Pustaka
Bahasa Indonesia

Istri Bipolar Mafia Kejam

22.0K · Tamat
Vebi Gusriyeni
19
Bab
177
View
9.0
Rating

Ringkasan

‼️Mengandung unsur kekerasan, kata kasar dan umpatan serta adegan dewasa dalam novel ini ?? Harap bijak dalam memilih bacaan‼️ Raymond Guevara, pria 32 tahun yang merupakan seorang bos mafia dan dia juga terkenal sebagai seorang psikopat kejam yang sangat menyukai kekerasan dan kekejaman. Selama ini belum ada seorang wanita pun yang mampu meluluhkan hati mafia ini, hingga suatu hari dia bertemu dengan Sarah Manilla. Wanita lembut dan begitu menyayangi anak-anak, Sarah memiliki beberapa anak asuh. Raymond yang tertarik padanya mencoba untuk mengikat Sarah dengan sebuah hubungan hingga mereka akhirnya menikah, setiap kekejaman dan kekerasan yang Raymond lakukan di hadapan Sarah, membuat wanita itu mengalami gangguan bipolar yang memang sudah dia alami dari pernikahan pertamanya. Bagaimana Raymond akan menghadapi istrinya yang ternyata mengalami gangguan bipolar? Akankah Sarah sanggup melanjutkan pernikahannya dengan mafia kejam seperti Raymond?

RomansaBillionaireLove after MarriagePernikahanCinta PertamaTersesat/ObsesifDewasaPsikopatPengkhianatan

[1] Kegiatan Panas Yang Memabukkan

Raymond Guevara mengalami luka serius di bagian perut dan bahunya, pria 32 tahun itu mencoba untuk bertahan dan berjalan tertatih meninggalkan lokasi dimana dia menumpas semua musuhnya.

“Sial, aku tidak boleh mati di sini, Arnold, kau akan membalas semua ini bajingan.” Geram Raymond pada Arnold yang telah menyerangnya.

Darah Raymond berceceran ke tanah, kakinya tetap dia langkahkan untuk mencari pemukiman warga. Sekarang Raymond sedang berada di sebuah tempat yang tidak dilalui oleh kendaraan apapun.

Helikopter yang membawa Raymond ke sana sudah hancur karena pertarungan sengit dia dengan Arnold serta anggota Arnold.

Sarah menyipitkan matanya, dia melihat Raymond yang tengah terluka berjalan sempoyongan.

“Mama, paman itu kenapa?” tanya Lily, anak asuh Sarah.

“Ayo kita lihat, dia terluka nak.” Sarah dan Lily mendekati Raymond, pria itu terluka sangat parah, wajah dan tubuhnya dipenuhi darah.

“Tuan, ikutlah denganku, aku akan mengobati mu, lihatlah lukamu sangat parah.” Raymond menatap Sarah dengan ekspresi kagum, entah kenapa sorot mata Sarah seakan menyihir dirinya.

“Siapa kau?” tanya Raymond.

“Saya sarah, rumah saya tidak jauh dari sini, mari ikut saya.” Sarah memapah Raymond, sepanjang perjalanan menuju rumah Sarah, Raymond tak melepaskan pandangannya dari wajah Sarah.

“Dia sangat manis, ada apa denganku? Kenapa aku tidak bisa melepaskan pandangan dari wajahnya?” pikir Raymond yang seakan lupa dengan rasa sakit di tubuhnya.

Raymond seorang mafia kejam dan terkenal sebagai seorang psikopat. Dia tidak pernah sekalipun tersenyum apalagi tertawa kepada siapapun, yang ada dalam hidupnya hanyalah membunuh dan berambisi untuk menang dari musuh-musuhnya.

Organisasi yang dipimpin oleh Raymond adalah Lupo Argento, organisasi besar Italia, nama itulah yang membuat Raymond terkenal sebagai seorang mafia paling kejam di dunia bawah. Tak ada yang bisa menandingi dirinya, semua bisnis dan kekuasaan berada di dalam genggamannya. Di dunia bawah, Raymond dikenal dengan nama White Wolf.

Sarah tiba di rumah sederhananya, rumah itu lumayan luas dan memiliki halaman yang besar, banyak anak-anak yang sedang bermain di sana. Raymond menatap heran mereka semua, seakan bertanya kemana Sarah membawanya? Lokasi tempat tinggal Sarah sangat indah dan masih asri, hanya ada beberapa rumah penduduk di sana dan mereka semua sangatlah ramah.

“Apa ini panti asuhan?” tanya Raymond.

“Tidak tuan, ini rumahku, mereka semua anak-anak asuhku.” Raymond mengangguk.

“Kau sendiri yang merawat mereka?”

“Iya.”

“Apa kau membuka panti asuhan sendiri?”

“Tidak, mereka itu anak-anak terlantar dan aku membawanya ke sini untuk dirawat dan diasuh, kasihan mereka, aku menjadi ibu untuk mereka semua.” Raymond dan Sarah memasuki rumah, Sarah langsung membawa Raymond ke dalam kamar dan mengambil beberapa peralatan untuk mengobati Raymond.

Sarah mengobati setiap luka yang ada di tubuh Raymond dengan sangat hati-hati, dia begitu lihai dalam menggunakan semua peralatan medis itu, layaknya seorang dokter profesional.

“Aku akan carikan pakaian untukmu, jika kamu mau mandi, akan aku siapkan air hangat.”

“Tidak perlu Sarah, aku akan mandi dengan air dingin saja.”

“Baiklah, aku akan coba pinjam ke tetangga karena di sini aku tidak memiliki baju untuk pria.” Raymond hanya mengangguk lalu tersenyum, baru kali ini wajah tampan dan bringas itu tersenyum.

Setelah Sarah pergi, Raymond menyandarkan tubuhnya ke headboard lalu menatap langit-langit kamar.

“Ada apa ini? Kenapa hatiku merasa ada yang berbeda pada wanita itu?” lirih Raymond.

Selang 10 menit, Sarah datang membawakan pakaian ganti untuk Raymond, pria itu sudah mandi dan hanya mengenakan handuk milik Sarah yang menutupi pinggang hingga lututnya.

“Ini pakaian untukmu, aku keluar dulu.”

“Sarah, bisa tolong bantu aku memakainya?” Sarah mengangguk karena memang bahu Raymond saat ini sedang cedera.

Sarah memakaikan baju baos itu ke tubuh Raymond dengan hati-hati, lalu membiarkan Raymond mengenakan bawahannya sendiri.

“Terima kasih.”

“Aku akan memasak dulu, nanti kita bisa makan sama-sama dengan anak-anak yang lain.” Raymond tersenyum dan mengangguk.

***

Sarah tidur di sofa luar, kamarnya ditempati oleh Raymond karena pria itu butuh tempat yang nyaman untuk beristirahat.

Raymond yang belum tertidur mendengar suara isakan dari arah luar kamar, Raymond menajamkan pendengarannya dan melangkah keluar kamar. Dia melihat Sarah yang tidur di sofa sedang menggigau, keringat membanjiri wajah cantiknya dan Sarah juga gelisah dengan mata yang masih terpejam.

“Sarah, bangun Sarah, kau kenapa?” Raymond menepuk pelan wajah Sarah dan wanita 26 tahun itu terbangun dengan nafas yang memburu.

“Aku takut, dia akan membunuhku, dia datang untuk membunuhku, aku harus pergi dari sini, ya, aku harus pergi.” Sarah langsung berdiri dan berjalan menuju kamarnya, Raymond yang bingung hanya bisa mengikuti Sarah.

“Hei kamu mau kemana? Kenapa kau memasukkan semua pakaianmu ke dalam koper?” tanya Raymond yang semakin bingung.

“Dia akan datang, aku harus pergi, dia akan membunuhku.” Melihat sorot mata Sarah, Raymond tahu kalau saat ini Sarah sedang tidaklah stabil.

Dia membawa Sarah dalam pelukannya dan memberikan ketenangan pada Sarah.

“Tenanglah, tidak akan ada yang datang, aku akan melindungimu.”

“Dia akan datang.”

“Jika ada yang menyakitimu, aku akan menghabisinya, tenanglah, aku di sini Sarah.”

“Tidak, kau tidak mampu melawannya, dia berbahaya, dia akan membunuhku.” Sarah terus meracau yang membuat Raymond semakin pusing, Raymond lalu menangkup wajah Sarah dan mencium bibirnya.

Sarah yang awalnya kaku serta kaget langsung mendorong tubuh Raymond, dia semakin terlihat ketakutan.

“Tenanglah Sarah, tidak ada yang akan menyakitimu, tenang.” Raymond dengan perlahan mendekati Sarah, melihat Sarah mulai tenang Raymond kembali membawa Sarah ke dalam pelukannya.

“Aku di sini, aku akan menjaga dan melindungimu, percaya padaku Sarah.” Raymond mencium puncak kepala Sarah, wanita itu mulai tenang dan membalas pelukan Raymond.

Deg

Hati Raymond terasa menghangat, jantungnya mulai berdegup lebih cepat dan pelukan Sarah membuat dia sangat nyaman.

“Kau tidak akan meninggalkan aku? Kau akan menjagaku?” suara Sarah mulai tenang, Raymond kembali menangkup wajah Sarah dan tersenyum.

“Aku akan menjaga kamu dan melindungimu Sarah, aku berjanji.”

Karena tak kuat dengan pesona Sarah, Raymond mendekatkan wajahnya dan memiringkannya agar lebih leluasa untuk mencium Sarah. Wanita itu memejamkan matanya, menikmati sapuan hangat dari lidah Raymond yang memasuki rongga mulutnya, mencari dan membelit lidah Sarah sehingga Sarah terbuai dan mengalungkan lengannya di leher Raymond.

Ciuman itu berlangsung lama, Raymond menuntun Sarah untuk duduk di sofa tanpa melepaskan pagutan bibir mereka, Raymond tak pernah begini sebelumnya, jika dia berhubungan dengan wanita yang dia inginkan, tak pernah sekalipun dia mengizinkan wanita itu untuk mencium bibirnya. Itulah Raymond dan Sarah adalah wanita pertama yang berhasil membuat Raymond mengecup bibirnya.

Karena sama-sama terbuai, Raymond melepaskan pagutannya sebentar lalu membuka kaos yang dia pakai, tubuh tegap dan sixpack milik Raymond terpampang di depan mata Sarah.

Raymond kembali melumat lembut bibir Sarah dan menidurkan Sarah di sofa, dia sedikit menindih tubuh wanita itu dan terus memberikan ciuman-ciuman merangsang pada Sarah, lidah Raymond kini mulai bergerilya di leher putih Sarah, dia menjilati dan menggigit leher itu hingga meninggalkan bekas kemerahan.

“Sshh mmmm.” Desahan dari bibir Sarah membuat Raymond semakin menjadi, dia membuka pakaian atas milik Sarah dan melancarkan ciumannya di bagian leher hingga dada atas Sarah, bongkahan ranum milik Sarah masih tertutup dengan bra namun bagian atasnya terlihat menantang bagi Raymond.

“Kau sangat cantik Sarah,” puji Raymond yang membuat Sarah tersenyum, Raymond menciumi dada atas Sarah lalu sedikit menghisap dan menggigitnya sehingga dada itu meninggalkan bekas kemerahan akibat hisapan Raymond.

Tangan Raymond mengusap lembut pinggang telanjang Sarah yang membuat Sarah membusungkan dadanya, sentuhan Raymond benar-benar sangat lembut dan membuai Sarah.

Kecupan Raymond terus turun ke area perut Sarah, lidahnya lalu bermain di sana, meninggalkan sensasi geli pada Sarah sehingga Sarah semakin bergerak gelisah, tangan Raymond kini turun menyentuh betis lalu naik ke paha Sarah, usapan dan remasan tangan itu di pahanya membuat Sarah melayang.

“Aahh, sshh.” Sarah semakin bergerak liar dan meremas rambut Raymond yang saat ini berada di atas perutnya.

Raymond menyibakkan rok yang dipakai oleh Sarah, membuat kaki hingga paha putih Sarah terbuka, Raymond merendahkan tubuhnya lalu mencium dan menjilati paha Sarah.

“Aahhh.” Wanita itu membusungkan dadanya dan meremas sisi sofa.

Raymond kembali meraup bibir Sarah dan melumatnya dengan penuh nafsu dengan tangan yang menyentuh setiap inci tubuh Sarah Manilla. Ciuman mereka membuat gejolak lain dalam tubuh masing-masing naik, mereka berdua tidak bisa memungkiri kalau saat ini mereka sama-sama menginginkan sesuatu yang lebih.

Tangan Raymond meraih pengait bra yang Sarah gunakan lalu melepaskannya begitu saja sehingga bongkahan ranum itu terbebas dan sekarang berada tepat dalam genggaman telapak tangan Raymond.

“Hhmm.” Desahan Sarah kini tertahan karena mulutnya disumpal oleh lidah Raymond, pria itu menurunkan ciumannya dan memainkan salah satu buah dada Sarah yang tidak dia genggam, Raymond memasukkan bongkahan indah itu ke mulutnya dan memainkan lidah hangatnya di sana.

Mata Sarah terpejam, dia menikmati setiap sentuhan Raymond di kedua buah dadanya, satu dalam genggaman Raymond dan satunya lagi di dalam mulut Raymond.

Tangan Sarah meremas kuat rambut Raymond, dia terus mendesah yang membuat Raymond semakin liar mencumbu dirinya.

Kini mulut Raymond berpindah ke dada sebelah nya, melakukan hal yang sama, menghisap dada itu bagai bayi yang tengah kelaparan, Raymond juga memberikan sensasi gigitan kecil di putik merah muda milik Sarah, karena pu*ting itu telah mengeras menandakan kalau Sarah sedang diliputi oleh nafsu dan libidonya tengah naik.

Saat tangan Raymond berusaha untuk membuka pakaian dalam Sarah, wanita itu langsung menahannya dan terkesiap.

“Ada apa?” tanya Raymond.

“Kau tidak boleh melakukannya padaku, aku bukan istrimu.” Sarah mendorong tubuh tegap Raymond yang menindihnya namun Raymond sama sekali tidak ingin beranjak dari sana.

“Oke aku tidak akan melakukan hal itu padamu, sekarang tidurlah dan tenang, aku akan menjagamu.” Raymond menghentikan aksinya, dia menutupi tubuh polos bagian atas Sarah dengan tubuh polosnya, memberikan kehangatan pada Sarah.

“Aroma tubuhmu membuat aku nyaman.” Lirih Sarah lalu mencium leher Raymond, pria itu semakin mempererat pelukannya hingga Sarah tertidur. Mereka berdua akhirnya tertidur di atas sofa saling berpelukan.

“Kau wanita pertama yang aku sentuh selembut ini Sarah, aku tidak akan melepaskanmu.” Raymond mengecup telinga Sarah dan memejamkan matanya untuk menyambut hari esok.

***