Gadis Tercantik
“Aku menginginkan gadis paling cantik di seantero negeri ini, Alan. Aku tidak ingin keturunanku nanti hanya berwajah sia-sia saja, hanya berwajah biasa-biasa saja. Aku ingin memiliki keturunan yang cantik dan tampan jadi carikan aku garis paling cantik, dan tak dikotori oleh dunia bebas dan perkotaan yang seperti gadis-gadis di kota ini. Entahlah aku benci gadis di sini!” Suaranya menggema di sebuah ruangan yang mewah dan juga sangat elegan, pria ini adalah seorang yang kejam, pemuda yang telah banyak melakukan hal-hal jahat dan juga sangat ditakuti di antara para pebisnis dan orang-orang yang telah berhutang padanya banyak yang telah kehilangan harta mereka dan bahkan nyawa mereka hanya karena berhutang pada Devino Milan Rogers.
Memang benar bahwa Devino sangat membenci orang-orang yang melanggar janji apalagi kalau masalah hutang, sebab itulah dia dikenal sebagai sosok kaya tetapi pelit, dia tidka bisa merelakan harta bendanya hanya dimainkan oleh orang-orang tanpa orang tersebut sadar bahwa harta itu adalah milik Devino dan harus dikembalikan. Devino tidaklah pelit, orang-orang beranggapan seperti itu. Tetapi Devino dia bisa menghabiskan uangnya jika memang dia ingin habiskan, dan akan memberikan uang miliknya itu bahkan pada orang yang dua inginkan untuk memiliki uangnya.
“Maafkan aku Tuan, tapi sudah puluhan gadis yang telah aku tunjukkan pada Tuan, tapi tak ada satu pun gadis yang Tuan inginkan dan gadis gadis itu adalah yang paling cantik di kota kita,” kata Alan, dia dikenal sebagai tangan kanan pria dengan sorot kejam ini. Sosok yang selalu dipercaya dan melakukan tugasnya dengan sangat baik, Alan tidak pernah lalai dan gegabah jika dia mendapatkan perintah dari sang Tuannya Devino Milano Rogers.
“Aku tidak peduli jika kau harus mencari keseluruhan negeri bahkan ke seluruh dunia. Aku menginginkan gadis paling cantik dan indah, serta tak dukotori dengan kota yang jahat dan juga budaya modern. Aku menginginkan dia yang bermata cerah dengan rambut hitam yang mengkilat, kulit seperti salju yang indah, kau paham apa yang aku inginkan dan maksud kan, Alan?” Terlihat Devino menatap Alan dengan tatapan yang salah satu alisnya terangkat. “Aku ingin salah satu dari mereka, sekarang carikan aku yang terbaik, tidak peduli seberapa jauh dan seberapa lama kau mencari, aku ingin gadis surgawi ku!”
Alan pun hanya mengangguk dan tentu dia hanya bisa mengiyakan, serta menyetujui apa yang diinginkan sang tuan besar yang dikenal akan sifat yang cukup buruk tapi sangat kaya raya dan juga tersohor dikenal di seluruh negeri seorang pengusaha atau penguasa dari perusahaan monopoli minyak terbesar di dalam negeri.
Alan yang kebingungan pun menghubungi seorang teman lama yang dia kenal di kota lamanya yaitu kota kecil yang terpencil dan jauh dari kemodernan, sebuah kota di mana orang kayanya adalah pemilik tuan tanah dan seorang peternak yang memiliki banyak ternak. Dengan segera Alan menghubungi teman lamanya itu, dan dia tahu betul bagaimana gadis yang dia bayangkan begitu cantik dan begitu indahnya saat pertama dan kali terakhir Alan melihat gadis itu.
Tak lama kemudian Alan mendapatkan gambar gadis yang mungkin diinginkan oleh Devino Milano Rogers. Dan, ya benar saja gadis yang diberikan atau dikirimkan padanya adalah gadis yang memiliki wajah bak surgawi, sesuai dengan ala yang diinginkan dan apa yang digambarkan oleh Devino. Kali ini Alan mungkin tidak akan gagal menemukan seorang gadis yang cokok untuk Tuan Devino. Setelah mendapatkan gambar itu Alan mencetaknya dan langsung membawanya pada sang bos besar yang saat ini sedang bersama wanita malamnya. Dia menyukai wanita tapi untuk dijadikan istri, harus yang terbaik. Karena orinsipnya wanita wanita kota yang telah kehilangan hal berarti dalam hidupnya tak ada aryinya lagi untuk Devino sehingga anaknya nanti, jika dia emmiliki seorang putra atau pun seorang putri bisa dididik dan dilahiekan oleh gadis trbaik sehingga Devino tak perlu menyesali akan keputusannya untuk menjkah. Sebab itu lah dia menginginkan Alan untuk menemukan gadis terbaik dari yang terbaik.
Ketukan di luar pintu terdengar, pria tinggi ini, Alan sang tangan kanan Devino yang selalu dipercayakan setiap hal yang diperintahkan dan diinginkan Devino masih menunggu di luar, lalu tak lama kemudian langkah kaki dari dalam pintu kamar itu terdengar, maka dibukalah pintu kamar itu, Devino saat ini sedang dalam kondisi setengah telanjang. Devino kini menjulurkan kepalanya keluar dan menatap ke arah aneh yang berdiri tegak di depan pintu.
“Ada apa mengganggu Tuan mu malam-malam begini?” tanya Devino pada Alan. Terlihat Alan dia cukup santai saat sang tuan besar mengatakan itu padahal saat ini dia sedang mengganggu Tuannya dalam bersenang-senang.
“Aku menemukan foto yang mungkin pas untuk dijadikan istri Anda, Tuan. Dia cantik dan bermata indah sesuai dengan apa yang Anda katakan. Jika Anda punya waktu aku bisa memperlihatkannya pada Anda,” kata Alan dan tentu saja membuat kedua kelopak mata Devino sedikit berbinar yang membuat Devino kini, dia tampak serius menatap Alan. Dan Alan wajahnya juga cukup meyakinkan saat mengatakan itu pada sang tuan besar.
“Baiklah berikan padaku fotonya,” Devino mengulurkan tangannya dan diberikan lah beberapa lembar foto gadis bermata cerah yang indah dengan rambut hitam mengkilat.
Saat melihat foto-foto itu dia tidak percaya bahwa gadis ini memang betul-betul ada di dunia, dia tidak pernah menyangka bahwa gadis bermata cerah yang indah, rambut hitam mengkilat dengan kulit seputih salju yang dingin memang benar adanya. Beberapa saat Devino terlihat dia menatapi foto yang diberikan oleh Alan dan dia menatap foto itu dengan hasrat yang tinggi dan juga keinginan memiliki yang besar.
“Bagaimana Tuan?” tanya Alan, dia tentu mengharapkan jawaban yang positif dari sang tuan dan saat ini Alan merasa sedikit gugup jika tuannya itu juga tidak menyukai gadis ini. Tapi siapa yang tidak akan menyukai gadis yang ada seperti di gambar itu?
Bibir Devino sedikit menganga saat dia melihat gadis itu, dan lamunannya di bangunkan oleh pertanyaan Alan.
“Hmm ... Aku akan mempertimbangkannya,” jawab Devino singkat. Di tangannya masih terdapat lembaran foto itu karena dia cukup takjub melihat dan menatap wajah yang berada dalam gambar itu, dan dia rasa mungkin gadis inilah yang pantas dan cocok untuknya dan bisa menjadi Ibu dari anak-anaknya nanti.
“Sayang! Aku tidak bisa menunggu lama, kau datanglah kemari dan sentuh aku lebih dalam di ranjang panasmu ini!” Suara wanita di dalam kamar itu mengerang, dan Devino hanya menghela nafas panjang.
Devino juga menyuruh Alan segera pergi dari sana dan Alan pun pergi dalam waktu sekejap. Devino kembali menutup pintunya dan dia berdiri di samping ranjang lalu berkata, “Pergilah, uangmu ada di tas hitam itu, untuk tasnya kau bisa bawa pergi, aku tidak peduli.” Dengan tegas sang tuan besar ini mengatakan itu pada wanitanya dan dia terlihat berdiri tegak ke dalam kepalanya terdapat bayangan dari foto gadis yang dilihatnya.
“Pergi? Apa kau sudah puas sayangku?”
“Ah kau ini! Pergi saja dari sini, aku tidak membutuhkan kau lagi!”
Wanita pirang yang terlentang kakinya itu langsung berdiri dan wajahnya yang menggoda kini cemberut, dia yang tak menggunakan sehelai benang pun di tubuhnya berdiri dan memungut pakaiannya yang tersebar di lantai-lantai kamar. Setelah mengenakan pakaiannya dia berkata, “Apa kau akan memesan ku lagi?” tanya wanita itu.
Mendengarnya langkah kaki Devino kini mengarah pada gadis berambut pirang itu seorang atau sesosok wanita pesanan atau wanita malam yang mungkin sering menemani malam panjang Devino Milano Rogers,lalu Devino berkata, “begini cantik akan aku katakan padamu bahwa mungkin aku tidak akan memesanmu lagi karena kau sudah longgar untukku Dan aku akan segera menikah,” ucap Devino, dia mengangkat dagu wanita yang ada di hadapannya ini dan berkata lagi, “jadi aku mohon padamu untuk kau segera pergi dari sini karena aku memiliki sebuah urusan yang lebih penting dibandingkan bersama denganmu.” Ucapan itu tentu saja mengiris hati si rambut pirang ini, lalu dia menghentakkan tas hitam yang diberikan oleh Devino yang berisikan uang kertas yang banyak yang selalu Devino siapkan untuk setiap wanita yang tidur dengannya.
Lalu dia naik ke atas ranjangnya dan menatap wanita yang berada di dalam foto-foto yang diberikan oleh Alan padanya. Dia sandarkan tubuhnya di kepala ranjang, dan saat dia bersandar di kepala ranjang itu dia memandangi foto gadis yang tampak begitu cantik terpampang betul dalam kertas. Saat menatap foto gadis itu pria ini merasakan sesuatu yang luar biasa di dalam dirinya.
Mata indah dengan bibir merona serta rambut hitam sebahu yang mengkilat, sorot matanya teduh dan begitu sejuk serta hidung kecil yang mungil nan cantik, kedua kelopak matanya berbentuk berlian dan alisnya melengkung bagai panah. Tak Ada kecantikan yang pernah dilihatnya selain kecantikan yang berada dalam imajinasi Devino Milano Rogers dan kali ini kecantikan yang luar biasa itu tampak di sebuah foto dan bersiap untuk dipinangnya.
Tentu saja Devino tidak ingin meminang seorang gadis hanya dari gambar saja, jadi Devino akan menyiapkan perjalannya untuk ke sebuah kecil yang terpencil dan jauh dari kebisingan kota modern.
Segera pria ini bangkit dari tempat tidurnya dan membuka pintunya lalu dia mendatangi Alan yang selama ini tinggal bersama dengan bos besarnya, tentu saja karena Alan sendiri adalah tangan kanan dari Devino.
Hal yang saat itu berada dalam kamarnya kini membuka kamar pintunya setelah dia mendengar ketukan dari luar.
“Tuan?”
“Aku sudah membuat keputusan Alan, dan aku ingin bertemu dengan gadis ini segera, siapkan perjalanan ke kota terpencil yang pernah menjadi kota masa kecilku dan tentu saja adalah kota masa kecilmu. Jangan buat aku kecewa dan tampilkan gadis paling cantik yang pernah ada di bumi ini!”
