Bab 11
Nila dan Randy tiba dirumah Nila tepat jam 8 malam...
" Masuk dulu kak...istirahat sebentar aku bikinin kopi panas..." Nila mpersilahkan Randy masuk dan langsung menuju dapur membuatkan kopi untuk Randy.
" Diminum dulu kak kopinya.....aku ganti baju sebentar ya...gerah nich..."
Nila meletakkan kopi di depan Randy, senyum nya mengembang di wajahnya yang cantik...terlihat sekali gurat kelelahan diwajah mungilnya." makasih sayang...cepetan gih ganti baju..." Randy mengambil cangkir dimeja dan menyeruput dengan perlahan.sementara Nila sudah berganti baju santai, celana pendek dan baju batik bali setelan kesukaannya karena nyaman dipakai.
" Gimana kak...udah enakan badannya...udah gak capek lagi kan..?" Nila berjalan kearah Randy dan duduk disamping Randy.
" Iya sayang...udah enakan kok...nih kopi nya sudah habis...kakak langsung pulang ya...cepat tidur kamu terlihat sangat lelah..." Randy bangkit dari kursi dan mencium kening Nila lembut.."kakak pulang ya sayang...inget langsung tidur...jangan lupa mimpiin kakak ya...i love you..." Randy mengacak- acak rambut panjang Nila dan bergegas pulang. Nila mengunci pintu dan langsung tidur karena badannya serasa remuk redam.
Dertt...dertt...ponsel nila bergetar mengusik tidurnya yang nyenyak, tangan nila meraba - raba nakas tempat tidurnya untuk mengambil ponselnya dan melihat siapa pagi- pagi sudah memnangunkannya.
Mata nila masih agak kabur sehingga tidak jelas siapa yang menelepon, ternyata ayah Nila yang memanggilnya dan Nila menekan tombol hijau dan segera duduk bersandar dikepala tempat tidurnya.
" Halo yah...apa kabar...tumben pagi - pagi udah telephone Nila...ada yang penting atau kangen sama anak ayah yang imut dan pintar ini..?"
Nila yang baru bangun tidur langsung narsis.
" Sebenarnya ayah telfon kamu pagi- pagi begini ada yang ayah mau sampaikan nak...tapi ayah bingung mau mulai dari mana..." suara ayah di sebrang terdengar berat Nila menjadi panik...ada apa kira- kira.. dan apa yang akan ayah sampaikan ya...fikiran Nila menebak- nebak tapi tetap tak ada yang terlintas dibenaknya.
" Memang ada apa yah...cerita aja...Nila dengerin kok..." suara ayah disebrang benar - benar berat...seperti ada masalah yang sangat rumit.
" Nila sayang...ayah sama ibu saat ini sedang ada masalah keuangan..jadi untuk beberapa bulan kedepan ayah nggak bisa kirim uang untuk kamu karena ayah sama ibu tertipu oleh seorang teman kerja kami. Sekarang kan lagi liburan semester jadi kamu aman untuk sementara..tetapi ayah benar- benar minta maaf sepertinya kamu harus berhenti sekolah dulu nak...ayah benar- benar berat menyampaikan ini padamu nak...tapi mau bagaimana lagi...nanti saat ayah dan ibu sudah punya uang lagi kamu boleh melanjutkan...karena kalo ayah suruh adik- adikmu yang berhenti kasihan karena mereka masih di sekolah dasar...jadi ayah mohon dengan sangat padamu nak...kamu yang mengalah ya..." ayah benar- benar dalam kesulitan saat ini...sedangkan Nila tidak bisa berbuat apa- apa. ingin sekali Nila membantu meringankan beban orang tuanya...tetapi dengan apa? sekolah belum lulus dan usianya masih 16 tahun...satu- satunya yang bisa Nila lakukan saat ini adalah mengikuti keinginan ayahnya. Nila bertekad akan berusaha agar menghasilkan banyak uang agar bisa meneruskan sekolah nya dan membantu ayah ibunya.
" Baiklah ayah...Nila rela keluar dari sekolah untuk saat ini...dan ayah sama ibu nggak usah terlalu memikirkan Nila ya...Nila sudah dewasa...sudah bisa mengurus hidup Nila sendiri...untuk uang ayah nggak perlu kirimi Nila lagi...dulu Nila selalu menyisihkan uang dari ayah untuk ditabung...jadi untuk 2-3 bulan kedepan masih aman..nanti sebagian Nila transfer ke ayah ya...meski tidak banyak lumayan untuk membantu sedikit.." suara Nila bergetar menahan tangis.
" Nggak usah Nila...ayah sudah cukup berterima kasih bawha kamu mau mengerti keadaan kami saat ini.. sudah dulu ya nak..." sambungan terputus.Nila kembali berbaring dan menangis sampai- sampai dia kembali tertidur,tetapi tidurnya juga tidak bisa nyenyak hingga dia kembali terbangun,Nila duduk dipojokan tempat tidurnya dan kedua tangannya memeluk lututnya,kepalanya berada diantara lututnya,Nila masih memikirkan kejadian tadi siang saat Randy hampir saja merenggut kesuciannya,sekarang ayah memberi kabar buruk bahwa usaha mereka bangkrut kerena ditipu oleh rekan kerjanya.
"Ya Allah,apa lagi ini?beri aku kekuatan untuk bisa menghadapi semua ini ya Tuhan, aku harus mencari pekerjaan sekarang."Nila beranjak dari tempat tidurnya kemudian mengambil ponselnya,di menjelajahi internet untuk mencari pekerjaan,ada beberapa yang Nila simpan,dan menurutnya dia bisa mencoba,Nila segera mengisi pertanyaan yang tertera di sana,tekadnya sudah bulat,dia tidak terburu-buru tetapi mencoba,siapa tahu dia beruntung dan bisa membantu meringankan beban kedua orang tuanya.Nila mencoba memasukkan beberapa lamaran ke beberapa perusahaan yang membuka lowongan,dia juga mengisi cv nya dengan apa adanya,dia tidak pernah berbohong,menurut Nila lebih baik dia memulai dari dasar tetapi dengan kejujuran dari pada harus berbohong dan menipu,menurutnya hal itu dapat mengurangi keberkahan dari rejeki yang akan didapatnya nanti.
"Bismillah,,aku yakin dari sekian banyak lamaran yang aku kirim akan nyangkut meskipun hanya satu." Nila kemudian menuju kembali ketempat tidunya,dia kemudian berbaring dan tertidur,karena saat ini sudah dini hari,untung saat ini sedang liburan,jadi ini juga merupakan kesempatan untuknya fokus mencari pekerjaan.
"Revan, kamu kapan pulang?aku ingin curhat sama kamu van, kamu satu-satunya sahabat terdekatku,kamu selalu ada saat aku butuh,tetapi sekarang?kau sudah hapr sebulan tidak pulang,aku sangat merindukanm Revan.
"hasyingg...hasyinngg.."Revan tiba -tiba bersin"siapa yang memikirkanku malam-malam begini?apakah aku memiliki pengagum rahasia?"Revan selalu bersin saat ada orang lain memikirkannya atau membicarakannya,dia kemudian mengingat-ingat siapa sebenarnya yang sedang merindukannya.
"apa mungkin Nila merindukanku? aahh..Revan mengacak rambutnya sendiri,mana mumgkin gadis itu yang sedang memikirkannya,dia kan memiliki kekasih sekarang,pasti aku sudah dilupakannya,Nila tidak mungkin merindukanku,sejak kedatangan Randy didalam kehidupannya,dia amnesia terhadapku."Revan berbicara sendiri hingga temannya mengira Revan mengigau.
"sementara itu dirumah Randy,dia memikirkan apa yang hampir saja dilakukannya tadi terhadap Nila,wanita yang kini sangat dicintainya.
"kenapa aku sekarang tidak dapat menahan diri saat bersamamu Nila? hampir saja aku menyakitimu tadi,melihat wajahmu dan melihat tubuhmu,hasratku langsung naik,"Randy merasa sangat bersalah,dia tidak yakin kedepannya akan bisa menahan diri saat dia bersama Nila,entah mengapa,gadis kecil itu terlihat sangat menggairahkan,sikapnya yang naif membuat Randy semakin menginginkannya,
Nila terbangun dari tidurnya saat adzan subuh selesai berkumandang,setelah melaksanakan sholat,dia kembali berbaring ditempat tidurnya,kini dia harus bicara dengan Randy tentang masalah yang sedang dihadapinya,dia tidak ingin menyembunyikan sesuatu kepada kekasihnya,jadi misalkan dia mendapat panggilan kerja nanti,Randy sudah siap,karena salah satu lowongan yang tadi dilihatnya ada beberapa yang mengharuskannya tinggal diluar kota. Nila mencoba mencari ponselnya dan ternyata batterai nya lemah,Nila lupa mengisi daya di ponselnya,sekarang dia baru mengecarge ponselnya,perutnya terasa lapar kini,dia pun beranjak kedaput untuk membuat energen dan roti bakar,Nila sedang malas makan nasi,jadi dia cukup mengganjal perutnya dengan roti dan energen.
