Pustaka
Bahasa Indonesia

Gairah Pak Guru

55.0K · Ongoing
Sebastian56
43
Bab
8.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

-

MetropolitanDosenDewasaOne-night StandKampusWanita CantikKutu BukuCoganMeremehkan MusuhCerita

1. Guru Baru

Perjalanan ku menjadi guru di sekolah di mulai di tahun ajaran baru dimana itu adalah beberapa bulan setelah aku lulus kuliah yang molor satu semester

Kuliahku molor karena sedang patah hati ketika di semester delapan karena cewekku selingkuh dengan temanku sendiri yang membuatku tidak bisa fokus untuk menyelesaikan skripsi. Skripsi baru bisa di kerjakan ketika mereka berdua sudah lulus kuliah.

"Perkenalkan, ini guru baru, namanya pak Firman, baru lulus kulaih bapak ibu, masih fresh haha"kata bapak kepala sekolah memperkenalkan diriku kepada para guru di sana yang jumlahnya cukup banyak, ada sekitar 30an guru.

"Salam kenal bapak ibu, saya Firman, mohon bimbingannya"kataku.

"Silahkna duduk di sana pak, ada dua meja yang kosong, bapak duduk yang sebelah kanan, jangan yang kiri karena sudah ada yang punya pak"kata kepala sekolah

"baik pak"kata Firman

Aku pun duduk di kursi yang di tunjuk oleh pak kepala sekolah. Aku memang jadi guru baru menggantikan salah satu guru yang keluar beberapa waktu lalu.

Aku pun di sambut oleh bapak ibu guru yang sebagian besar umurnya jauh lebih tua dari aku dimana mereka sebagin besar berukur empat puluhan dan juga ada beberapa yang lima puluhan.

Hanya ada tiga atau empat guru yang berusia dua puluhan dimana salah satunya adalah Pak Hari yang usianya mendekati tiga puluhan yang akhirnya menjadi teman akrab.

Selain itu ada juga bu Intan yang usianya hampir sama dengan Pak Hari juga bu Lisa yang usianya awal tiga puluhan dimnaa mereka teman akrab dan cukup cantik meskipun mereka sudah menikah termasuk pak Hari.

Sedangkan satu lagi adalah bu Fauziah yang usianya hanya tiga tahun di atasku namun orangnya agak tertutup. Sedangkan satunya lagi yang bangku sebelahan masih belum tahu tapi namanya adalah Salma yang aku curiga dia adalah kakak tingkat aku di kampus dinana dia orangnya cantik dan menjadi idola di kampus dulu, termasuk diriku. Dia masih cuti entah berapa lama.

Karena tahun ajaran baru, para siswa pun juga baru mulai belajar kembali setelah kegiatan pengenalan kehidupan sekolah yang biasa di lakukan untuk sisa-siwa baru. Karena aku mengajar di SMA, maka siswa kelas sepuluh yang mendapatkan gemblengan yang seperti ospek kampus meskipun tidak sekeras itu sekarang.

"ngopi dulu ak ke warung"kata Pak Hari mengajakku

"eh iya pak "kata ku

Aku pun mengikuti pak Hari yang seolah juga butuh temna ngobrol itu. Dia cerita masalah di keluarganya yang memiliki beban berat karena harus menanggung banyak dimana ayahnya sudah lama sakit dan juga adiknya yang masih kuliah yang menjadi tanggungannya dimana dia juga sudah menikah dan punya dua anak yang masih kecil.

"huft...ya begitulah pak kehidupan ini, gak semudah itu"kata pak Hari

"iya pak memang sulit"kata ku

"untungnya sih istri saya masih kerja, tapi kasihan juga ibu saya yang harus mengurus tiga orang, ayah, dan kedua cucunya"kata pak Hari dengan cukup sedih

"iya pak"kata ku

Akupun hanya mendengarkan saja cerita pak Hari. Akupun tidak terlalu merasakna penderitaan itu karena hidupku yang meskipun tidak berlebih tapi cukup dengan kedua irang tua aku yang merupakan PNS dan meskipun punya adik, tapi orang tua aku masih bisa biayain.

Aku pun sebenarnya di minta untuk langsung kuliah S2, tetapi karena mungkin masih trauma dengan mantan pacar sehingga pikiran masih tidak karuan, maka aku minta izin untuk menundanya dan memilih bekerja dahulu di sekolah ini yang sebenarnya juga atas rekomendasi dari orang tua aku, orang dalam lah istilahnya karena kepala sekolah di sini merupakan teman dari ibuku

Tetapi aku tidak berleha-leha. Aku berjuang keras untuk menjadi guru yang baik dan di senangi oleh siswa-siswi.

Dengan wajah yang cukup lumayan, aku pun sebenarnya juga banyak di gemari oleh ara siswi karena memang di sana kebanyakan guru sudah tua dan yang muda hanya pak Hari yang wajahnya pas-pasan itu.

Tidak hanya para siswi, sebenarnya para guru pun juga senang dan cukup sering menggoda.

"iih pak Firman, tambah cakep aja tiap hari ya pak, senang banget"kata bu Intan

"iya ih, sayang banget saya udah bersuami, kalau enggak, hmmm..."kata bu Lisa

"ah ibu ini bisa aja, biasa saja kok"kataku mengelak

"hmm memang ya kalau orang yang berkualitas seperti ini, merendah, jadi tambah gemes deh"kata bu Intan sambil mencubit lengan kekar ku karena sering nge gym itu.

"aw sakit bu"kata ku

"hmm baru gini aja sakit pak, lemah banget, belum di cubit yang lainnya lho"kata Bu Intan

"iya jadi gemes deh bapak ini"kata bu Lisa

"ah ibu ini, jangan gitu, gak enak di lihat sama yang lain bu"kata ku

"ah gak apa-apa, kalau mereka iri biar datang aja hihi"kata bu Intan.

"ah ibu ini"kataku yang sebenarnya senang saja di goda oleh dua guru cantik itu.

Kemudian, bel pun berbunyi tanda jam pelajaran berganti. Akupun langsung minta izin karena akan mengajar di jam tersebut dimana bu Lisa juga mengajar dan langsung kembali ke mejanya untuk mengambil perlengkapan mengajarnya.

"Maaf bu, saya mau mengajar dulu ya bu"kata ku

"iya pak, yang semangat ya biar para siswi klepek-klepek"kata Bu Intan

"ah ibu ini bisa saja"kata ku

Aku pun berjalan dimana aku mengajar kelas 10. Aku pun mengajar selama beberapa lama hingga bel berbunyi.

Aku menjalani kehidupna menjadi guru seperti biasa. Tidak terasa sudah hampir satu bulan aku mengajar di sana.

Namun aku masih penasaran dengan teman guru di sebelah yang belum muncul. Akupun tidak tahu itu beneran bu Salma yang kakak tingkat karena memang tidk ada fotonya dan seolah semua guru menyembunyikan keberadaannya.

Bahkan aku beberapa kali mengajar di jadwal hu Salma yang mengajar kelas dua belas karena sudah tahun terakhir tidak mungkin akn kosong terus.

Aku pun juga penasaran karena sudah sebulan tapi belum juga hadir.

"Apa boleh ya cuti segitu lamanya, udah sebulan lho tidak hadir, gak mungkin kan kalau melahirkan, kalau melahirkan pasti mereka sudah ngasih tahu dan tidak menyembunyikan keberadaannya, ada yang aneh deh kayaknya"kataku dalam hati.

"apa dia orang spesial di sekolah ini ya sampai bisa segitunya, aku aja yang masuk pakai orang dalam aja gak berani kok"kataku dalam hati lebih lanjut.

Hari ini pun aku jalani seperti biasanya. Aku mengajar dan pulang segera setelah jam pelajaran usai karena memang ada kegiatan lain yang aku lakukan seperti main game atau bermain bersama teman-teman yang mumpung masih ada dan dekat sebelum mereka pergi menjauh semua ketika sudah dapat pekerjaan yang pas.

Namun hari ini ketika pulang sekolah, aku yang mengendarai motor, mataku langsung tertuju pada sesosok yang baru masuk ke halaman sekolah.

Kami berdua berpapasan dan aku seperti mengenalnya.

"eh kak Salma"kataku memanggil

Namun yang di panggil pun terus melaju berjalan ke dalam sekolah seolah tidak mendengar panggilanku.

"eh itu kak Salma beneran ya, jadi itu yang beneran dia di sekolah ini?"kataku dalam hati

Meskipun penasaran, tetapi aku lanjut untuk pulang dan menjalani aktivitasku sendiri yang kebanyakan adalah bermain game.

Namun tetap saja aku penasaran dengan yang terjadi tadi.

"eh kenapa kok kak Salma datang waktu pulang sekolah ya, apa dia mau keluar"kata ku dalam hati

"ah tapi masak sih keluar, belum sempat ketemu lagi setelah dua tahun lalu ketika dia lulus kuliah"kataku dalam hati lebih lanjut

Namun segala penasaran pun hilang keesokan harinya karena saat berangkat ke sekolah dan memarkirkan motorku, akupun meelpas helem dan terkagetlah aku ketika di sebelahku ada orang yang menyapa.

"Hai Firman"kata orang itu

"eh Kak Salma, kak Salma beneran ini ya"kataku

"iya dong, apa kabar"kata Salma

"kabar baik kak, kakak gimana"kataku senang

"baik juga, eh kalau di sini jangan panggil kak ya, panggil bapka atau ibu ya Pak Firman"kata bu Salma

"eh iya kak, eh bu "kata Ku agak grogi

"hmmm iya pak, mari kita masuk pak"kata bu Salma dengan senyum manisnya.

Akupun berjalan beriringan dengan bu Salma yang masih cantik seperti dulu. Dia memang sejak dulu pakaiannya longgar dan tertutup dengan jilbab panjangnya dan juga gamis yang selalu dipakainya membuatnya semakin anggun.

Aku pun senang sekaligus grogi, karena bagaimana pun, aku pun naksir kepadanya semenjak dahulu ketika ospek, dan dia panitia ospek dan aku langsung jatuh hati kepadanya.

Sempat aku menyatakan cinta kepadanya waktu dia akan lulus kuliah tapi langsung di tolaknya karena dia tidak ingin berpacaran saat itu apalagi berpacaran dengan berondong yang dua tahun lebih muda darinya itu. Namun ternyata, sebenarnya tidak lama setelah lulus kuliah, ternyata kak Salma menikah. Aku hanya mendengar kabarnya beberaa bulan setelah dia menikah saat itu yang artinya sudah tiga tahun lalu itu terjadi.