Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

[3] Permainan Panas di Club

Malam harinya Sarah kembali mengganti perban Raymond, melihat dari luka yang dialami oleh Raymond saat ini, sekitar 2 sampai 3 hari lagi Raymond akan membaik.

“Apa kau ini pernah menjadi seorang dokter?” tanya Raymond pada Sarah.

“Tidak, ayahku yang dokter, dulu aku sering dibawa ke rumah sakit untuk menemaninya jadi aku sedikit tau untuk mengobati luka seperti ini.”

“Ooh.”

“Anda sendiri kenapa bisa terluka begini tuan?”

“Jangan panggil aku tuan, panggil saja Raymond.”

“Oke, jawablah pertanyaanku.”

“Ya biasa karena ada orang yang mengkhianati ku.”

“Apa pekerjaanmu?”

“Hanya seorang pebisnis biasa.” Sarah mengangguk.

“Kau tidak memberitahu keluargamu kalau saat ini kau sedang di sini? Mana tau mereka sedang cemas dengan keadaanmu.”

“Aku tidak memiliki keluarga, aku sama sepertimu, sebatang kara.” Sarah hanya mengangguk sambil terus mengobati dan mengganti perban Raymond, sedangkan pria itu terus menatap wajah cantik Sarah yang sudah berhasil memikat hatinya.

“Sudah selesai, sekarang kamu tidurlah, aku harus memeriksa anak-anak karena dari tadi mereka sudah ribut.”

“Terima kasih Sarah.” Wanita itu hanya mengangguk dan tersenyum pada Raymond.

Raymond memainkan ponselnya, meminta agar Thomas datang membawakan beberapa persediaan makanan untuk anak-anak di sini serta pakaian untuknya.

Thomas merupakan teman sekaligus kaki tangan Raymond dalam mengurus organisasinya, mereka saling membutuhkan satu sama lain.

[Ada baiknya aku menjemputmu, kau harus pulang Ray.]

[Jangan banyak bicara, bawakan saja apa yang aku minta]

Raymond memejamkan matanya, dia memang sangat lelah saat ini.

***

Arnold mengadakan pesta meriah di club miliknya karena sudah berhasil melumpuhkan Raymond hingga Raymond mengalami cedera parah, beberapa transaksi Raymond juga dibabat habis oleh Arnold hingga tak bersisa, yang membuat Raymond mengalami kerugian besar dan kehilangan beberapa klien nya.

Pesta itu juga dihadiri oleh beberapa kolega bisnisnya, dia juga memanggil wanita bayaran untuk memuaskan para tamunya itu.

Semua tamu menikmati minuman mereka, ada juga yang melakukan transaksi narkoba serta mengonsumsi obat-obatan terlarang di sana.

Di atas meja besar, beberapa makanan tersaji di atas tubuh telanjang seorang wanita, hal itu memang biasa bagi para pebisnis itu.

Di setiap sudut club, terlihat pemandangan dimana para tamu menikmati tubuh wanita yang memang sudah dipersiapkan oleh Arnold.

Ada juga yang menyetubuhi seorang wanita secara bersama-sama, ya pesta iu lebih kepada pesta bebas. Semua bebas melakukan apa saja yang mereka ingin lakukan.

“Hai Arnold, selamat atas misi mu, kau sudah membuat Raymond hancur.” Seorang wanita datang mendekati Arnold dengan mengenakan gaun yang membuat penampilannya terlihat glamour.

“Sekarang kau harus memenuhi janjimu untuk melayani hasratku Olive.”

“Ya, malam ini akan menjadi malam yang panjang bagi kita berdua.” Olive melumat bibir Arnold dengan penuh nafsu dan menuntut.

Mereka berdua menuju sebuah kamar untuk melepaskan hasrat mereka masing-masing.

Mereka kembali melakukan ciuman itu dengan penuh nafsu, Arnold menyandarkan tubuh Olive ke tembok dan membuka gaun yang dikenakan oleh Olive, gaun itu melorot sempurna sehingga saat ini Olive hanya menggunakan sesuatu yang menutupi bagian sensitifnya saja, sedangkan bagian atasnya telah bugil sempurna.

Arnold juga melakukan hal yang sama, mereka berdua kini tak mengenakan pakaian apa-apa sehingga Olive bisa melihat milik Arnold yang sudah tegak sempurna.

Olive menempatkan dirinya di depan selangkangan Arnold dan membawa milik besar pria itu ke dalam mulutnya.

“Aahh fuck Olive, mulut sangat hangat dan memabukkan sayang.” Desah Arnold sambil memaju mundurkan pinggulnya sehingga batang itu menusuk jauh ke dalam tenggorokan Olive, karena memang sudah pro dalam melakukan hal itu, jadi tidak masalah oleh Olive, setelah sekian menit melakukan oral pada Arnold, Olive melepaskan kain penutup area kewanitaannya sehingga Arnold bisa lebih leluasa untuk melihat dan menyentuhnya.

“Hmmpptt, mmpptt....” Mereka berdua sama-sama mendesah dalam pergulatan mulut yang mereka lakukan. Tangan Arnold memainkan pu*ting milik Olive yang sudah mengeras lalu turun ke area kewanitaan Olive sehingga wanita itu mendesah nikmat.

Sudut bibir mereka juga basah oleh air liur masing-masing karena melakukannya dengan kasar dan menuntut.

Arnold merebahkan tubuh Olive di atas kasur, dia kembali mencium bibir wanita itu dan mengusap lembut bibir kemaluan Olive sehingga wanita itu membusungkan dadanya, jari Arnold bergerak liar di bawah sana.

Arnold tak menyia-nyiakan apa yang ada di depan matanya, dia meraup sebelah dada besar Olive lalu menghisapnya dengan kuat sehingga wanita itu semakin mabuk kepayang, sebelah tangannya lagi memainkan put*ing Olive yang sudah mengeras.

Kedua tangan Arnold aktif memainkan dua titik sensitif milik Olive itu, dua jari Arnold memasuki liang hangat Olive lalu mengocoknya dengan sempurna dan cepat.

“Aaahh fuck, yeaahh, aahhh.” Desahan itu memenuhi ruangan bertema gelap tersebut. Arnold kembali menggerakkan jarinya secara cepat selama beberapa menit sehingga Olive mengeluarkan cairan bening yang membuat miliknya basah sempurna, Olive baru saja mendapatkan pelepasan pertama hanya dengan jari Arnold.

“Kau luar biasa Arnold, aku suka.” Arnold hanya tersenyum lalu menempatkan dirinya di tengah selangkangan Olive.

Arnold memegang miliknya dan mengocoknya sebentar lalu menempatkan milik besar dan panjangnya itu ke pintu kewanitaan Olive yang telah basah.

Arnold mendorong miliknya dengan kasar sehingga Olive sedikit tersentak dengan perlakuan Arnold itu, pria itu terus menggerakkan pinggulnya maju mundur dan mengumpulkan kedua kaki Olive di bahunya, dia memeluk kaki itu sembari menggerakkan pinggulnya dengan cepat dan kasar.

“Aahhhh fuck aahhh yyeeaahh aahh.” Hanya itulah yang bisa keluar dari bibir Olive saat menerima hujaman kuat dari Arnold.

Buah dada Olive bergerak seiring dengan kuatnya hentakan Arnold di bawahnya, tangan Olive meremas seprai dan bantal.

“Sshh shit Olive aahh.”

Arnold membalikkan tubuh Olive dan menuntun Olive untuk menungging padanya, Arnold kembali memasukkan miliknya dari belakang dengan gaya doggy style, Arnold merendahkan tubuhnya dan meremas bongkahan besar yang menggantung di dada Olive dengan kuat.

Desahan demi desahan serta hentakan membuat tubuh Olive melayang, dia begitu menikmati kejantanan Arnold yang memenuhi dirinya di bawah sana.

Arnold kembali menegakkan tubuhnya dan memegang pinggul Olive agar tubuh itu tidak bergeser saat dia menghujam Olive dengan kasar.

Pria itu terus menampar pantat Olive sehingga kedua nya memerah sempurna, dia menjambak rambut Olive sebagai bentuk libido nya yang sedang tinggi saat ini.

“Terlalu sshhh cepaatthhh aahh,” desah Olive saat Arnold membabi buta menghujam dirinya di bawah sana.

Arnold tak mempedulikan itu semua, dia semakin cepat dan kuat menghentakkan miliknya begitu dalam ke liang Olive sehingga semburan hangat memenuhi rahim Olive dan Arnold tumbang.

Arnold menghimpit tubuh Olive dan mereka sama-sama mengatur nafas akibat hujaman dan gerakan cepat yang mereka lakukan tadi.

“Aku belum selesai Olive.”

Hanya selang lima menit, Arnold kembali menghujam Olive sehingga vagi*na milik Olive sedikit membengkak akibat melayani nafsu buas Arnold. Pria itu tak memberikan jeda pada Olive, dia melakukan berkali-kali sehingga wanita itu terkapar tak berdaya di atas ranjang.

Seluruh tubuh Olive dipenuhi dengan jejak kemerahan yang dilakukan oleh Arnold, juga cairan putih hasil pelepasan Arnold juga memenuhi tubuh Olive.

“Jika Raymond mengetahui hal ini, pasti dia akan mencampakkanmu Olive.” Bisik Arnold di telingan wanita itu.

“Dia tidak akan tau.” Mereka kembali berciuman dengan lidah yang saling membelit satu sama lain.

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel