Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

[5] Sentuhan Pertama

"Tolong jangan lakukan ini padaku, aku mohon Raymond." Sarah terus memohon agar Raymond tidak menyentuhnya tapi semua itu dianggap angin lalu oleh Raymond, dia tidak mempedulikan tangisan Sarah, Raymond kembali menutup mulut Sarah dengan kain agar wanita itu tidak berteriak dan mengoceh lagi.

"Kau terlambat Sarah, aku memintamu untuk menjadi istriku tapi kau menolak, jadi aku harus melakukan hal ini agar kau mau menikah denganku, jika nanti kau hamil, kau pasti akan memohon dan mengemis untuk aku nikahi. Nikmati saja sayang, ini bukanlah hal pertama bagimu bukan?" Raymond mulai menciumi setiap inci tubuh Sarah.

Raymond memainkan lidahnya di dada sebelah kanan Sarah dan tangannya meremas gundukan indah sebelahnya lagi yang tidak terjamah oleh mulutnya.

Raymond menghisap dada itu seperti seorang bayi, membuat Sarah membusungkan dadanya, tidak bisa dipungkiri oleh Sarah bahwa sentuhan Raymond membuatnya melayang, dia memejamkan matanya untuk menikmati sentuhan Raymond, karena jika dia menolak itu percuma juga.

Raymond meninggalkan bekas kepemilikannya di leher, dada, hingga perut Sarah. Jika malam itu dia tidak sempat menjamah bagian sensitif itu, maka malam ini dia akan memiliki Sarah sepenuhnya, tidak peduli jika wanita itu menolak.

Raymond menempatkan kepalanya di depan pintu kemaluan Sarah yang sangat menggoda itu, pemandangan yang begitu indah bagi Raymond, pria itu menjulurkan lidahnya dan menjilati bibir kewanitaan Sarah sehingga wanita itu menggelinjang, tubuh Sarah seakan memanas, jantungnya berdegup dengan kencang, dadanya membusung dan kepalannya mendongak ke atas, tangannya kini menggenggam kuat kain yang mengikat tangannya itu.

Raymond terus menjilati klitoris Sarah dan memainkan lidahnya di bagian sana sehingga Sarah benar-benar merasakan kenikmatan luar biasa. Melihat milik Sarah yang telah basah akibat ulahnya, Raymond bisa memastikan kalau saat ini Sarah sudah terangsang dia kembali melumat dengan rakus buah dada Sarah.

Tangannya terus memainkan put-ing merah muda Sarah, mencubit, memelintir dan bahkan menariknya dengan sedikit kuat sehingga wanita itu semakin membusungkan dadanya, kedua pahanya dia gesekkan karena menahan gejolak dari sentuhan jilatan dan hisapan Raymond di salah satu gundukan ranum miliknya.

Sarah memejamkan matanya, Raymond mengusap lembut kepala Sarah dengan tangan kirinya dan mencium lembut kening Sarah.

"Buka matamu Sarah, lihatlah aku." Perintah Raymond, Sarah dengan perlahan membuka matanya dan menatap Raymond dengan tatapan sayu.

"Tubuhmu tidak bisa berbohong Sarah, kau sangat menikmati setiap sentuhan dariku," bisik Raymond di telinga Sarah lalu menurunkan sentuhan tangannya ke bawah ketiak Sarah, dia meremas gunung indah itu sehingga Sarah kembali memejamkan matanya.

Raymond masih menatap wajah sensual Sarah dengan tangan yang terus turun ke area bawah Sarah dan berhenti di bibir vagina Sarah.

"Buka matamu, atau aku akan melakukannya dengan kasar dan itu akan membuat kau kesakitan Sarah." Mendengar ancaman begitu, Sarah langsung membuka matanya dan menggeleng, memohon agar Raymond tidak melakukan hal kasar padanya.

"Kalau begitu nikmatilah, karena aku ingin kau melihat apa yang aku lakukan padamu."

Raymond mendekatkan wajahnya lalu menjulurkan lidahnya untuk menjilati telinga sensitif Sarah dengan tangan yang terus mengusap dan memainkan klitoris Sarah, wanita itu semakin menggelinjang hebat membuat Raymond semakin bersemangat mencumbunya.

Raymond memasukkan satu jarinya ke dalam liang hangat Sarah dan mengocoknya dengan perlahan, setelah Sarah merasa nyaman dan terbiasa, dia menambahkan satu jari lagi lalu mengocok bagian bawah Sarah dengan brutal sehingga wanita itu seperti cacing kepanasan di atas ranjang.

Setelah beberapa menit, Sarah mendapatkan pelepasan pertamanya hanya dengan permainan jari Raymond. Raymond kembali menempatkan kepalanya di antara kedua pada Sarah lalu menjilati cairan yang keluar dari vagina Sarah dengan lahap tanpa rasa jijik sama sekali.

Setelah semuanya bersih tak bersisa, Raymond menempatkan dirinya di tengah kaki Sarah dan menekankan miliknya yang telah tegang dan keras ke pintu kenikmatan milik Sarah. Sarah menggeleng kuat karena dia tidak ingin digauli oleh Raymond, namun hal itu tidak digubris oleh Raymond, dengan perlahan, Raymond memasukkan miliknya itu yang membuat tubuh Sarah bereaksi hebat menahan rasa sakit luar biasa.

"Kau masih perawan Sarah?" Raymond kaget ketika darah perawan Sarah pecah akibat ulahnya itu. Sarah kini terisak, dia kesakitan karena merasakan dirinya sudah hina.

Raymond merasa bersalah pada Sarah, dia diam sejenak, membiarkan tubuh Sarah terbiasa dengan miliknya, dia membuka ikatan tangan Sarah dan ikatan di mulut Sarah.

"Ssakiiitt." Rintih Sarah, Raymond merendahkan tubuhnya lalu memeluk Sarah, memberikan sensasi nyaman pada Sarah.

"Tahanlah, sakit ini hanya sebentar, nanti kamu akan merasakan nikmat dari hubungan ini Sarah." Raymond menciumi wajah Sarah yang saat ini sudah memerah karena menangis.

"Lakukanlah dengan perlahan, ini sakit Ray."

"Iya, kamu tenang saja."

Raymond mulai bergerak, tangan Sarah langsung memeluk tubuh Raymond, kuku Sarah menancap sempurna di punggung Raymond.

Pria itu melakukannya dengan perlahan lalu sedang dan semakin cepat, Sarah memegangi lengan Raymond agar tubuhnya tidak terlalu terhentak kuat oleh Raymond.

"Aahhh sshhh Rayy aahhh."

"Yaahh, sebut namaku Sarah, desah kan namaku sayang."

"Sshhh aahh...mmmhhh.. AahhRaayy." Racau Sarah ketika gerakan Raymond di bawahnya mulai tak terkendali, dada Sarah bergerak mengikuti setiap hujaman dan hentakan Raymond di bawah sana, Raymond memeluk tubuh Sarah untuk memberikan rasa nyaman pada Sarah dan dia juga melumat bibir Sarah, memainkan lidahnya dan membelit lidah Sarah sehingga Sarah merasa nyaman dan ikut menikmati hubungan ini.

"Kau sangat sempit baby, liangmu benar-benar menjepit milikku, kau sangat nikmat dan luar biasaa aahh." Racau Raymond sembari menggoyangkan pinggulnya, miliknya keluar masuk ke dalam kewanitaan Sarah yang membuat Sarah merasa pusing dengan kenikmatan yang Raymond berikan.

Raymond memegangi pinggang Sarah karena dia akan menghujam Sarah dengan cepat.

"Aaahhh Ray Inihhh aahh terlaluuhh ceppattt ahhh..mmmhh sshhh aahh Raayyaahh." Tubuh Sarah semakin terhentak dengan kuat akibat ritme permainan yang diberikan oleh Raymond.

Raymond membuka kedua kaki Sarah dan menahan dengan lengan kokohnya, Sarah sudah menancapkan kukunya ke lengan itu sehingga bagian lengan dan punggung Raymon memiliki bekas goresan akibat cakaran Sarah.

Gerakan Raymond yang cepat, seakan begitu menikmati tubuh Sarah, Raymond merendahkan tubuhnya dan membiarkan kedua kaki Sarah melingkar di pinggangnya, Raymond menghisap dan menggigit dada Sarah lalu beralih ke leher dan bibir Sarah, mereka sangat menikmati persetubuhan itu. Keringat mereka berdua kini menyatu dan tidak terelakkan lagi.

Setelah hampir selama dua jam Raymond menghujamkan miliknya di dalam tubuh Sarah, akhirnya dia akan keluar, Raymond semakin mempercepat gerakannya pada Sarah sehingga mata wanita itu terbuka dan terpejam, kepalanya teramat pusing dan akhirnya.

"Aahhhhh." Lolongan panjang dari Raymond menandakan kalau dirinya telah mendapatkan pelepasan dan lahar hangat milik Raymond menyembur dengan sempurna di dalam rahim Sarah.

Raymond tertidur di atas tubuh Sarah, dia menindih Sarah dan mengecup singkat bibir lalu kening Sarah.

"Aku akan bertanggung jawab Sarah, aku akan menikahi mu." Sarah hanya terdiam, dia tidak menjawab perkataan Raymond, karena pikirannya kini sedang diliputi keraguan luar biasa.

Raymond sengaja membuangnya di dalam agar Sarah hamil dan dia bisa mengikat Sarah selamanya.

"Aku lelah Ray," lirih Sarah.

"Tidurlah sayang." Sarah memejamkan matanya, dia memang sangat lelah akibat pergulatan panas tadi.

Raymond mengambil selimut tipis lalu menyelimuti tubuh polos Sarah, kondisi Sarah saat ini membuat Raymond tersenyum, begitu banyak tanda kepemilikan yang diukir oleh Raymond di atas tubuh Sarah.

Leher, dada, perut, paha, paha bagian dalam hingga betis Sarah tak luput dari kecupannya.

"Aku penasaran dengan kehidupanmu Sarah, aku tidak menyangka kalau kau masih virgin, sedangkan kau sudah menikah selama 9 tahun, bagaimana kau menjaga dirimu? Tapi aku bahagia, karena aku adalah orang pertama yang menyentuhmu." Pikir Raymond sambil mengusap lembut kepala Sarah lalu mencium kening Sarah lama.

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel