3. Sempit
"sssttt..."
Luna membungkam mulutku dengan tangan mungilnya. Kita berdua berdiri berdempet di sebuah toilet itu.
"ssst...diam dulu pak"kata Luna
Akupun penasaran dengan aksi yang di lakukan oleh Luna ini yang membuatku bertanya-tanya. Namun sebelum aku bertanya, Luna sudah ngasih tahu.
"bapak jangan lapor ke siapapun ya pak"kata Luna
"tentang apa Lun" kataku
"yang tadi, yang bapak lihat"kata Luna
"eh maksudnya"kata ku
"ih bapak ini deh, kayak sok polos banget, bapak tadi lihat kan si Surya ngapain"kata Luna
"hah?Surya siapa?"kata ku
"ih bapak masa gak tahu ketua OSIS kita, Surya pak, Surya"kata Luna
"iya, ngapain mereka"kata ku
"ah bapak ini sok polos apa memang polos beneran"kata Luna
"iya ya, berarti mereka sedang enak-enak, di sekolah?"kata ku
"iya pak, bentar deh, mau aku ceritain tapi jangan di sini deh pak, sempit"kata Luna
"iya sempit banget ini, ngapain kamu bawa masuk saya ke sini"kata Ku
"habisnya gak ada tempat persembunyian lain"kata Luna
"lha terus kita berdekatan gini ya Lun, dada kamu hampir menempel nih, apa bapak tempelin sekalian "kata ku
"ih bapak ini, ternyata gak sepolos itu juga ya, emang bapak mau?"kata Luna
"ya jelas mau lah Lun, apalagi habis lihat adegan itu"kata Ku
"huh dasar bapak ini deh, sama aja ya ternyata"kata Luna
"bapak masih normal Lun, kamu juga sih malah masukin ke sini"kata ku
"iya ya sampai yang di dalam celana tuh benerin pak, menonjol gitu"kata Luna
"kamu deh yang benerin Lun"kataku
"ih bapak ini deh, nyari kesempatan dalam kesempitan"kata Luna
"kan enak Lun kalau sempit"kata Ku
"awas aja pak, kalau macam-macam"kata Luna
"emang kenapa kalau macam-macam Lun, kamu yang menarik bapak ke sini lho, bukan salah bapak"kata ku
"iiisssh...sialan, gara-gara Surya sialan aku jadi di sini sama bapak deh iiiisssh..."kata Luna menahan amarah.
"eh eh eh iya ya Lun, maaf maaf, bapak keluar deh ya Lun"kata ku melihat Luna marah meskipun sebenarnya marah kepada Surya.
"eh gak usah pak, di sini aja, bapak mau saya benerin kan, gini"kata Luna menggenggam batang ku dari luar
Akupun kaget dengan kesigapan Luna yang seolah tanpa malu dan sungkan memegang batang kesayangannku itu meskipun dari luar, seolah dia memang berpengalaman.
Luna memang cewek yang lumayan cantik di sekolah itu. Banyak sebenarnya cowok-cowok yang naksir kepadanya, namun sepertinya dia sudah punya pacar.
"eh"kata ku
"bapak pasti mau juga kan"kata Luna yang sekarang lembut memegang batangku erat.
"iya Lun"kataku langsung melumat bibir tipis Luna
mmmmppphhh....
Luna pun membalas ciumanku dengan lembutnya. Aku merasakan bahwa Luna bukanlah pemula minimal dalam hal cium mencium karena ciumannya sangatlah lembut.
Genggaman dalam batangku pun dia lepaskan dan tangannya pun sekarang berada di dagu ku menikmati setiap ciuman yang aku berikan di bibirnya.
mmmmppphhh....
Tanganku pun mulai berada di pinggangnya. Lalu aku menarik pinggangnya untuk menempel kepadaku sehingga aku bisa merasakan dada kenyalnya menyentuh badanku dimana badannya cukup tinggi sehingga dadanya menyentuh dada ku bagian bawah.
Lalu tidak berapa lama, Luna pun melepas ciuman kami di saat aku sedang bersemangatnya.
"eh kenapa Lun"kata ku
"gak boleh ini pak, gak boleh"kata Luna menunduk
Akupun sedikit bingung, tapi langsung aku naikkan dagunya dan menciumnya kembali sehingga kamipun berciuman kembali.
Luna pun sebenarnya menikmati ciuman itu dengan lenguhannya yang enak membuatku semakin naik semangatnya.
Akupun mulai memegang dadanya yang tidak terlalu montok tapi juga masih terlihat, sedikit kecil tapi menonjol.
Akupun mulai meremas dadanya dimana jelas bukan pertama kalinya dadanya di remas oleh seorang cowok mengingat genggaman pada batangku yang seolah itu hal biasa yang dia lakukan.
Akupun terus meremas benda kenyal itu yang sangatlah enak untuk di genggam meskipun sedikit lebih kecil di banding genggaman tanganku.
mmmmppphhh....
Aku begitu menikmati kenyalnya benda itu yang sebenarnya sudah lama tidak merasakan setelah putusnya aku dengan mantanku yang selingkuh itu.
Lalu aku mulai berani untuk membuka kancing seragamnya, namun Luna menghentikannya.
"jangan pak"kata Luna memelas meskipun bernafsu
"eh iya"kataku
"sudah cukup ya pak, anggap aja ini hadiah mengerjakan pe er tadi"kata Luna
"iya Lun"kataku
"Luna keluar dulu ya pak, anggap aja ini tidak pernah terjadi "kata Luna
Luna pun pergi meninggalkan ku sendirian di toilet. Untungnya memang sekarang sekolah sudah sepi
Lalu kemudian, aku ingin menyusulnya, tetapi ada orang yang menuju ke toilet sehingga aku pun menutupnya karena ini adalah toilet cewek.
"gimana enak punya ku kan daripada punya mantan kamu"kata seseorang cewek di luar sana
"iya sayang enak banger punya kamu, wajar aku ninggalin dia, enak punya kamu"kata seorang cowok yang sepertinya suara Surya, ketua OSIS.
"dasar tuh Luna, mantan kamu tuh, ngeselin orangnya, dia tadi tuh kayak gimana gitu waktu berpapasan sama kita, kayaknya jengkel banget, pasti dia lihat kita ngapain di dalam tadi"kata cewek itu
"eh"kataku kaget karena mendengar Luna adalah mantan dari Surya, ketua OSIS.
"eh tapi dia tadi denger gak kita lagi ngapain di sana"kata cewek itu
"bisa jadi sih"kata Surya
"ih kamu sih, mainnya kok di tempat kamu biasanya sama Luna, pasti dia kan"kata cewek itu
"emang kenapa? paling enak di sana lho"kata Surya
"ya gak apa-apa sih yang, enak kok di sana, lagipula biar tuh si Luna semakin cemburu hihi"kata cewek itu
"iya yang, tempat paling enak tuh di sana, bisa sampai puas "kata Surya
"iya yang, udah yuk, udah bersih, kamu sih muncratnya banyak, jadi kena seragam deh"jata cewek itu
"hehe maaf deh, habisnya enak banget sama kamu sampai lupa semuanya "kata Surya
"huh dasar kamu ini, udah yuk pulang, eh tapi makan dulu ya enak kayaknya, paling enak kalau habis lakuin itu ya makan, hmmm "kata cewek itu
"iya ayo, emang kamu gak di cariin orang tua kamu"kata Surya
"ah bilang aja ngerjain tugas, kan beres yang "kata cewek itu
"iya ya oke, ayo"kata Surya
Mereka berdua pun lalu pergi dari toilet itu. Setelah beberapa lama, aku pun keluar dan mulai kepikiran tentang Luna yang ternyata adalah mantan pacar dari Surya.
"hmm jadi Luna mantan pacarnya ya, baru tahu, eh tapi kan Surya bukannya jomblo ya gak punya pacar katanya, siapa cewek tadi"kata ku bergumam.
Akupun langsung keluar dari kamar mandi ynag untungnya memang gak ada orang yang melihatnya sehingg bisa lebih lega.
"hmmm ah gara-gara mereka sih, jadinya, eh tapi lumayan juga Luna ya, ciumannya oke, dadanya juga padat berisi meskipun agak kecil sih, wah jadi pengen, tapi ah biarin dah"kataku kebingungan.
Akupun masih bisa merasakan apa yang baru saja aku pegang, dada kedua yang ernah aku sentuh sebenarnya selain punya mantan aku yang selingkuh itu yang membuat perjaka ku hilang saat itu, beberapa bulan setelah aku tahu Salma sudah menikah dan aku jadian dengannya.
Karena pertama kali itu yang membuatku susah move on. Tapi karena di sekolah ini, keberadaan Salma yang meskipun tidak bisa dimiliki tetapi sudah bisa move on dan juga kepikiran tentang Luna sehingga aku pun bisa melupakan semuanya apalagi dengab kegiatan yang padat untuk mengajar dan mengerjakan tugas yang membuatku tidak kepikiran tentang cewek lagi apalagi mantan yang susah di lupakan karena pengalaman pertama itu.
Malam harinya, akupun berinisiatif untuk mengirim pesan ke Lun untuk minta maaf karena kejadian tadi.
"Luna, bapak minta maaf ya karena kejadian tadi"kata ku
Lama Luna tidak membalas yang membuatku semakin gelisah. Hampir semalaman aku tunggu balasannya, namun tidak ada balasan dari Luna hingg aku pun terlelap di hari yang sudah larut, menjelang dini hari malahan karena kepikiran tentang Luna.
"ah kenapa kok jadi kepikiran Luna ya, apa memang aku nyari cewek itu dari siswa aja sesuai dengan saran kak Salma, toh jarak umurnya kan gak terlalu jauh, paling lima atau enam tahun selisihnya, gak jauh sih, wajar"kataku dalam hati ketika tiduran dan terus memikirkan Luna yang sebenarnya lebih cantik daripada mantannya tapi dengan badan yang lebih kurus sehingga ukuran dada Luna yang memang lebih kecil daripada mantannya dulu.
"ah tapi ya masak siswa sih, masak Luna, tapi marah gak dia ya karena kemarin, toh sepertinya dia bisa di ajak main-main hehe"kataku dalam hati membayangkan hal enak
"ah apaan sih Firman, masak sama siswa sendiri sih, cari yang lain kan bisa"kataku mengelak
Dengan pergulatan pikiran itu, akupun susah tidur dan akhirnya terlelap setelah lelah memikirkan hal itu dimana hingga aku tidur di malam yang larut itu, Luna belum membalas pesan ku
