Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bagian 9

Bagian 9

Aku kembali lagi dengan update-an yang sedikit :), jangan lupa sediakan makanan dan minuman untuk menikmati karyaku, walau cuma beberapa kata tapi setidaknya update bukan, maaf. Sampai jumpa lagi besok di lain hari.

***

Dia pun memasang muka cemberut di wajahnya. Aku tidak memedulikannya dan langsung saja pergi ke kamar mandi. Selesai mandi. "Ayok pulang,” ajakku.

"Kita tidak bisa pulang, tiket yang dipesan berlaku 2 minggu lagi,” ucapnya sambil cemberut.

Mau dua minggu lagi atau mau satu tahun sekali pun pokoknya harus pulang. Aku harus memaksanya agar dia mau pulang, lagian dia mau apa sih di sini, tidak ada yang mau dilihat sama sekali.

"Pokoknya aku mau pulang!” teriakku. Dia pun langsung tersentak, dan mendekatiku, apa yang akan dia lakukan padaku?

"Kau mau pulang?" ucapnya yang sudah ada di hadapanku.

"Iyah,” balasku singkat.

"Ok! Sebelum kita pulang. Kita harus melakukan apa tujuan kita ke sini,” sambil membuka kancing bajunya. Bentar-bentar dia tidak akan melakukan hal itu kan? Aku tahu aku memang istrinya tapi aku belum siap melakukannya.

"Maksudmu apa?" ucapku sambil jalan mundur. Namun sayang aku tidak ingat di belakangku ada sebuah kasur. Dia pun mendorongku sekasur tersebut, kemudian menindihku dari atas.

"Selama ini, aku sudah menahan nafsuku," ucapnya sambil menghembus telinga kiriku. Itu membuatku geli.

"Lepaskan aku,” sambil berusaha mendorongnya, tapi badanya begitu besar. Walaupun dia anak-anak tapi dia memiliki tenaga yang kuat.

Dia mulai mendekatkan bibirnya padaku. Aku pun memiringkan kepalaku.

Itu membuatnya kesal dan menarik pipiku menghadapnya.

Chup..

Dia menciumku begitu lembut tapi lama-kelamaan menjadi lumatan yang agak kasar. Entah mengapa tiba-tiba saja dia menggigit bibir bagian bawahku. Dan otomatis itu membuatku mengerang.

Dia pun mengambil kesempatan dan langsung saja memasukkan lidahnya. Dan bermain di situ. Tangannya tidak tinggal diam, tangan kanannya menopang badanya agar tidak terlalu menindihku. Sedangkan tangan kirinya berusaha masuk ke bajuku.

Aku pun menutupi bajuku, tapi entah mengapa kekuatannya lebih kuat.

Tangannya pun masuk dan memegang kedua bagianku. Merasakan itu pun, aku kemudian menangis sambil memukuli tangan kekarnya.

Dia pun memberhentikan semua aksinya, lalu memandangku. “Kok nangis sih?” ucapnya sambil melap air mataku.

"Iya-iya maaf, aku gak kasar lagi kok. Jangan nangis yah," ucap dia sambil berusaha menenangkanku. Aku hanya menangis terus, dia pun memelukku kemudian merapikan pakaianku.

Tiba-tiba saja dia berubah menjadi orang dewasa seketika bukan anak kecil lagi. "Aku mau pulang," ucapku dalam dekapannya.

Dia pun mengelus kepalaku. “Oke,” ucapnya. Aku pun bangga mendengarnya, tapi ada yang aneh. Bukannya aku melawan aku malah membalas pelukannya, tapi biari saja.

“Kamu ini aneh ya, begitu saja nangis. Ingat ya, kau dan tubuhmu ini adalah milikku bukan hanya itu saja, semua punyamu adalah milikku. Jadi jangan nangis jika suatu saat aku mengambil kehormatanmu sebagai seorang suami,” ucapnya dan aku tersenyum.

Aku kira dia adalah anak kecil, ternyata dia bisa menjadi seseorang yang sangat dewasa seperti sekarang. Mungkin jika suatu saat itu sudah tiba, aku bisa memberikannya padamu. Dia memelukku erat dan aku mengangguk.

***

J a n g a n - l u p a - t a p - l o v e, - f o l l o w, - d a n - j u g a - k o m e n. S i l a k a n - b a c a - c e r i t a - l a i n - y a n g - b e r j u d u l - Ignorant King - a t a u - k e t i k - d i - p e n c a r i a n - Ignorant King - g e n r e - f a n t a s i - R o m a n c e.

Semangat bacanya :v

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel