Pustaka
Bahasa Indonesia

Gadis 500 Juta

65.0K · Tamat
Capung Hijau
41
Bab
52
View
9.0
Rating

Ringkasan

Semuanya berawal ketika pria tua kejam bernama James Nicky yang terlilit hutang pada seorang miliader yang tak kalah kejamnya, milliader, muda yang menjadi pewaris kekuasaan keluarga Milano Rogers. Karena James tak bisa membayar hutang, maka dia berikan saja putri tirinya yakni Chyntia Valencia Davis yang dikenal sebagai gadis bermata cerah yang indah, tetap tak ada satupun yang berani meminangnya karena Citra keluarga yang buruk. Di sanalah keputusan sang ayah tiri betul-betul mengubah kehidupan Chyntia.

BillionaireCinta PaksaPlot TwistPernikahanSweet

Mencoba Lari

Langkah kaki Chyntia terus maju dan tak berniat untuk menoleh ke belakang kali ini dia telah muak dengan apa yang dilakukan ayah tirinya padanya, sebab tak ada yang bisa tahu bahwa lelaki macam apa yang akan dia nikahi jika menyetujui semua yang diinginkan sang ayah tiri. Dia memilih untuk kabur setelah mendengar rencana jahat dari ayah tirinya, bahwa sang ayah tiri James Davis, salah seorang pria tamak  yang menjanjikan putri tirinya pada seorang pria bejat yang memimpin sebuah perusahaan hebat, dia menjanjikan sang putri tiri demi sebuah pelunasan utang.

Kaki Chyntia yang terluka karena cambukkan yang diberikan oleh sang ayah tiri setiap kali Chyntia melakukan kesalahan membuat kekuatan Chyntia melemah dan tak kuat berlari cukup jauh, Chyntia bahkan tidak bisa berlari menggunakan kekuatannya sehingga Chyntia sangat lambat dalam menghindari dan menjauh dari kota yang mengurungnya bersama ayah tiri dengan dua saudara tiri yang tidak kalah kejinya.

Tapi sayangnya, kaki telanjang yang berlari ini tak bisa melangkah lebih jauh karena kekuatan yang melemah beserta pandangan yang tak lagi dapat membedakan tiang pohon dengan yang lainnya. Bisa-bisa dia menabrak saat itu juga. Lalu tanpa diduga dan disangkanya, tubuhnya melesat dan bersandar di batang pohon dengan sebuah tangan kekar yang mencekik leher indahnya. Bola mata hitam nan tajam menatap Cynthia yang tubuhnya saat ini gemetar luar biasa. Ujung jarinya terbanyak di batang pohon, matanya yang takut menatap kedua kelopak mata tajam yang memandangnya dengan sebuah rasa benci , kesal dan marah. Siapa yang mungkin melakukan hal keji ini, mencekik Chyntia dengan tangan kekarnya tanpa ampun, dan membuat gadis ini merasa sesak.

“Tolong lepaskan aku, tolong ....” Dia merengek di hadapan pemuda yang sekarang ini mencekik leher indah itu, Chyntia bahkan hampir kehilangan nafasnya akibat kerasnya tangan yang menahan lehernya.

“Mau lari ke mana kamu? Kamu pikir kamu bisa lolos dari kami?” Liam Davis, dia adalah putra pertama dari James Davis, dan saudara tiri dari Chyntia, gadis malang yang sekarang berusaha untuk tetap bertahan.

“Aaa ... Aku hanya ....”

Tangan kekar milik pemuda ini semakin kasar dan erat dalam mencekik leher Chyntia, sehingga urat halus di wajah Chyntia yang mengerang begitu terlihat. Tangan kecil nan lembut milik Chyntia memukul-mukul kedua tangan erat yang mencengkeram lehernya.

“Kau tidak akan lari ke mana-mana jika ayahku tidak mengizinkanmu, saudari tiriku yang manis.” Senyum jahat yang licik tertampil di wajahnya, bibirnya tampak terbuka hendak memaki gadis ini.

“Aaaa!” Tetapi Chyntia berteriak, karena hanya itu kekuatan yang dia moliki, berusaha untuk tidak menyerah. Jangankan rasa takut, gadis ini merasa bahwa dia harus melawan Liam walau tangan dan tubuhnya tentu lebih kecil bahkan sedikit lebih mungil dibandingkan betapa gagah saudara tirinya ini.

Tangan kasar itu menghentakkan tubuh Chyntia dan terjatuhlah tubuh kecil itu di atas rerumputan yang basah, tubuh Cynthia terkapar dan gadis bermata indah ini tak bisa melakukan apa-apa.

“Ian!”

Suaranya menggema di antara pepohonan memanggil adiknya untuk datang, Ian Davis adalah anak kedua dari James Davis yang selalu menampakkan kebencian pada Chyntia. Tetapi ada perasaan yang lain yang dimiliki pemuda ini untuk Chyntia yang malang, sesuatu yang disembunyikan Ian selama ini, dan Chyntia sama sekali tak tahu, bahkan kadang tak merasa curiga. Ian yang mendengar itu tiba-tiba berjalan pelan dan mencoba untuk memahami apakah memang suara itu dari sang kakak.

Tak membutuhkan waktu lama, langkah dengan kecepatan luar biasa langsung terdengar diantara angin-angin dan berdirilah di samping Liam, sosok  dengan tubuh yang sedikit lebih kurus dari Liam tapi sedikit lebih jangkung. Memang benar bahwa tubuh Ian lebih tinggi tetapi tidak lebih kekar dan kuat, Karen Liam memang dikenal sebagai yang paling kuat jika dibandingkan dengan sang adik.

“Aku menemukan jalang ini, ikat dia, dan bawa dia kepada Ayah. Malam ini aku tidak akan pulang. Ada banyak gadis yang menungguku. Terserah kau mau apakan gadis jalang ini, yang jelas bawa dia kembali kepada Ayah!” Pemuda ini sedikit mengentakkan tubuh Chyntia pada Ian sang adik, dan Ian menangkapnya dengan pelan, gadis ini, Chyntia bagaikan sesuatu yang berharga tetapi tidak dihargai dengan baik oleh ayah dan saudara-saudaranya. Bahkan jika dibandingkan dengan mereka berdua Chyntia adalah bentuk berlian diantara para bejat-bejat yang jahat seperti James dan kedua putranya yang hanya bisa berbuat buruk dan kejahatan saja, semua orang tahu betapa jahatnya Ian dan Liam. Sering kali mereka berbuat onar dan selalu lolos dari hukuman, karena mungkin James memiliki reputasi yang tidak baik tapi dengan uang yang baik. James mungkin sennag berhutang, tetapi dia juga senang dengan harta, sehingga dia jarang sekali membayar hutangany dengan sebuah harta, melainkan sebuah benda berharga dan Chyntia adalah benda berharganya yang bisa dia jual lalu mendapatkan keuntungan yang banyak.

Setelah mengatakan itu, Liam langsung melangkah kencang meninggalkan Ian dan Chyntia di sana. Ian, sendiri memiliki bola mata gelap yang selalu menghantui Chyntia. Dan tatapan Ian adalah tatapan yang paling mengganggu Chyntia.

“Aku tahu kau membenciku, Ian. Tapi tolong, kali ini berikan belas kasihanmu.” Cynthia memohon tapi, Ian dia berdiri tegak di samping tubuh Chyntia yang masih ada di atas rerumputan. Gadis itu tidak bisa melakukan sesuatu selain hanya menangis dan tak melawan sama sekali.

“Kau pikir aku punya belas kasihan?” Senyum miring yang terlihat jahat itu tampak di bibir tipis Ian. “Aku adalah putra dari Ian Davis, aku tidak punya belas kasihan! Sekarang berdiri atau aku seret rambutmu ke depan Ayahku!” Ian dengan sangat kasarnya sehingga membuat Chyntia merasakan kegetiran yang luar biasa di dalam dirinya. Chyntia menangis dan air matanya pecah sesegera mungkin.

Mata Chyntia berkaca-kaca saat Ian berkata seperti itu dengan kasarnya. Dengan kaki yang sudah penat berlari dan tak ada yang tersisa dalam diri Cynthia selain rasa takut dan keinginan untuk meninggalkan area dari kediaman yang ditempati oleh ayah tiri yang serakah, ditambah dengan saudara tiri yang haus akan emas dan sebuah kekayaan membuat Chyntia begitu muak dan ingin segera melarikan diri. Tapi apalah daya dari sosok gadis malang yang tersiksa seperti Chyntia yang tak berdaya, dia tidak memiliki kekuatan lagi bahkan untuk berdiri pun dia kesulitan. Sehingga saat itu Ian harus memaksa untuk menyeret gadis ini.

Kaki indah itu kini berdiri dengan lemah di hadapan Ian

Davis, karena Ian tak tahan melihat kedua kelopak mata Cyntia menangis, dan bahkan merengek, sosok kejam ini pun menyeret rambut Chyntia dan membawanya dari sana dengan kecepatan dan kekuatan tinggi hingga tiba di sebuah gubuk kecil di mana seorang pria yang berperawakan matang menunggunya. Pria ini adalah James Davis, ayah tiri Sophia, sosok pria tua yang begitu kejamnya.

“Ayah, aku membawakan apa yang kau cari,” ucap Ian dengan suara yang merendah. James Davis saat ini membelakangi Ian dan Chyntia. Kedua tangannya berada di belakang, dan James dengan pelan berbalik ke arah Chyntia dan Ian. Ke arah Chyntia yang terduduk di atas tumpukan jerami, dan lumpur-lumpur sisa makanan ternak.

“Apa dia cukup tersiksa, putraku?” tanya James, dia menatap Chyntia yang malang seperti menatap bayi kecil yang tak memiliki siapa pun selain kemalangan yang mungkin sudah menjadi garis tangannya itulah yang dipercayai oleh James yang tak tahu diuntung.

“Jika ingin, Ayah, aku bisa menyiksanya tepat di hadapanmu,” jawab Iam.

“Tidak usah, putraku. Dia harus tampil indah, tanpa luka dan rasa sakit di matanya. Gadis jalang ini, yang berusahalah kabur dariku, haru berhadapan dengan sang Alpha yang berkuasa, agung dan pemilik kemegahan. Dia harus tampil pantas dan layak menjadi jalang di ranjang seorang pemimpin!” Suara itu begitu kejam di telinga Chyntia.

“Apa kau tidak punya belas kasihan!” Cynthia yang kini merengek dan masih terduduk di atas jerami dan kotoran serta lumpur ternak.

“Bahkan bayi anjing lebih pantas mendapatkan belas kasihanku, dibandingkan aku berikan padamu! Jalang!” Satu kali James meludah tepat di hadapan Chyntia. Dia lalu menoleh pada Ian dan berkata, “Bawa dia masuk ke dalam gubuk, kunci dia, dan biarkan dia terbaring bersama ternak-ternak yang kotor! Lalu siapkan dia besok jam sebelas siang untuk menghadap pada Devino.

“Baik Ayah, aku akan melakukan sesuai perintahmu.”

Ian kembali menyeret tubuh Chyntia. Dan Chyntia di malam yang gelap itu, dia hanya meringkuk menangis di atas tumpukan jerami dengan ternak-ternak yang bersamanya di dalam gubuk.

“Aku tidak bisa berkata iya sebelum aku melihat gadis atau anak tirimu itu!” Suara sang pria dengan mata tajam itu, Devino Milano Rogers terlihat duduk di singgasana miliknya dan begitu angkuh wajahnya dalam berhasrat memiliki gadis malang yang masih suci dan tak tersentuh.

“Kami akan membawanya pada Tuan, hanya membutuhkan beberapa waktu saja dan sedikit kesabaran.”

“Kesabaran? Sedikit? Dengar kau James, pria tua yang tidak berguna! Jika kau tidak membawa gadis suci itu di hadapanku, maka aku akan menyeretmu dan mengorbankan jabatanmu serta apapun kontribusi yang kau berikan!”

Mendengarnya tentu saja James merasa panik, dia pun menggunakan seribu cara untuk membujuk sang pengusaha hebat Devino untuk tetap pada rencana awal, dan tidak melenceng dari semua itu.

“Baiklah James, sebaiknya bawa gadis itu segera ke hadapanku!”

Dan tak lama kemudian, dengan cara yang lembut, sama sekali tidak kasar, saudara tiri Chyntia membawanya ke depan sang pengusaha hebat untuk berlutut dan dipersembahkan.

Chyntia berlutut di hadapan Devino dan pria ini, Devino menatap dengan tatapan yang dipenuhi hasrat yang menggebu. Saat dia melihat Chyntia, dia berkata dengan lantangnya, “Aku rasa James, apa yang kau miliki sekarang akan aman, tapi gadis malang ini akan mengerang di atas ranjangku malam ini.”