Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab. 4 Rani Diangkat Menjadi Asisten Rumah Tangga Tetap

Keesokan paginya Rani terbangun, Rani langsung teringat kejadian menyeramkan semalam yang dialaminya, ternyata tangannya masih berkeringat dingin dan setelah melihat sinar matahari yang masuk melalui jendela kamarnya, dia dengan cepat dan berani untuk segera keluar dari kamarnya dan segera berjalan membuka pintu depan. Saat pintu depan terbuka, di teras terlihat mang Amat sedang duduk di lantai sambil menghisap rokoknya, Rani bernafas lega ternyata sudah ada mang Amat, Rani segera berjalan menghampiri mang Amat.

“Mang semalam ada setan perempuan Mang, beneran mang saya lihat ada perempuan pakai baju putih pergi setelah mengetuk pintu mang” Rani segera mengadu ke mang Amat dengan suara yang masih terdengar gemetaran.

Mang Amat menoleh kearah Rani,

“Saya kan sudah bilang ke kamu segera kunci pintu dan tidur di kamar, ngapain lagi kamu keluar, sudah kamu kerja saja sana, jangan macam - macam lagi, pokoknya kamu itu tugasnya hanya kerja bantuin Ibu di rumah ini ” jawab mang Amat sedikit kesal dengan menatap Rani tajam.

Rani segera berjalan masuk ke dapur sambil menundukkan kepalanya, dia tidak berani menjawab kata – kata mang Amat karena takut  kembali diomelin oleh mang Amat. Tidak lama kemudian terdengar suara mobil masuk ke pekarangan rumah, dan benar saja ternyata mobil majikannya yang pulang. Rani berjalan ke ruang depan dan melihat Pak Yayat turun membukakan pintu mobil untuk pak Roby dan bu Mala, kemudian terlihat mang Amat menghampiri mereka dan berbicara dengan pak Roby dan bu Mala, pak Yayat hanya berdiri dan mendengarkan di belakang pak Roby, mereka terlihat berbicara dengan serius, tampak pak Roby dan bu Mala mengernyitkan dahi mereka dan kemudian sesekali melihat arah dalam rumah. Di tangan mang Amat tampak sedang memegang sebuah wadah yang berisi bunga - bunga dan kemenyan, tak lama kemudian terlihat mang Amat berjalan kebelakang pohon beringin dan meletakkan sesajen yang dipegangnya tersebut di dekat pohon beringin tua di samping rumah, kemudian terlihat pak Roby dan bu Mala memasuki rumah. Mang Amat dan Pak Yayat duduk di teras dan terlihat berbicara sambil berbisik saat pak Roby dan bu Mala sudah memasuki rumah. Rani masih terus menyapu lantai kemudian terlihat pak Roby menoleh melihat Rani sebelum masuk ke kamar bersama bu Mala. Rani terus menyapu dan sampai di ruang tengah saat menatap foto keluarga majikannya Rani kembali melihat wajah seorang gadis ditengah foto tersebut. Gadis itu sangat cantik, wajahnya tampak tersenyum manis. Rani sudah seminggu bekerja dirumah ini tetapi tidak pernah bertemu gadis di foto ini, sepertinya ini anak pak Roby dan bu Mala, tetapi mungkin saja tidak tinggal di rumah ini pikir Rani dalam hati. Foto gadis ini hanya satu – satunya di rumah ini, hanya di foto keluarga di ruang tengah dan tidak ada lagi foto lain terlihat di rumah ini.

Saat hari menjelang siang tiba-tiba bu Mala keluar dari kamar dan memanggil Rani, dan kemudian mengajak Rani untuk duduk dan berbicara di ruang tengah. Saat ini bu Mala mengenakan sebuah gaun panjang berwarna abu – abu, setelah dipikirkan memang selama Rani berkerja dirumah ini kedua majikannya selalu berpakaian gelap, tidak pernah sekalipun Rani melihat mereka berpakaian cerah. Bu Mala walaupun berpenampilan anggun dan cantik tapi terlihat begitu kelam, hanya menggunakan pakaian yang berwarna hitam, abu – abu maupun coklat tua. Walaupun selalu merias wajahnya tidak pernah sekalipun terlihat wajah bu Mala yang cerah, pasti bibirnya selalu dihiasi oleh lipstik warna coklat, matanya juga selalu dihiasi eye shadow gelap seperti hitam dan abu – abu.

“Rani, saya sudah melihat hasil kerja kamu selama seminggu ini, dan menurut saya kamu cukup rapi dan bersih,  saya bermaksud menjadikan kamu asisten rumah tangga tetap saya dan saya akan memberikan kamu gaji sebesar dua setengah juta setiap bulan”.

Rani kaget mendengar gaji yang akan diberikan oleh bu Mala, karena gaji yang diberikan sangat besar sebagai seorang asisten rumah tangga pada saat itu, apalagi tugasnya cukup ringan hanya bersih - bersih rumah dan membantu bu Mala memasak, itu tidak berat menurut Rani. Rani pernah mendengar dari temannya yang berkerja sebagai kasir di restoran terkenal saja tidak sebesar itu gajinya. Rani langsung tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada bu Mala. Rani berharap dengan gajinya ini dia bisa membantu orang tuanya di desa, jika perlu bapak dan ibu di desa tidak perlu berkerja lagi susah payah menjadi petani.

“ Baik Bu, terima kasih banyak atas kepercayaan Ibu sama saya, saya akan berkerja dengan baik Bu.” Ujar Rani menjawab bu Mala dengan sopan.

“Tapi nanti dua hari lagi kamu akan pindah ke rumah saudara saya bukan bekerja disini, disana lebih butuh tenaga kamu.”

Rani mengangguk – anggukan kepalanya, oh ternyata nanti dia akan berkerja ditempat lain bukan di rumah ini. Ada perasaan lega juga saat Rani  mendengar bahwa dia tidak akan terus berkerja di rumah bu Mala, jadi mungkin dia tidak akan pernah mengalami hal menakutkan lagi seperti semalam. Semoga di rumah saudara bu Mala dia akan lebih tenang berkerja, walaupun pekerjaan berat akan lebih baik dibandingkan jika dia berkerja disini ditinggal sendirian lagi seperti semalam.

“Baik Bu, nanti saya akan ikut seperti kata Ibu”. Jawab Rani kepada bu Mala.

Kemudian bu Mala beranjak masuk kembali ke kamarnya.

Setelah siang bu Mala mengajak Rani masuk ke dapur untuk memasak. Rani membantu bu Mala memasak di dapur dan menatanya di meja makan setelah selsai memasak. Setelah itu bu Mala menyuruh Rani untuk menyiapkan barang – barang yang akan dibawanya ke tempat kerja barunya, Rani kemudian masuk ke kamarnya untuk menyiapkan semua barang - barangnya agar bisa segera siap untuk pindah berkerja ke rumah saudara bu Mala. Sambil menyiapkan barangnya yang tidak seberapa itu, Rani tersenyum bahagia karena akan segera meninggalkan rumah yang menyeramkan ini. Sebenarnya Rani sudah mulai kerasan berkerja di rumah majikannya ini, jika tidak ada kejadian yang menimpanya semalam. Kedua majikannya tidak cerewet bahkan terlalu pendiam dan cuek menurut Rani, mereka tidak pernah menanyakan apa - apa kepada Rani, asalkan Rani selalu berkerja sesuai tugasnya. Bahkan setiap hari Rani terlalu jarang bertegur sapa dengan kedua majikannya, begitu juga terlihat bahwa mang Amat maupun pak Yayat juga demikian. Majikannya hanya terlihat jika sedang berada diruang makan, sisanya dihabiskan untuk berkerja di luar ataupun di kamar mereka. Rani tidak tahu pasti apa pekerjaan majikannya, hanya yang dia tahu dari mang Amat bahwa majikannya punya banyak usaha, jadi setiap hari pak Roby harus selalu keluar memantau bisnisnya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel