Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

bab 3

“Sekeras apa pun aku berusaha mengambil hatinya, dirinya tetap tak menganggapku ada”

"Cinta ... bagaimana qalbu ini bisa begitu saja berlabuh kepadamu? Sama sekali 'tak pernah terlintas di benakku."

~Silla

***

Semenjak kejadian di musholla waktu itu, Alma dan Ifi sering menggoda Silla dan itu membuat Silla kesal dengan keduanya. Silla hanya takut akan ada yang tahu soal ini. Silla tidak mau itu terjadi.

Tapi tanpa disadarinya, ada orang lain yang mengetahui semuanya.

Flashback on

"Sebenarnya yang kumaksud itu ... ah tidak jadi deh. Kalian tidak usah tahu soal ini."

"Ih, kamu kok begitu sih Sil? Kamu tidak percaya ya sama kita?" Alma benar-benar geram dengan Silla saat ini.

Ifi memutar bola matanya malas. "Tahu nih anak."

"Aku hanya takut jika kalian tahu, kalian akan ember. Apalagi kamu Fi, yang terkadang suka keceplosan kalau lagi bicara," kesal Silla dengan tatapan sinisnya.

"Haha ... itu kan khilaf Sil."

"Walaupun gitu, ist ...."

"Sudah, kasih tahu saja kenapa? Kita janji tidak bakal kasih tahu siapa-siapa," sahut Alma berusaha meyakinkan Silla dan beruntungnya Silla mengangguk mengiyakan.

"Oke. Tapi kalian janji ya? Tutup rapat mulutnya." Mereka berdua hanya mengangguk sebagai tanda jawaban. Silla kembali menghembuskan nafas panjangnya lantas berkata, "seseorang yang membuat hatiku seperti saat ini adalah ... So-soni," lanjutnya dengan menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya.

Sedangkan Alma dan Ifi saling pandang. Beberapa detik kemudian mereka berteriak, "SERIUSAN? DEMI APA?"

Silla tidak menjawabnya. Dia malu, sangat malu, apalagi kedua sahabatnya berteriak kencang.

"Cie ...." Alma menyenggol lengan Silla dengan bahunya. Ini yang tidak disuka Silla pada kedua sahabatnya. Dirinya menatap Alma dan Ifi dengan jengah.

Seseorang yang sejak tadi mendengar pembicaraan Silla dan teman-temannya masih berada di tempat. Dan pernyataan Silla membuatnya terkejut bukan main.

Bagaimana bisa? Hanya itu yang ada di benak dan hatinya. Dirinya masih bertanya-tanya kenapa Silla bisa menyukai dirinya.

"Kok ini juga jantung ... kenapa juga tiba-tiba berdetak kencang?" tanyanya pada diri sendiri. Terlihat dirinya hanya menggeleng-gelengkan kepala, lantas pergi dari musholla.

Flashback Off

***

"Assalamualaikum, aku pulang," teriak Silla yang membuat wanita paruh baya yang tidak lain adalah sang bunda menutup kedua telinganya dengan telapak tangan.

"Waalaikumsalam, Silla ... Tidak usah teriak, Bunda dengar," tegur Erna. Dan si pelaku hanya menyengir tidak berdosa.

"Maafkan putrimu ini wahai Ibunda Ratu," tukasnya sambil menjewer telinganya sendiri dengan kedua tangan.

Selepas mengatakan itu, dirinya langsung kabur dan berlari menuju kamarnya. Setelahnya tertawa lepas. Silla tidak bisa membayangkan wajah dari bundanya yang kesal karena menurutnya itu sangatlah lucu. Erna hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah putrinya yang seperti itu.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel