Bab 6
" Lelah sekali aku hari ini...dan apa yang kualami hari ini sungguh tak bisa kupercaya,tapi aku senang karna sejak peetemuan pertama sebenarnya aku memang langsung menyukai mu kak Randy. sifat sombong dan angkuhmu membuatku penasaran dan ingin mengenalmu lebih dalam.." Nila bergumam sendiri dan berbaring ditempat tidurnya yang kemudian terlelap terbuai mimpi.
masih pukul 06.00 Nila sudah bangun,dia berganti pakaian menjadi kaos longgar dan celana training memakai sepatu kets rambut diikat ekor kuda dan pergi lari pagi keliling lingkungan tempat tinggalnya.
setelah berkeliling cukup lama Nila melewati depan rumah Randy dan kebetulan Randy sedang duduk didepan rumah ditemani secangkir kopi,sepertinya sedang mengerjakan tugas kuliahnya.
" pagi kak Randy...rajin amat...ayo kita jogging bareng" sapa Nila dengan malu- malu
"halo pacar kesayangan yang menjengkelkan..." Randy membalas sapaan Nila dan langsung berjalan kearah Nila berdiri.
jantung Nila berdebar kencang dan pipinya memerah karena malu dan senang mendengar Randy memanggilnya pacar kesayangan.
" kok pipinya merah...kamu malu ya sama aku?" Randy malah terus menggoda Nila yang kini menunduk dihadapan Randy, wajah mungilnya berkeringat karena jogging dan anak rambutnya menempel didahinya, tangan Randy refleks menyingkirkan rambut yang menempel didahi Nila sehinga terlihat jelas wajah mungil yang menggemaskan.Randy menggenggam tangan Nila dan menuntunnya ke kursi tempat Randy duduk tadi.
" sebentar ya sayang...aku bikinkan teh hangat dulu...dari tadi diem terus..." Randy berjalan kedalam rumahnya dan keluar dengan secangkir teh hangat untuk Nila.
"terima kasih kak....kok aku jadi duduk disini,dapat teh pula...nanti aku jadi betah lho kak." goda Nila melihat Randy yang kembali sibuk menyelesaikan tugas- tugas kuliahnya.
Randy tersenyum dan mencubit hidung Nila dengan gemas
" wah kebetulan kalau betah...kan kita bisa sama - sama terus...jadi makin cinta."
lagi- lagi Nila menunduk karena malu.
" kakak dirumah sendiri?, orang tua kakak dimana?" Nila celingukan karena rumah Randy terlihat sepi.
" ibu sedang mengantar ayah berobat,akhir- akhir ini kesehatan ayah agak menurun..."
kata Randy, wajahnya menunjukkan kesedihan yang dalam saat mengingat ayahnya yang akhir- akhir ini memang sedang tidak sehat.
" ummm...maaf kak...aku nggak tau...semoga ayah kakak lekas sembuh ya..." kata Nila sambil mengulurkan tangannya untuk menggenggam tangan Randy. suasana menjadi canggung karna Nila tiba- tiba menggenggam tangan Randy...meski masih belia,Nila adalah sosok yang mandiri, pintar dan baik hati...orang- orang yang berada didekatnya akan merasa nyaman.
" nggak apa- apa kok sayang...makasih ya kamu sudah support kakak."
Randy kemudian menyuruh Nila meminum tehnya dan akan membawa cangkir bekas teh Nila dan kopinya kedalam.
" sayang...tolong bawain tugas kakak kedalam ya..." perintah Randy dengan lembut dan Nila pun langsung mengemasi tugas- tugas Randy, memasukkannya kedalam map yang ada didepannya dan menyusul Randy masuk kedalam.
" ditaruh dimana kak tugasnya...?" tanya Nila sambil mata nya melihat sekelilingnya,rumah Randy memang besar dan rapi..Nila betah disini.
" taruh di meja depan tv saja sayang...tunggu sebentar ya...kakak ambil cemilan dulu, mau nambah nggak teh nya? Randy yang berada di dapur dan hanya suaranya saja yang terdengar.
" nggak usah kak, sudah cukup...nanti malah nggak pulang - pulang akunya kalau dibuatin minum terus." jawab Nila yang melihat Randy membawa toples kue ditangannya dan duduk disebelah Nila sambil nonton tv.
Randy menarik Nila dan memeluknya sambil mencubit hidung Nila " nggak percaya kalau cewek cerewet ini jadi pacar aku sekarang...sepertinya kita harus berterima kasih sama Revan dan teman- teman yang udah jodohin kita." Nila menatap Randy dan senyumnya mengembang, benar - benar menggemaskan. Randy menatap Nila dengan penuh cinta...mencium keningnya, hidung dan kemudian bibir Nila yang telah menjadi candu bagi Randy karena rasanya yang manis.
Nila kehabisan nafas dan Randy melepaskan ciumannya." maaf sayang..kakak terbawa suasana..." sambil membelai rambut Nila yang masih berada dipelukannya. Nila merasakan desir aneh dari tubuhnya...gugup dan berbunga- bunga." nggak apa- apa kak.... udah siang aku pulang dulu ya kak...besok masuk sekolah...ada tugas yang belum selesai." Nila melepaskan diri dari pelukan Randy dan beranjak keluar dari rumah Randy. " oke sayang...perlu bantuan nggak? ayo kakak antar , sebentar kakak tutup pintu dulu." Randy bergegas menutup pintu rumahnya dan mengeluarkan motornya dari garasi.
" ayo sayang...pangeran siap mengantar tuan putri." goda Randy
" kakak apaan sich...malu tau.." Nila tersenyum malu dan membonceng Randy, dengan sekejap Nila sudah berada dirumahnya karena memang rumah mereka dekat..sekitar 10 menit dari rumah Randy.
" kakak langsung pulang aja." Nila turun dari motor Randy dan berjalan masuk kerumahnya.
" beneran nggak butuh bantuan?" goda Randy lagi.
" nggak usak kak... udah ya...dada...." Nila melambaikan tangannya sementara motor Randy berbalik dan meninggalkan rumah Nila.
"Ciye yang udah jadian...memang benar ya kata pepatah yang mengatakan kalau jarak antara benci dan rindu itu sangat tipis,atau benci tapi rindu nich?" Revan tiba-tiba nongol didepan Nila,seketika tubuh Nila melonjak karena kaget dengan kehadiran Revan yang tiba-tiba.
"Apaan sih van..kamu ngagetin tau...awas lho,nanti aku kasig bogem mentah baru tahu rasa."Nila mengancam Revan dengan mengacungkan tinjunya,Revan yang melihat kelakuan sahabatnya itu menjadi sangat geli,Revan pun akhirnya tertawa terbahak-bahak.
"Heh,non,dikurangin dikit dong galaknya,kan udah laku ini,masak masuh tetap galak?nanti babang Randy kabur baru tahu rasa."Revan masih terus menggoda Nila,dia ikut bahagia,akhirnya Nila dan Randy bersama.
"Yee,,emang kamu nggak tahu ya van,kalau kak Randy itu nembak aku gara-gara kegalakanku ini tau,katanya aku sangat imut kalau pas marah,jadi kamu harus yakin,kak Randy tidak akan pernah kabur dariku,yang ada dia akan semakin jatuh cinta padaku."Nila sangat percaya diri.
"kepedean banget sich kamu jadi orang."kata Revan sambil menjitak kepala Nila.
"biarin,soalnya aku kalau nggak percaya diri dimarahin sama ibu dan ayahku van."Nila kemudian meninggalkan Revan yang masih ingin terus menganggunya.
"Nila,mau kemana kamu,aku belum selesai ngomong sama kamu Nil,kuda Nil,,berhenti nggak!"Revan gemas melihat kelakuan NIla,kini malah dia asal masuk tanpa menengok lagi kearah Revan,akhirnya,Revan menyerah,dia pun kembali kerumahnya yang hanya berjarak lima puluh meter dari rumah Nila.
"Dasar Revan idiot,awas aja besok, bakalan aku kerjain kamu."Nila mengancam Revan,yang tanpa sengaja mendengar Nila mengancamnya.Oke fine,dia akan menunggu,apa yang akan dilakukan Nila terhadapnya,Revan pun akhirnya tiba dirumahnya,setelah jogging tadi revan merasa sangat lapar,dia kemudian memesan makanan via aplikasi online,Revan sekalian memesankannya untuk Nila,Revan tahu,Nila pasti sedang kelaparan sekarang,dan pasti gadis itu hanya memiliki mie instan dan telur,Revan tidak akan mengijinkan kalau Nila hanya memakan itu,Revan memesankan dimsum dan kue kukus kesukaan Nila.
