Bagian 8
Bagian 8
Aku kembali lagi dengan update-an yang sedikit :), jangan lupa sediakan makanan dan minuman untuk menikmati karyaku, walau cuma beberapa kata tapi setidaknya update bukan, maaf. Sampai jumpa lagi besok di lain hari.
***
Setelah makan kami pun pergi ke tempat berikutnya ya, bioskop. Itu adalah permintaan dia tadi. Dia pun memesan tiketnya, aku merasakan ada yang aneh dar tempat ini.
Tidak rame dan juga tidak sepi, bahkan yang ke sini rata-rata laki-laki dan para pasangan. Kenapa aku harus bingung ya, mungkin saja bioskop di sini memang seperti itu. Itu tidak perlu aku pikirkan.
"Itu film apa ya?? Aku baru dengar judulnya?” tanyaku sambil meminum jus jeruk yang ada di depanku, dia membelikanku tadi saat aku memandang ke sana. Bisa dibilang dia cukup peka sebagai seorang pria.
"Dengarkan aku baik-baik Film itu khusus buat sepasang kekasih, jadi waktu nonton itu lu gak boleh pulang sebelum film itu habis.”
Loh, berarti benar dong ada yang aneh sama tempat ini. Pantas saja dari tadi yang aku lihat pasangan mulu yang lewat, ada pun yang tidak punya pasangan itu pun hanya lelaku saja dan itu sedikit.
"Memang kita sepasang kekasih,” ucapku sambil menahan tawa menggodanya, apa reaksinya setelah ini.
"Tidak! Sepasang hewan,” jawabnya tegas.
"Cie ... ngaku juga hewan, tapi maaf, aku manusia," tawaku yang membuatnya semakin kesal. Habisnya mukanya imut sih, masa begitu saja marah, harusnya dia bilang kalau kita sepasang kekasih, itu saja repot.
"Dah akh," sambil memakan Kue yang ada di depanya.
"Kalau aku bosan mau pulang kayak mana? Baru kali ini aku tahu kalau nonton film gak boleh pulang diluan. Durasinya berapa jam?" tanyaku.
Aku penasaran peraturan baru macam apa ini, kenapa aki bari mendengarnya. Kutatap dia, dia hanya sibuk makan kuenya lalu mulai berpikir. Bibirnya hendak ingin berbicara tapi dilanjutkan lagi dengan memakan kuenya.
Aku mau lihat, alasan apa yang mau dia berikan, dia terus saja memakan kuenya dengan kunyahan yang semakin lama semakin lambat, aku hanya bisa menunggu jika aku memaksanya untuk cepat dia pasti akan marah lagi, dan kepalaku bisa sakit.
"Jangan pulanglah, durasinya hanya 45 menit doang kok,” jawabnya santai tapi aku melihatnya seperti sedikit takut.
Jam pun menunjukkan pukul tengah 7. Kami pun memasuki ruangan tersebut, ruangan ini cukup indah, bagus, dan tapi bahkan sangat harum. Seperti ruangan VIP jika dilihat.
"Kenapa kau mengambil nomor bangku yang pertama," ucapku kesal karena cahayanya begitu terang, apalagi lampunya dimatikan semua.
"Ya!! Biar bisa lihat dengan jelas,” ucapnya sambil memakan popcron yang di tangannya.
Akhirnya film itu pun dimulai. Awalnya tentang percintaan masuk menit ke 10 pacaran melakukan adegan ciuman si biasa. Menit ke 13 ciuman pun beralih ke leher.
Aku melihat Zen yang serius menonton film tersebut sampai matanya pun todak berkedip.
Menit ke 15 aku mulai merasakan yang aneh dengan film ini. Seakan-akan film ini seperti film yang bahkan aku malas mengucapkannya. Jangan-jangan demi pertarungan kami dia mengajakku menonton ini.
"Dasar Zen! Sialan!" teriakku di kupingnya yang membuatnya tertawa sambil memegang kupingnya.
"Jangan berisik,” ucapnya sambil menaruh jari telunjuknya di bibirnya.
