Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

3. Aerobic bikin keki

?Mas namanya siapa sih?

?Galih neng

?Nama Galih itu pasti ada artinya?

?Ada, GALIH Galau Itu perIH?

Rena sedang menyapu halaman di teras depan pagi ini. Melvi sedang mengelap sepedanya dan Billal sedang menyiram tanaman. Kegiatan hari libur yang terjadwal bagi mereka. Kedua orang tua mereka ada di dalam, sedang membersihkan rumah.

Motor matic hijau sudah berhenti di depan rumah dinas Arsa berpagar hitam. Laki-laki bertubuh tinggi itu sudah nyengir dan membuka pagar hitam.

"Assalamualaikum Adek-adek abang," sapanya bahagia.

"Abang Gaga!" Melvi dan Billal berlari memeluk Arga yang berdiri di sana. Seperti inilah kelakuan kedua adiknya jika bertemu dengan Arga yang kesepian. Arga tidak mempunyai saudara, jadi sebebasnya menganggap dia dan kedua adik laki-lakinya itu saudara.

"Gak ikutan peluk juga Ren?" tanya Arga dengan jahilnya.

"Gue patahin dulu kaki dan tangan lo." Arga hanya terbahak-bahak.

Arsa keluar dan berkacak pinggang melihat kedua anaknya lengket dengan Arga, anak dari Galih temannya saat Akmil. Arsa membelai lembut kepala Rena yang tertutup jilbab berwarna hitam. Arsa tersenyum melihat Rena yang mulai jengah dengan kelakuan kedua adiknya bersama Arga. Arga yang melihat Arsa berdiri didekat Rena, langsung memberi hormat.

"Pagi Komandan." Arsa tersenyum dan mengajak Arga masuk yang langsung diikuti Melvi dan Billal.

"Assalamualaikum calon Mama mertua yang cantik!" sapanya pada Azalea. Rena memutar bola mata jengah. Selalu seperti ini jika Arga bertemu dengan keluarganya.

"Kak, bikin minum gih." Rena berjalan mendekati Arga.

"Minum apa? Kebetulan ada racun dan air mineral, mau?" Arga hanya tertawa dan menarik gemas hidung Rena.

"Kalau gue dikasih racun, ntar lo yang kangen." Arga menaik-turunkan alisnya, membuat Rena berdecak.

"Menyebalkan." lalu menuju dapur untuk mengambilkan Arga minuman.

Rena kembali ke ruang tamu dengan membawa nampan berisi teh hangat.

"Ini khusus buat Abang Gaga." Rena memberikan gelas khusus untuk Arga.

"Kamu kasih apa di sini?" tanya Arga ingin tahu.

"Gak banyak sih, cuma setetes racun dan obat pelancar." Rena menaik turunkan alisnya kala Arga menatapnya horor.

"Kakak." peringat Azalea.

"Siap salah." Rena tersenyum. "Bercanda Abang Gaga." Arga tertawa geli mendengar Rena memanggilnya babang.

"Kalian itu kalau jauh pada rindu, kalau dekat pada berantem." Arsa menggeleng dan keduanya hanya nyengir.

"Mohon ijin Komandan, saya mau ajak Rena olahraga di monas."

Arsa nampak berpikir sejenak sebelum benar-benar mengijinkannya pergi. Arsa termasuk posesif kepada anak-anaknya.

"Jaga anak saya, awas kalau pulang dia lecet-lecet." Arga memberikan hormat pada Arsa.

"Siap komandan!" Arga menarik Rena ke luar rumah setelah berpamitan dengan kedua orang tuanya.

???

Arga dan Rena sudah berada di Monas, hari Minggu seperti ini, monas terlihat ramai sekali, bahkan banyak yang berolahraga. Tempat berolahraga sekaligus cuci mata untuk Rena dan Arga.

Rena mengedarkan pandangan sekitar, dia melihat Zidan bersama Ira. Hatinya mencelos.

Kenapa harus ada makhluk itu di sini, Ya Tuhan. Batin Rena.

Arga mengikuti arah pandang Rena dan menemukan Zidan di sana bersama Ira. Arga mencubit hidung Rena.

"Lo suka Zidan?" Rena hanya menggigit lidahnya agar tidak bicara yang tidak-tidak. "Len?" Jika berdua, Arga sering memanggil Rena dengan Lenlen. Karena dulu saat mereka berkenalan, Rena tidak bisa mengucapkan huruf R.

Rena menggedikkan bahunya. Arga menepuk kepala Rena pelan dan tersenyum.

"Gue tahu kok. Adek kecil gue udah gede rupanya. Ayo ikut gue." Arga menarik lengan Rena untuk mengajaknya joging.

"Gue gak suka sama ceweknya, dia terlalu menguasai Zidan. Yang perlu lo lakuin sekarang cuma deketin Zidan, gue akan jauhin dia."

"Bang--"

Arga sudah mendorong Rena dan membuatnya jatuh di dekat Zidan dan untungnya juga Zidan dengan tanggap menangkap Rena. Rena dibantunya berdiri, malu sekali dirinya. Memegangi kakinya yang sempat terantuk batu.

Asem, sinetron banget ini mah. Batin Rena.

"Maaf Kak." Rena menundukkan kepalanya, Zidan membantunya bangun.

"Gak papa, kamu baik-baik aja?" Rena hanya bisa mengangguk, wajahnya sudah memerah karena malu. Rena mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Arga dan Ira.

Kemana perginya Arga. Btain Rena.

"Ren, kamu kesini sama siapa?" Rena mendongakkan kepalanya menatap Zidan.

"Sama abang Gaga, tapi--" Rena menunduk, dia menggigit bibir bawahnya, mendadak matanya panas. "Saya ditinggalin."

Zidan menepuk kepala Rena lembut, berdekatan dengan Rena membuatnya teringat dengan seseorang di masa kecilnya. Gadis kecil yang manis menurut Zidan saat itu.

"Ayo kita joging, sama nungguin abang kamu." Rena mengangguk.

Zidan dan Rena kembali joging berdua. Ira merasa panas saat mengetahui Zidan dengan Rena hanya berdua. Ira menghampiri mereka dan menarik Zidan menjauh dari Rena.

Tuh kan sinetron banget. Batin Rena

Arga datang dan memeluk leher Rena. Mengajaknya menuju penjual makanan. Rena hanya diam dan memandang tajam Arga.

"Tatapan lo bikin jantung gue tertusuk sate." Arga memegang dadanya.

"Gue tusuk lo beneran!" Rena mengacungkan garpu di depan Arga.

"Lo nakutin deh Len. Makanlah, gue yang traktir ini." Rena mengangguk dan meneruskan makannya.

Setelah makan, Arga mengajaknya kembali mendekati Zidan. Rena sudah menolaknya, tapi Arga tidak mau tahu. Arga kembali meninggalkan Rena di dekat Zidan. Rena ingin menangis rasanya sekarang.

"Abang di mana?" teriak Rena.

"Ren? Cari siapa?" tanya Zidan.

"Bang Gaga, gak tahu kemana lagi." Rena mencari di sekeliling. Rena mencari keberadaan ponselnya, yang ternyata tak dibawanya.

"Gimana pulangnya ini?" gerutu Rena.

Ira datang membuat suasana hati Rena panas. Dia sengaja memeluk lengan Zidan di depan Rena.

"Kamu gak usah percaya sama dia, dia itu cuma bohongan, dia lagi cari perhatian sama kamu." Ira menarik Zidan kembali menjauh dari Rena.

Rena menunduk, dia merasa malu. Arga segera mendekati Rena dan meminta maaf, dia mengajak Rena pergi dari sana dan mengajaknya mengikuti senam aerobik.

"Komandan kecil, gue beli minuman dulu ya." Rena mengangguk dan terus mengikuti senam kembali tanpa memperhatikan sekitar..

Zidan yang melihat Rena santai-santai saja merasa aneh, segera dirinya berdiri di dekat Rena tanpa Rena tahu.

"Saya baru tahu kalau kamu bisa senam juga?" Rena menghentikan gerakannya dan berdiri kaku.

"Saya juga baru menyadari kalau semua perkataan Ira benar. Kampungan sekali gaya kamu, kekanak-kanakan," Zidan memandangya tajam. "Kamu bohong juga kalau mencari abang kamu?" Zidan tertawa mengejek, lalu berlalu begitu saja.

Arga datang dengan membawa dua botol air mineral. Merengkuh Rena dalam pelukannya. Rena menangis sesenggukan dalam pelukan Arga.

Zidan menoleh kebelakang dan mendapati Rena dalam pelukan Arga. Arga dan Zidan saling tatap, bukan tatapan jatuh cinta layaknya sepasang kekasih, tetapi tatapan tajam.

Ada hubungan apa Arga dan Rena. Batin Zidan.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel