Buk Nelly part2
Aku memutar tubuhku, kini aku mengangkangi wajah Bu Nelly yang cantik dan berbalut jilbab putih, sedang mukaku persis menghadap ke bawah dan didepanku tempek indah Bu Nelly terpampang.
"Aku juga gemes lihat tempik bu Nell..."
Kujilati lembut itilnya, pahanya ku kangkangkan lebar-lebar, anusnya ku ludahi dan ku tusuk-tusuk dengan jariku, lalu tempiknya ku jilati habis-habisan. Bu Nelly juga sibuk mengulum kontolku, ini namanya posisi 69.
"Mmmpphh..., slop.. slop. uhmmm... " Bu Nelly sambil mengulum kontolku juga menggeram karena nikmat yang sangat di belahan selangkangannya.
Akupun menikmati sekali kuluman dan jilatan lidah Bu Nelly, yang asik bermain-main di batang kontolku yang kekar.
Aku segera merubah posisi lagi, kutindih tubuh seksi Bu Nelly, ku ciumi bibirnya, dia membalas ganas, kami saling bertukar air liur, sedot lidah, kulum bibir, nafsu sekali.
"Mass.." desah bu Nelly di sela-sela aksi saling cium.
"Ada apa Bu?" tanyaku sambil menggosok-gosok kepala kontolku ke itilnya Bu Nelly.
"Pingiiin mass ..." jawabnya.
"Pingin apa bu?" tanyaku, sambil kutekan sedikit kontolku ke lobang tempeknya.
"Kontol kamu massshh..." jawabnya.
"Kenapa kontolku Bu?" tanyaku sambil menjilati kupingnya.
"Masukan mass... ahh..." Bu Nelly berjengit saat kontol kekarku kusodokan.
"Iya Bu Mar.. ini masih usaha, tempeknya lama gak di pakai ya? Kok agak sempit" bisikku.
"Iyaa mass, bapak impoten soalnya.. tempekku gatel terus tiap hari,. .tolong di garuk pake kontol kamu, yaaa mass.." jawab Bu Nelly sambil meraba-raba dadaku dan jari-jarinya memelintir-melintir puting susuku.
"Oalah... kasian... tempeknya nganggur.."
kutarik pelan kontolku, dan otot-otot tempik Bu Nelly seperti tertarik keluar, lalu pelan-pelan kutusukkan lagi ke dalam lobang tempeknya, begitu berulang-ulang dengan pelan dan lembut.
Sambil sesekali kukecup bibirnya, pipinya, kujilat lehernya, kukulum pentil buah dadanya.
"Maasshh... kok enak banget sihh .. aghh... ishh.." racau Bu Nelly.
"Apa yang enak bukk?" bisikku sambil kukulum telinganya yang berbalut jilbab putih
"Kontol kamu... Massssh, enak banget... oh.. berasa banget... mentok mass." suara Bu Nelly lirih mendesah.
"Tempek Bu Nell juga enak kok .. legit... bisa meremas-remas kontolku Bu." bisikku, sambil terus mengayun-ayunkan pantatku naik turun sehingga kontolku memompa tempek Bu Nelly dengan ritmis.
"Yaahh... Massshh... enak banget... oohhh... Hssss.." Kedua tangan Bu Nelly memeluku, aku membalas kedua tanganku meremas pantatnya dan ku hujani selangkangannya dengan genjotanku.
Suara kecipak terdengar akibat cairan cinta tempek Bu Nelly yang mulai membanjiri selangkangan kami.
Clokshh... Clokshh... Cloksshh ... Enak banget..
Kontolku kucabut..
"Jangan.. jangan di cabut mas.. please..hiks.." Bu Nelly menangis, minta kontol, aku gak perduli segera aku berjongkok di depan tempeknya yang banjir tadi, kujilati tempeknya, ku kulum gelambirnya dan ku masukan lidahku menciumnya, menerobos masuk lobang tempek itu sambil ku beliak gelambirnya ke kiri dan ke kanan.. lidahku menjilat-jilat terutama itilnya...
"Aduuhh... enaknya masss... terus mas...jilati tempikku. yahh... enakkk... hss.. ouh.. ah.." tubuh Bu Nelly melengkung, keenakan, matanya melotot menatap lidahku yang mengobok-obok tempiknya.
Kedua tangannya menekam kepalaku merapatkan ke selangkangannya, sedang kedua tanganku menjulur ke atas meremas kedua buah dadanya yang montok.
"Enakkk nyaa massshh... ohh.. Aah.. enak banget.. ouh.. Ahmmm Akh.. aaahhhh.."
Pantat Bu Nelly bergoyang gak karuan, mulutku makin lahap menjilati tempeknya. Ciumanku merambat ke perut lalu naik ke buah dadanya, pentilnya jadi sasaran kulumanku, sambil kontolku mulai menerobos lobang tempeknya lagi.
Lalu ku genjot tempiknya sambil ku kulum pentilnya, selanjutnya ku tatap wajah Bu Nelly dengan intens, sambil ku genjot pelan tempiknya, penuh perasaan, lembut penuh cinta.
Kedua mata Bu Nelly menatapku seperti meminta, bibirnya terbuka, ku cium sebentar, ku pagut sekilas, dia megap-megap seperti ikan Koki. Aku senang sekali menikmati wajah wanita muslimah alim ini.. bibirnya yang selama ini hanya mampu ku pandangi saja, kini bebas ku kulum, ku gigit-gigit kecil.. dan wanita itu melenguh... Mendesis... Yang terdengar merdu di telingaku...
Kutarik bantal dan ku taruh di bawah pantatnya, Hujaman kontolku makin mantap dan terasa lebih mentok tusukan kontolku, meski tetap kujaga ritme pelan.
Indah sekali pemandangan wajah Bu Nelly yang dihiasi jilbab putih, wajah cantik itu menampakkan ekspresi penuh kenikmatan, pandang mata redup sayu penuh permohonan, bibir yang sudah membengkak ternganga, nafas memburu, kulit muka memerah.
Ahhh.. .indah sekali wanita muslimah ini.
Pelan ku kulum bibirnya, hangat, empuk dan basah, sambil ku genjot pelan. Saat ku hentakan kontolku maka tubuh Bu Nelly terdorong ke atas dan dia melenguh kenikmatan.
Saat kontol ku tarik keluar, dia terengah-engah dadanya naik-turun, ku kecup pentilnya yang keras.
"Ouhhh..mas Rudyyy... enak mas...hsss..." Bu Nelly mendesah-desah, keringat sudah membasahi seluruh tubuh kami, layaknya kami berdua atlit gulat lagi bergulat dengan kategori campuran, perempuan campur laki-lak, tempek campur kontol.
"Enak Bu Nell?" bisikku.
"Iya.. mas.. baru kali ini... aku rasa enak begini... eshhh...." tangannya meraba-raba punggungku..
"Tempek Bu Nell juga enak loh..."
"Genjot terus mas.. enak banget kontolmuu... ouhh.."
Saat aku menghujamkan kontol dia sedikit mengangkat pantatnya, jadi terjadi tabrakan dua kelamin, menimbulkan suara berdecak dan kenikmatan yang mengalir menggetarkan seluruh tubuh.
"Aku mau di atas masss..." Pinta Bu Nelly.
"Baik Bu Nell..."
Kami berguling pelan dan menjaga agar kontolku tidak lepas dari jepitan tempeknya, kini Bu Nelly berada di atas tubuhku menggerak-gerakan pinggulnya naik turun tepat diatas selangkanganku.
Bu Nelly menciumi bibirku, buah dadanya yang montok seperti pepaya bergoyang-goyang seirama naik turunnya pinggul istri siri pak Dadang itu.
Aku mengulum pentilnya kiri dan kanan, tanganku meremas-remas buah pantatnya yang bahenol yang sehari-hari tertutup baju muslimah, sambil sesekali menatap gerakan kemaluan kami yang menyatu, kontolku yang keluar masuk lobang hangat tempeknya.
"Kontol besar ternyata enak banget yahh... uhh... hss.." Bu Nelly mendesis-desis sambil terus menggoyang-goyangkan pinggulnya seperti penyanyi dangdut yang lagi joget.
Ya bokongnya seperti ada per nya, karena begitu mengayun turun langsung memantul naik, lalu turun lagi, begitu terus.
Kembali Bu Nelly ku baringkan di kasur, kali ini kedua kakinya yang mulus ku angkat dan ku peluk dengan tanganku sambil pantatku maju mundur mengantarkan kontolku masuk keluar lobang tempiknya Bu Nelly, kakinya yang putih bersih ku ciumi, Ku jilati, sambil terus tempeknya kugenjot ritmis penuh perasaan. Kemudian kakinya ku tekan ke badannya, sedikit terbuka, tempek tembemnya terpampang jelas, aku mengangkangi dari atas, kontolku naik turun menembus celah nikmat itu.
Ku lepas kontolku dan Ku jilati tempek tembem itu, anusnya ku sodok pakai jari, itilnya kukulum lembut, ku kenyot-kenyot penuh perasaan.
Pantat Bu Nelly bergetar, bergerak-gerak gak karuan, tubuhnya melengkung, kepalanya mendongak bibirnya melenguh dan mendesah-desah. Pahanya ku buka lebar-lebar, kepala kontolku kembali kulesakkan ke celah hangat warna merah itu, aku menindih tubuh telanjangnya, wajah berhijab kembali ku ciumi dengan nafsu, kali ini genjotanku makin cepat, tubuh Bu Nelly juga bergoncang lebih cepat, matanya terpejam, bibir terbuka kucium, ku kulum, kami berpelukan erat seperti gag mau terpisah.
Hentakan demi hentakan menyatukan kemaluan kami hingga akhirnya terjadi penyatuan yang sempurna, air maniku menyemprot keras di dalam rahimnya, beberapa semprotan seiring berkedut-kedutnya dinding tempeknya Bu Nelly, bibirnya ku cium buas dan ku tatap dalam bola matanya, penyatuan yang sempurna, kenikmatan yang tiada tara.
Kami kelelahan sambil saling berpelukkan mesra, sebelum tertidur bersama.
