Bab 10 Terjerat dalam Pilihan
Bab 10 Terjerat dalam Pilihan
Pagi ini Hero terlihat sedang berolahraga, mulai dari mengangkat barbel, Sit Up, Push Up dan Squat Jump hingga beberapa kali hitungan. Lelaki itu selalu menjaga kebugaran tubuhnya sehingga tidak heran badannya terlihat berotot dan keras sekali. Tiba-tiba terdengar suara ponsel berdering dengan segera Hero menghentikan aktivitasnya. Lalu ia meraih ponselnya dan menerima panggilan itu yang tidak lain dari Raya.
“Halo Miss, ada apa?” ucap Hero sambil bertanya.
“Coba kamu lihat ponsel! Sepertinya CCTV di kamar saya mati,” seru Raya dengan memberitahu.
“Iya tahu, saya kira Miss yang mematikan secara manual,” sahut Hero kemudian.
“Saya tidak matikan, kalau begitu nanti kamu datang saja ke kamar untuk memeriksanya! Ponsel saya letakkan di atas meja rias. Oh ya, langsung masuk saja! Saya mau ke taman,” pesan Raya kemudian.
“Baik Miss, saya akan segera kerjakan,” jawab Hero dan panggilan itu pun terputus.
Setelah beristirahat sejenak, Hero kemudian ke kamar mandi untuk membersihkan diri karena tubuhnya sudah berkeringat cukup banyak.
Sementara itu Raya segera menuju ke taman untuk bersantai. Ia terlihat menghampiri Yuyut yang sedang duduk di bawah pohon cemara. Di mana Yuyut sedang sibuk dengan ponselnya. Baru saja wanita itu duduk di hadapan asistennya itu, tiba-tiba kepalanya terkena seperti tetesan air. Wanita itu segera mendongakkan kepala dan melihat seekor burung gereja sedang melompat-lompat di dahan pohon tepat di atasnya.
“Sial,” umpat Raya sambil memegang kepalanya.
“Kenapa Miss?” tanya Yuyut yang melihat Raya baru datang sudah marah-marah.
“Aku diberakin burung,” jawab Raya sambil berdiri dan kembali masuk ke rumahnya untuk membasuh diri lagi.
“Hi …hi … rejeki itu Miss,” ledek Yuyut sambil tertawa kecil setelah Raya sudah berlalu.
Setelah selesai mandi, Hero segera menuju ke kamar Raya sambil membawa tangga kecil. Lelaki itu langsung mengecek CCTV di kamar yang tidak bisa terhubung ke ponselnya. Ternyata setelah di periksa ada kabel yang kendor, dengan segera Hero memasangnya kembali. Ketika sedang memutar mur, tiba-tiba Hero kelilipan. Ia terlihat mengucak matanya tetapi, masih saja terasa perih. Akhirnya Hero memutuskan untuk membasuh mukanya dan segera pergi ke kamar mandi yang ada di dalam kamar Raya.
“Hero, lancang kamu!” maki Raya ketika melihat Hero masuk dan langsung membasuh mukanya tanpa permisi. Wanita itu sangat terkejut sekali karena ia memang tidak pernah mengunci pintu toilet
Hero sangat terkejut sekali melihat Raya ada di dalam kamar mandi. Bukankah tadi wanita itu bilang sedang ke taman. Lelaki itu tampak tertegun melihat tubuh Raya yang polos. Begitu mulus dan putih bersih, seketika ia segera memalingkan wajahnya dan berucap, “Maaf, saya tidak tahu jika ada Miss di dalam toilet. Tadi mata saya kelilipan jadi saya hanya mau cuci muka saja, permisi” ujar lelaki itu sambil segera berbalik dan berlalu.
“Tunggu! Enak saja kamu hanya minta maaf,” seru Raya sambil membalut tubuhnya dan menyusul Hero, “Saya bisa menuntut kamu karena telah melakukan pelecehan,” ancamnya kemudian.
“Sekali lagi saya minta maaf Miss, saya benar-benar tidak sengaja,“ ucap Hero sambil tertunduk karena Raya sedang terlihat sangat marah.
Raya tampak tersenyum, tiba-tiba sebuah ide terbesit di benaknya. Tentu dirinya akan memanfaatkan kecerobohan Hero untuk mengambil kesempatan ini. Lalu wanita itu pun berkata, “Baiklah, sekarang kamu cepat kunci pintu kamar!” serunya kemudian.
Hero segera menuju ke pintu dan langsung menguncinya tanpa curiga sama sekali akan ide gila Raya.
“Sekarang kamu mendekat!” seru Raya kemudian sambil tersenyum.
Hero kemudian mendekat ke arah Raya sambil tetap tertunduk.
Raya segera melingkarnya tangannya di leher Hero dan berseru, “Tatap saya Hero!” lelaki itu segera mengangkat kepalnya, “Jika mau dimaafkan, kamu harus melayani saya sekarang juga! Atau saya akan perpanjang masalah ini ke jalur hukum,” sambung Raya yang disertai dengan ancaman.
“Tapi Miss—“
“Jika kamu tidak mau terserah dan siap-siap saja akan mendekam di penjara,” ujar Raya sambil berlalu ke arah tempat tidur. Kemudian ia membaringkan tubuhnya di atas kasur sambil menatap ke arah Hero dengan menggoda.
Hero terlihat bingung, entah apa yang membuat lelaki itu bimbang untuk menerima tawaran dari Raya. Namun, jika dirinya menolak keinginan wanita itu. Hero juga tidak mau masuk penjara dengan tuduhan pelecehan seksual. Padahal ia melakukannya tidak sengaja.
“Ayo lah Hero, cepat putuskan. Jangan membuang-buang waktuku!” seru Raya sambil berpose yang sangat menantang.
Dengan perlahan Hero mendekat ke arah bibir ranjang dan naik ke atas tempat tidur. Raya langsung membungkam mulut Hero dengan bibirnya dan menarik tubuh kekar itu ke atas tubuhnya. Wanita itu langsung berbalik dan menindih tubuh Hero lalu kembali mencumbunya. Hero terlihat membalas ciuman Raya dan mereka saling berpagut satu sama lain. Merasa tersambut Raya semakin terlihat agresif, tangan wanita itu dengan cepat membuka kaos yang dikenakan Hero. Begitu pun sebaliknya, lelaki itu terlihat menyingkap handuk yang melilit tubuh Raya dan meremas dua buah apel puji milik Raya yang masih sangat kencang. Sehingga membuat Raya merasa semakin bergairah.
“Ah ...,” desah Raya sambil menggigit bibir Hero.
Raya mulai menikmati permainan itu, ia kemudian terlihat menyelusuri dada Hero yang bidang. Lalu turun dan memasukkan buah apel miliknya ke dalam mulut lelaki itu. Raya tampak mendongakkan kepalanya ketika Hero seperti bayi yang belum disapih. Apalagi ketika lelaki itu mulai menggigit kecil sehingga membuat Raya tidak tahan lagi. Dengan segera ia menurunkan resleting celana Hero dan mengelus-elus senjata pria itu yang sudah tampak mengeras.
“Miss ….” Lirih Hero merasakan senjatanya semakin menegang disentuh oleh Raya.
Setelah puas melakukan foreplay Raya kemudian memberanikan diri untuk membuka resleting senjatanya semakin menegang.
Raya segera membuka sarang burung milik Hero dan tersembullah seekor ular kobra berukuran cukup besar. Raya tampak terkesima melihatnya karena ia belum pernah melihat yang seperti ini. Sesuai sekali dengan badan Hero yang berotot. Raya segera mengelus-elus ular itu dan memainkan agar menurut kepadanya. Wanita itu semakin penasaran dan ingin mencoba merasakan patokkan King Kobra milik Hero.
“Cukup Miss!” seru Hero yang sudah semakin semaput.
Raya tampak tersenyum melihat Hero yang sudah ke blingsatan. Rupanya lelaki itu tidak dingin dan payah seperti dugaannya. Ia pun juga sudah tidak sabar untuk terbang bersama lelaki itu ke awang-awang.
Tanpa membuang waktu lagi Raya segera memasukkan ular itu ke dalam botol miliknya dan ia pun mulai memegang kendali atas Hero.
“Are You ready?” tanya Raya sambil berpegangan tangan dengan Hero.
“Yes,” jawab Hero dengan yakin, ia akan membuktikan dirinya cukup jantan dan tangguh kepada Raya.
BERSAMBUNG