"Beraninya kau nonton film kayak gini!” teriakku lagi, rasa kesalku mana bisa hanya sampai sini. Uda nonton yang tidak penting mala ajak-ajak orang lagi, dasar tidak tahu diri, aku pijak-pijak kau.
"Kau lupa dengan janji kita?"
Sudah kuduga dia pasti mengajakku agar dia memenangkan pertandingan tersebut, enak saja. Aku tidak bakal membiarkanmu menang lagian nonton yang kayak beginian aku bisa muntah luan.
"Kalau aku gak mau nonton kau juga gak boleh nonton," ucapku sambil menutup matanya.
Dia pun beranjak berusaha melepaskan tanganku dari matanya. Suara yang hening tiba-tiba hancur dengan kegaduhan kami. Para penonton pun marah dan menyuruh kami untuk diam.
"Bagaimana? Aku menang kan?” ucap Zen dengan smirknya.
Aku hanya duduk tenang, tidak memedulikan apa yang dikatakannya.
Film tersebut pun berlangsung hingga adegan suami istri dilakukan.
Lagi-lagi mata Zen melotot menonton film tersebut.
Tapi yang paling anehnya lagi, dia sudah terangsang sampai-sampai memegang bagian bawahnya. Tapi bukan cuman dia sih, para penonton lainnya pun begitu. Kepalaku mulai sakit mendengar suara desahan dari mereka semua.
Akhirnya pun film tersebut habis.
Aku langsung keluar tanpa memedulikan Zen. Sesampainya di hotel, aku langsung tidur.
Tapi tidak lupa juga untuk mengunci kamar. Beberapa menit kemudian, aku mendengar suara ketokan pintu.
"Fry, buka pintunya,” ucapnya dari luar. Aku hanya tersenyum dan kembali tidur.
"Hari ini biarkan saja dia tidur di luar,” gumamku seketika.
Saatku membuka mataku, aku sudah melihat tirai jendela terbuka, siapa yang membukanya? Aku mengucek-ngucek mataku dan mengumpulkan semua jiwaku yang pergi ke mana saat aku tidur tadi.
“Sudah bangun?” panggil seorang laki-laki dari arah sofa. Aku pun melihat ke arahnya, Zen? Bagaimana dia bisa masuk? Apa dia memanjat dari jendela? Itu tidak mungkin, kami kan di lantai 7. Bisa mati diluan dia kalau nekat.
"Bagaimana kamu bisa masuk," ucapku penasaran yang melihatnya duduk santai di sofa.
"Aku minta kunci cadanganlah", jawabnya santai.
Astaga aku tidak ingat kalau dia bisa memintanya pada pelayan. Sudah cukup, aku susah bosa di sini. Aku mau pulang. Dia juga tidak menyayangiku di sini, lebih baik aku balik dan pergi ke kampus.
Membuat hari-hari baru dan bahagia, ketimbang di sini bersama dia setiap hari aku bisa mati batin melihatnya terus. Lagian di sini tidak ada yang membuatku sedikit tertarik, yang ada membuatku semakin bosan.
"Oh, aku mau pulang.”
"Ha? Itu terlalu cepat. Kita saja belum melakukan malam pertama," tolak Zen.
Astaga, dia mala memikirkan hal itu. Kupandangi dia dengan tatapan sinis tapi tetap saja dia melawanku dia membulatkan matanya kembali seakan mengajakku berantam dengan dia.
"Pokoknya aku mau pulang, kalau gak mau. Ya uda kamu saja yang tinggal di sini,” cetusku pada dia.
Dia pun memasang muka cemberut di wajahnya. Aku tidak memedulikannya dan langsung saja pergi ke kamar mandi. Selesai mandi. "Ayok pulang,” ajakku.
***
J a n g a n - l u p a - t a p - l o v e, - f o l l o w, - d a n - j u g a - k o m e n. S i l a k a n - b a c a - c e r i t a - l a i n - y a n g - b e r j u d u l - Ignorant King - a t a u - k e t i k - d i - p e n c a r i a n - Ignorant King - g e n r e - f a n t a s i - R o m a n c e.
Semangat bacanya :v
