[4] Lamaran Paksa
Thomas datang membawakan persediaan makanan serta pakaian untuk Raymond, semua anak-anak itu tampak sangat bahagia ketika mendapatkan banyak makanan yang dibawakan oleh Thomas.
“Terima kasih Thomas, Raymond, kalian benar-benar membantu kami di sini,” ucap Sarah dengan wajah ceria.
“Sama-sama Sarah, anggap saja ini bantuan kecil dariku untuk kalian di sini karena kamu sudah membantuku, jika saja waktu itu kamu dan Lily tidak datang mungkin aku sudah mati sekarang.”
“Itu semua sudah takdir Ray.” Mereka berbincang ringan lalu Sarah pamit karena mendengar anak-anak banyak yang menangis karena rebutan makanan.
“Ray, kau harus pulang sekarang, organisasi dalam situasi mendesak, Arnold benar-benar menghancurkan kita Ray.”
“Aku tau Thomas, semua ini ulah Olive, dia yang menjadi mata-mata dalam organisasi kita saat ini.”
“Dari mana kau tau?”
“Aku meletakkan chip pelacak dan penyadap dalam tubuhnya sebelum pergi menemui Arnold, semalam Arnold mengadakan party dan tidur dengan Olive, mereka merasa bahagia dengan kehancuranku, ada baiknya aku di sini dulu dan membiarkan mereka menang serta mengira aku telah tiada, jika mereka lengah, baru kita serang.” Thomas mengangguk.
“Olive, bukankah dia mencintaimu?”
“Haha dia hanya wanita murahan yang tidak pantas dicintai, sudah banyak pria yang menidurinya, aku sendiri jijik dengan dia.”
“Tapi kau pernah menidurinya juga.”
“Aku tidak pernah tidur dengannya.”
“Selain kau ingin membalaskan Arnold, aku sangat yakin kalau Sarah adalah alasan terbesarmu untuk menetap di sini, benar bukan?” Thomas dan Raymond menatap keluar, di sana Sarah tengah bermain dengan anak-anak dengan ceria.
“Iya, kau benar, dia berbeda Thomas, pertama kali melihatnya saja sudah membuat aku terpana. Dia sangat baik dan tulus, dia juga memiliki sifat keibuan luar biasa, kau lihat saja bagaimana semua anak-anak itu padanya.” Thomas tersenyum menatap Raymond.
“Kau baru saja memuji seorang wanita Ray.”
“Memang dia sangat pantas dipuji.”
“Haha semoga saja dia yang menjadi labuhan hatimu Ray, jangan sampai dia direbut oleh pria lain jika kau tidak ingin menyesal.”
“Iya aku tau itu tapi bagaimana aku bisa mengungkapkan rasa ini pada Sarah?”
“Heh kau bukan pria belasan tahun, kau tinggal ungkapkan saja perasaanmu dan lamar dia, apa susahnya.”
“Baiklah, akan aku coba.”
***
“Hah? Kau bercanda ya? Ini terlalu cepat dan kita baru saja saling mengenal satu sama lain Raymond.” Sarah tampak terkejut dengan lamaran dari Raymond.
“Aku tidak becanda Sarah, aku memang menyukaimu dan aku ingin memperistri kamu.”
“Maaf Ray, aku tidak bisa menerima lamaranmu ini, ini terlalu cepat untukku dan aku tidak mencintaimu Raymond.”
“Cobalah membuka hati untukku Sarah, aku janji akan menjaga dan melindungi kamu.”
“Maafkan aku Ray, tapi aku tidak bisa, tolong jangan memaksaku.” Raymond adalah pria yang paling tidak bisa ditolak permintaannya, dia akan begitu emosi ketika ada yang menolaknya seperti Sarah.
Raymond mencekal lengan Sarah dan menekan tubuh Sarah ke dinding.
“Aku tidak suka ditolak oleh siapapun Sarah, jika aku menginginkan sesuatu maka aku harus mendapatkannya dan jika aku tidak bisa memiliki sesuatu itu maka tidak satupun bisa memilikinya, semua itu juga berlaku untukmu.” Setiap kata yang Raymond ucapkan penuh dengan penekanan yang membuat Sarah bergidik ngeri dan takut.
“Kau membuat aku takut, lepaskan aku.” Raymond semakin menekan tubuh Sarah.
“Besok kita akan ke New York, kita akan menikah di sana jadi persiapkan dirimu.”
“Kau ini sudah gila ya? Aku tidak mau menikah denganmu, kau tidak bisa seenaknya padaku Raymond.”
“Iya aku sudah gila, aku akan menunjukkan kegilaan lainnya padamu.” Raymond melepaskan tubuh Sarah lalu menemui Thomas, dia meminta pads Thomas untuk menyiapkan keberangkatan Sarah dan semua anak-anak malam ini ke New York.
Thomas meminta pada anggota nya untuk mengirimkan sebuah helikopter ke sini untuk menjemput Sarah.
“Kemasi barang mu dan anak-anak, sebentar lagi orang-orang ku akan menjemput kita.”
“Aku tidak mau, aku tidak akan kemana-mana.”
“Jangan terus membantahku Sarah.”
“Aku tidak mau ikut denganmu Ray, aku sudah nyaman di sini dan aku tidak mau menikah denganmu.” Raymond yang sudah tersulut emosi langsung mengunci pintu kamar dan membekap mulut Sarah dengan kain lalu mengikat kedua tangan Sarah ke kepala ranjang sehingga wanita itu tidak membantah lagi.
Sarah berusaha untuk terus berontak namun percuma karena ikatan di tangannya sangat kuat dan teriak pun percuma karena mulutnya disumpal oleh Raymond.
“Aku akan mengurus anak-anak, kita akan berangkat malam ini sayang." Sarah terus mencoba berontak tapi sia-sia, bahkan ikatan di tangannya tak kendur sedikitpun. Air matanya sudah mengalir dari sudut mata Sarah, dia begitu sakit hati diperlakukan oleh Raymond seperti ini.
“Mungkin mereka akan datang cukup telat Ray, ada masalah sedikit di sana, jadi kita sabar dulu.”
“Oke, kau urus saja yang penting malam ini kita ke New York.”
“Oke.”
Raymond selesai mengurus semua anak-anak dengan bantuan Thomas, mereka semua tampak begitu bahagia saat diajak ke New York oleh Raymond.
Setelah memastikan anak-anak telah tidur dan istirahat, Raymond kembali ke dalam kamar untuk memeriksa keadaan Sarah, wanita itu kini tengah tertidur dengan lelap, Raymond menjadi kasihan dengan Sarah karena perbuatannya tadi.
Dengan perlahan Raymond membuka ikatan di tangan dan mulut Sarah, tanpa diduga, Sarah justru menyerang dirinya namun itu bukan hal sulit untuk Raymond, Sarah kembali dikungkung oleh Raymond karena tubuh Raymond jauh lebih besar dari Sarah.
“Lepaskan aku, kau bajingan.”
“Dengar Sarah, jika kau menjadi istriku, kau akan aman dan tidak perlu melarikan diri dari polisi lagi, aku akan melindungi mu dan semua anak-anak itu akan hidup terjamin denganku.”
“Aku tidak mau sialan, kau bajingan, lepaskan aku, aku tidak mencintaimu, aku tidak mau menikah denganmu Raymond bajingan.” Mendengar setiap umpatan dari Sarah, emosi Raymond kembali naik, dia merebahkan tubuh Sarah dan merobek baju yang Sarah kenakan saat ini.
Dia kembali mengikat tangan Sarah ke kepala ranjang dan melepaskan semua pakaian Sarah sehingga tak ada lagi yang tersisa di tubuh Sarah. Wanita itu kini sudah tidur telentang dengan kondisi polos, semakin dia menggeliat untuk menutupi tubuh telanjangnya, membuat gairah Raymond semakin naik.
Raymond ikut melepaskan seluruh pakaiannya, dan mulai mencumbu Sarah dengan menindih tubuh Sarah. Sarah berusaha menghindarkan wajahnya dari wajah Raymond agar Raymond tak bisa mencium bibirnya.
Pria itu mencengkeram rahang Sarah, dia menahan kepala Sarah agar memudahkannya untuk menciumi Sarah sesuka hatinya.
***
