pernah memadu kasih sehingga Jaka merasa semakin mencintai dan ingin memiliki wanita itu.

Sebagai seorang pengacara handal yang pernah menangani berbagai kasus perkara besar. Tidak sulit bagi Jaka untuk mencari informasi mengani Hero. Apalagi ia punya banyak teman dan relasi di jajaran penegak hukum.

Hari ini Jaka sudah berjanji untuk bertemu dengan temannya pada pukul 12.00 WIB di sebuah restoran. Setelan makan siang bersama, lelaki itu segera membicarakan tujuan utamanya.

“Bro, tolong bantu aku untuk mencari tahu orang ini pernah terlibat dalam tindakan kriminal atau tidak!” pinta Jaka kepada seorang temannya, Roby sambil memperlihatkan foto seorang lelaki.

Roby tampak memperhatikan dengan saksama dan berkata, “Kirim saja fotonya! Nanti saya akan selidiki.”

“Oke Bro,” ucap Jaka sambil meneruskan foto itu.

“Memangnya siapa orang itu?” tanya Roby dengan penasaran.

“Itulah yang mau aku cari tahu,” sahut Jaka yang membuat Roby tampak mengangguk.

“Kamu jangan bilang ke siapa-siapa tentang penyelidikan ini ya!” pinta Jaka yang tidak mau aksinya diketahui oleh orang lain.

“Siap yang penting, lancar,” sahut Roby sambil mengedipkan matanya.

Jaka mengerti maksud Roby dan berseru, “Tenang saja soal itu! Pokoknya begitu kamu kasih informasi yang akurat, langsung aku transfer.” Jelas Jaka yang membuat Roby tersenyum senang.

“Ya sudah, saya akan langsung kerjakan, kamu tinggal duduk manis saja!” sahut Roby dengan antusiasnya sambil berdiri.

“Siap ...,” balas Jaka kemudian dan mereka pun segera meninggalkan tempat itu.

***

Pada sore harinya ketika Jaka hendak pulang dari kantor, tiba-tiba ponselnya berdering. Dengan segera ia menerima panggilan masuk itu yang ternyata dari Roby.

“Halo, bagaimana sudah dapat informasinya?” tanya Jaka yang sudah tidak sabar.

“Sudah, kamu ada di mana sekarang?” tanya Roby dari seberang sana.

“Masih di kantor , baru mau pulang,” jawab Jaka yang masih duduk di bangku kerjanya.

“ Jangan pulang dulu, saya segera ke sana. Ada hal penting yang akan saya sampaikan secara langsung,” seru Roby yang terdengar serius.

“Oke, aku tunggu kedatanganmu,” sahut Jaka yang sudah tidak sabar akan informasi yang diberikan oleh Roby.

Sejam kemudian Roby sudah tiba di kantor advokat milik Jaka. Lelaki itu segera masuk menemui temannya yang sudah menunggu. Setelah sampai di hadapan Jaka, Roby langsung duduk dan memberikan sebuah amplop coklat yang berisi info penting.

Jaka segera membukan amplop itu dan mengeluarkan isinya kemudian ia mendapatkan berkas dan selembar foto seorang pria. Dengan heran lelaki itu pun bertanya, “ Berkas apa ini? Seperti sebuah kasus pembunuhan,” tebaknya kemudian.

“Betul, itu pembunuhan seorang dokter gigi setahun yang lalu. Kasusnya tidak terungkap karena kurang bukti yang mendukung,” sahut Roby sambil menjelaskan.

“Terus apa hubungannya dengan orang dalam foto yang aku kirim?” tanya Jaka yang tidak mengerti.

“Perhatikan dengan kedua foto itu, kamu akan tahu jawabannya!” seru Roby kemudian,

Jaka kemudian membandingkan kedua foto di depannya dengan saksama, tidak lama kemudian ia tertawa kecil, “Ha … ha .., kedua foto ini adalah satu orang yang sama.”

“Tepat sekali,” jawab Roby sambil tersenyum.

“Good work, Roby,” puji Jaka sambil mengeluarkan ponselnya dan segera mengirim sejumlah uang ke rekening Roby, “Done.” Jaka memperlihatkan sebuah bukti transferan.

Karena urusannya sudah selesai dengan Jaka, Roby segera pamit untuk pulang. Sementara itu Jaka masih memikirkan rencana selanjutnya untuk mengungkap kasus itu. Ia yakin sekali jika Hero adalah pembunuh dokter itu, segala kemungkinan pun bermunculan di benaknya. Jaka tampak tersenyum dengan sinis sambil mengepalkan tangannya dan berlirih, “Aku akan buat kamu mendekam di penjara seumur hidup.”

BERSAMBUNG

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel