Sebuah Rencana
Beberapa hari sebelumnya ....
Gadis dengan langkah kaki indah yang kakinya telanjang di atas rerumputan itu siap untuk mengerjakan pekerjaan yang diberikan padanya, hanya sebuah pekerjaan rumah yang selalu dia kerjakan, dan jika dia tidak melakukannya dengan baik maka gadis ini akan mendapatkan hukuman yang mungkin akan membuatnya menyesal karena berbuat kesalahan.
Chyntia Valencia Davis, gadis bermata indah cerah dan selalu berwajah murung karena perlakuan buruk yang dilakukan orang-orang padanya. Dia dikucilkan karena dia dari keluarga Davis yang buruk. Ibunya telah tiada dan semua harta sang ibu jatuh pada pria tua yang dia panggil sebagai ayah, tetapi hanya dengan status ayah tiri saja. Ada cerita panjang di balik semua itu, bagaimana Chyntia bisa hidup dalam kesengsaraan yang dimulai dengan tiadanya seorang ayah dalam hidupnya dan ibunya menikah lalu bertemulah dia, gadis ini Chyntia dengan pria tua yang selalu berlaku buruk padanya.
Saat ini Chyntia dengan kaki telanjangnya yang indah terlihat dia menjemur pakaian yang dia miliki di keranjang pakaian, mata Chyntia menatap ke arah Liam yang terlihat menyandarkan tubuhnya di pepohonan yang jauh dari tempat menjemur, Liam yang tatapannya terlihat begitu tajam dan selalu memantaunya, entah apa yang dipikirkan oleh Liam sehingga menatap Cynthia begitu tajam. Tetapi siapa sangka bahwa pemuda ini adalah kakak tiri paling melindungi Chyntia, untuk tidak kabur tentunya dan jika Chyntia mencoba untuk meninggalkan rumah maka pemuda yang terlihat gagah ini akan segera bergerak dengan cepat menuju sang adik tiri dan mengurungnya sesuai perintah sang ayah.
Karena tidak nyaman akhirnya Chyntia cepat-cepat menyelesaikan pekerjaannya itu dan memilih untuk bergegas masuk ke dalam rumah yang terlihat luas tapi sebenarnya ya tidak begitu terurus karena hanya Chyntia saja yang mengurus rumah itu. Tentu Chyntia kewalahan karena selama ini dia hanya sendiri saja, tanpa bantuan pembantu atau siapa pun, yang menyediakan persediaan makanan, yang menyediakan peralatan, selalu yang memasak sarapan dan makan malam, dia juga yang membersihkan ranjang-ranjang menyebalkan dari ketiga pria menyebalkan ini. Yang dimaksud di sini adalah Chyntia yang membereskan semua permasalahan rumah karena ayah tirinya terlalu pelit untuk menyewa seorang pembantu.
Saat Cynthia masuk ke dalam rumah Liam terlihat mengikut di belakangnya dan memastikan bahwa Cynthia tidak mendengar apa yang akan dia diskusikan dengan sang ayah.
Cynthia masuk ke dalam kamarnya dan dia menutup kamar itu rapat-rapat sehingga Liam langsung saja memilih untuk mendatangi sang ayah dan membicarakan apa yang telah direncanakan untuk mereka diskusikan tentu saja. Selama ini mereka sudah lama ingin melakukan itu, memperbincangkan sesuatu hal tentang bagaimana mereka akan menghasilkan uang dengan memanfaatkan Chyntia. Dan ya kali ini mereka mendapatkan kesempatan itu dan tak akan disia-siakan oleh James, dan kedua putranya.
“Kau yakin bahwa gadis itu sekarang berada di dalam kamarnya. Apakah dia tidak akan mendengar apa yang ingin kita katakan atau apa yang kita diskusi sekarang, putraku?” tanya James pada putranya Liam dan di ruangan itu ada juga Ian sang adik yang terlihat bermata lebih sayu dan teduh tapi penampilan ini bisa menipu semua orang yang memandangnya, tubuh Liam lebih besar dan tubuh Ian tidak lebih besar melainkan sedikit kurus dan tatapannya tidak begitu tajam seperti tatapan Liam yang akan membuat orang berasumsi bahwa Ian memiliki sikap yang lebih baik dari Liam tetapi sebenarnya Ian lah yang paling buruk. Liam hanya tunduk pada sang ayah, apa yang dikatakan ayahnya itulah yang dia lakukan, seolah keinginan sang ayah adalah perintah baginya sedangkan Ian dia lebih senang melakukan kehendak-nya walau kehendak yang dia inginkan itu sama sekali buruk dan tak bermanfaat baginya apalagi pada keluarganya.
“Iya Ayah, gadis itu menjemur tadi tapi dia telah masuk ke dalam ruangan kamarnya jadi aku pikir bahwa dia sudah, aman maksudku ....” Liam, kedua tangannya dia lipat di dada.
“Baguslah kalau begitu putra-putraku, Ayah ingin menyampaikan bahwa Devino Milano Rogers orang atau seseorang dari luar kota di sebuah kota metropolitan tertarik dengan tawaran Ayah dan dia akan melunaskan semua hutang Ayah bahkan juga memberikan Ayah modal untuk membangun sebuah usaha jika dia melihat gadis perawan kita. Dan tertarik padanya.” Penjelasan itu membuat Liam tersenyum tapi membuat Ian tampak tidak senang, tentu saja karena pemuda ini memiliki ketertarikan yang dalam atau ketertarikan yang jahat terhadap Chyntia yang tidak lain adalah saudara tirinya. Mungkin mereka tidak memiliki ikatan darah apa pun tapi mengingat bahwa mereka masih memiliki ikatan hukum di masyarakat akan membuat perasaan Ian tampak sangat menjijikan.
“Apakah Devino ini mengetahui atau telah setuju dengan apa yang Ayah tawarkan padanya?” tanya Ian, dia berdiri saat ini dan menyandarkan tubuhnya di dinding tatapan yang mengarah pada sang ayah. Keningnya mengernyit dan saat ini dia menunggu sang ayah untuk menjawab.
“Ayah sudah mengirimkan fotonya, foto Cynthia kepadanya dan dia ingin melihat Cynthia untuk pertama kalinya, sebenarnya Devino ini berasal dari kota kita dan dia pernah mendengar betapa cantiknya gadis perawan kita, putraku, dia juga terkejut kenapa Cynthia belum menikah dan belum mendapatkan pasangan, Ayah hanya mengatakan karena Cynthia pemilih-milih dan ayah tidak ingin dia dipinang oleh lelaki yang tidak baik.”
Mendengar penjelasan ayahnya kedua anak laki-laki ini atau pemuda ini yang terlihat cukup tampan dan ya mereka berdua memang tampan hanya saja perlakuan dan sikap merekalah yang buruk, juga memiliki jiwa dan hati yang kejam, mereka kini tertawa mendengar alasan sang ayah padahal tak ada yang ingin meminang Chyntia karena Chyntia berasal dari keluarga Davis yang dikenal sangat buruk di mata masyarakat.
“Well Ayah itu adalah sebuah alasan yang sangat-sangat positif.” Liam, dia selalu mendukung ayahnya dan terlihat senyum jahat di bibirnya tapi tak ada satupun senyum di bibir sang adik dan menganggap bahwa apa yang telah ayahnya lakukan ini adalah sebuah atau sesuatu yang membuatnya kesal karena dia masih berharap bahwa Chyntia tidak dipinang oleh siapa pun dan akan hidup sendirian, terdengar sangat jahat tapi itulah ia dia sangat-sangat keji.
“Bagaimana jika dia tidak setuju Ayah apakah Cynthia akan hidup dan menjadi perawan seumur hidupnya?” Ian, kali ini James sang ayah merasa bahwa ada yang salah dengan anaknya ini, Ian, si bungsu. Bagaimana gadis secantik Chyntia akan menkadi gadis tua yang tak akan menikah? Dasar aneh saja. Itulah yang dipikirkan James saat mendengar perkataan sang anak.
“Dengar putraku siapa pun yang melihat Cynthia dan tidak tahu tentang reputasi kita pasti bakal meminang gadis itu, lihat saja mata indahnya yang cerah dengan bibir merah merona kulitnya seperti salju bahkan Ayah berpikir bahwa kalian berdua juga tertarik padanya.” Ucapan dan tatapan James membuat Ian langsung terhentak dan berusaha untuk tidak memperlihatkan sikap yang mencurigakan bahwa dia memang tertarik pada Chyntia.
“Tidak mungkin Ayah.” Liam tersenyum, begitu juga dengan Ian yang merasa bahwa dia sudah terlewat batas dalam menyanggah apa yang dikatakan ayahnya. Jadi dia pun hanya mengikut dengan alur yang diinginkan James dan Liam.
“Ya itu benar, kami sangat membencinya, walaupun dia memiliki wajah bak surgawi tapi sayangnya, dia juga memiliki banyak hal yang kami benci,” kata Ian, dia berusaha menyembunyikan perasaannya terhadap Chyntia.
“Wah, memang begitulah putra-putraku, kita tidak seharusnya menyukai apa yang ingin kita jual kan, Hahahhah.”
“Benar Ayah.” Ian menyahuti dan mengangguk-angguk.
“Aku tidak bisa menyangkal bahwa apa yang Ayah katakan itu memang benar,” kata Liam. Dia selalu mempercayai dan juga selalu meyakini apa yang dikatakan oleh sang ayah. Liam tidak pernah ingin menghianati atau mungkin tidak mematuhi apa yang akan dikatakan oleh ayahnya dan apa yang diperintahkan oleh sang ayah padanya karena Liam sendiri sangat menghormati dan mengidolakan sang ayah. Apa pun yang dikatakan James, bahkan saat James memerintahkan Liam untuk menuju jurang dan melompat ke dalamnya maka Liam akan lakukan semua itu karena itu adalah sebuah perintah yang diinginkan sang ayah.
“Baiklah kalau begitu, tugas kalian adalah menjaga dan juga memantau Chyntia karena jika terjadi sesuatu padanya maka kita yang akan berada dalam masalah, sedangkan Ayah sendiri akan menyiapkan jamuan terbaik Ayah untuk tamu kita dari luar kota di sebuah kota metropolitan,” katanya dengan menganggukkan wajahnya yang tua bangka itu, seolah kota metropolitan itu adalah sebuah kota yang luar biasa. Mungkin karena James tidak pernah meninggalkan kota kecilnya sehingga tidak tahu bagaimana kota yang sebenarnya, penuh kemacetan dan polusi sementara di tempatnya polusi sama sekali tak ditemukan. *Kota metropolitan yang mungkin salah satu dari kalian memiliki keberuntungan untuk bisa menginjak kota besar itu dan tidak terjebak seperti Ayah di kota kecil seperti ini yang penuh dengan manusia-manusia yang bergosip dan tidak berguna!” James, tatapannya tajam seolah dia ingin memotivasi kedua putranya agar mereka terus maju dan menjadi orang penting suatu hari nanti lalu menuju ibu kota, yang dikenal sebagai kota paling metropolitan, besar dan canggih, juga padat dan berpolusi. Hanya orang-orang hebat yang bertahan di kota yang kejam seperti itu. Tetapi James sama sekali tidak tahu bahwa orang sepertinya di kota itu akan hanya menjadi kutu dan tak dipedulikan.
Kedua putranya mengangguk-angguk dan mengiyakan apa yang dikatakan oleh sang ayah yang saat ini bersiap untuk keluar dari ruangan itu dan saat mereka keluar dari ruangan tempat mereka berdiskusi sebuah langkah kaki terdengar lalu lenyap begitu saja. Suara itu membuat mereka bertiga tampak mengernyit, dalam hening menatap ke arah pintu dan bertanya-tanya siapa gerangan yang ada di luar sana dan mengganggu bicara mereka berdua?
“Apa kau mendengar suara itu?” tanya Ian, lalu Liam paham bahwa suara itu adalah suara dari langkah kaki Chyntia.
“Tangkap gadis itu jangan sampai dia kabur!”
