Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Enam

Esa kelimpungan ketika puluhan telepon masuk ke dalam ponselnya. Panggilan-panggilan tersebut tidak lain dan tidak bukan dari manusia-manusia kepo yang ingin menanyakan perihal video viral tersebut. Padahal mereka punya nomer ponsel Kania, kenapa harus menelepon Esa sih? Sok akrab.

Kania mendengus sebal. "Esaaaa! Ini lo harus do something asli, hape gue ngelag gara-gara WA yang gak berhenti-berhenti sama telepon dari portal online."

"Handle dulu selagi gue mikirin gimana solusinya." ucap Esa.

"Kalo hape gue rusak gara-gara kebanyakan notif, lo harus beliin hape baru!"

Esa mengangguk. "Jangankan hape. Beha lo juga gue beliin kalo kasus ini kelar." katanya.

Bukan hanya Esa yang kepalanya hampir meledak, Kania manager sekaligus CP seorang Esa Naraya juga pusing 10 keliling. Saat Esa tidak bisa dihubungi, Nia adalah pihak yang akan kena imbasnya.

"Tai ah! Auk bodo amat, pusing gue, Sa. Mau starbuck gak? Gue mau ngopi dulu lah, empet lama-lama." katanya kesal.

"Boleh. Beliin gue satu kayak biasa, megang duit gak lo? Nih pake kartu gue, beli makanan juga belum makan kan lo? Gih sono." Kania mengangguk dan menerima kartu kredit milik Esa. Lelaki itu kasihan juga melihat tubuh kurus kering Kania yang sudah meladenin puluhan pertanyaan rebel teman-teman media sejak pagi buta.

Sambil menunggu Kania, Esa merebahkan tubuhnya di sofa. Membayangkan ternyata sebesar ini kasus yang terjadi pada dirinya karena video dirinya yang orang asing sialan sebarkan itu.

Walaupun Esa merasa bersyukur sebagian besar netizen membela dirinya, percaya bahwa semua terjadi karena gadis binal tersebut yang terus-terusan menyerang Esa. Separuh hatinya bersyukur, tapi separuh hatinya merasa janggal.

Sampai kasus ini keluar ke permukaan, gadis itu--Kalula, sama sekali tidak menunjukan batang hidungnya. Bahkan hanya untuk memberikan statment. Apa gadis itu sudah melarikan diri ke benua lain? Wow, kenapa juga Esa peduli.

Hampir seminggu ini Esa sudah memikirkan akan satu hal, cara menyelesaikan masalah ini tanpa membuat masalah baru. Dan inilah cara yang Esa pilih.

Lelaki itu menggunakan pakaian serba hitam dengan rambutnya yang disisir kebelakang. Esa duduk di studio tempatnya merecord semua video untuk konten youtubenya.

"Hai, ini gue. Sorry kalau gue terlihat menjijikan dengan bikin video klarifikasi, but sadly i have to do this.."

Esa menghela napas dan memasang wajah suram. "Yang ada di video itu memang gue, seperti yang kalian kira. Harus gue akui gue salah, tapi seperti yang terpampang jelas di video tersebut, you guys know who start it first. I'm not drunk that night, i've never drunk. And the only thing that makes me do that with her because...gue lelaki normal, dan disuguhkan hal seperti itu gue pasti tergoda. Gue minta maaf, kalau gue membuat kalian kecewa atas apa yang terjadi."

"Banyak yang bertanya kenapa video tersebut bisa ada dan tersebar...gue juga gak tau. Tujuan gue ke kamar cewek itu cuman mau pamit karena gue harus flight ke Bali karena kerjaan. Gue ketemu dia di salah satu seminar, dia ketinggalan kereta dan rumahnya jauh. Niat gue baik, gue cuman mau bantu dia yang saat itu kebingungan."

Lagi-lagi Esa menghela napasnya."Tapi gue gak tau kenapa dia melakukan semua ini ke gue. Mungkin dia gak suka sama gue atau ada masalah personal yang gue gak tau kenapa dan apa penyebabnya. Tapi gue harap kalian gak menjudge dia, karena gue gak mau hal ini semakin runyam. Gue harap kalian bisa bersikap dewasa selagi gue menyelesaikan masalah ini."

"Sekali lagi gue minta maaf, mungkin gue udah merusak kepercayaan kalian. Tapi untuk yang selalu mensupport dan percaya sama gue, thank you so much guys. I couldn't through all this thing without you. Gue Esa, pamit undur diri. Thank you udah mau nonton dan mendengarkan penjelasan gue."

Setelah kamera yang Esa pakai mati, tiba-tiba suara bungkusan jatuh mengagetkannya.

"Sa..." Kania menatap Esa dengan mata yang berkaca-kaca.

"Nia, buset jatoh semua ini makanan. Ngapain sih lo disini?" tanya Esa.

Kania masih mematung di depan pintu studio Esa.

"L-lo mau upload video itu?" tanyanya.

Esa mengangguk. "Gue udah pikiran mateng-mateng, and i have to do this." katanya.

"Lala gak mungkin sebarin video itu, Sa. Itukan ada di ponsel lo yang hilang. Kenapa lo--"

"Lala cuman orang biasa yang gak perlu reputasi dalam cari uang. Setahun lagi dia juga biasa aja, beda sama gue."

Kania menganga mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Esa. "Dan menjadikan dia kambing hitam? Lo sama aja memfitnah Lala, Sa!" geramnya.

"Iya gue tau, tapi sekali lagi reputasi itu penting untuk gue, Nia. Lo mau gue gak bisa gaji lo? Ngegembel gitu? Kalula keluarganya banyak duit, Papahnya Camat, Ibunya guru, abangnya Asdos. Dia bisa keluar negeri dan hidup normal disana." sahut Esa enteng.

"Apa lo ngebayangin gimana nanti sanksi sosial yang bakal dia dapat dari statment lo? Dia bakal dibully habis-habisan, dibilang cewek murahan, Sa lo mikir juga dong!"

Esa jengah sekali dengan sikap Kania yang seperti itu peri. Apasih masalah Kania ini?

"Ya lo maunya gimana? Gue bilang gitu gue yang ngasih dia obat perangsang? Terus gue juga yang naruh kamera di kamar hotel dia? Gitu yang lo mau?" bentak Esa. Sebelumnya Kania tidak pernah tau secara gamblang tentang hal ini, lagi-lagi dia tidak mengira Esa akan melakukan semua hal ini.

Kania menangis, membayangkan nasib gadis yang tidak bersalah itu."Tujuan lo dibalik semua ini apasih, Sa?" lirihnya.

Tujuannya apa? Esa juga tidak tau, entah darimana ide jahil itu muncul dan membuat Esa melakukan semua hal ini.

"Lo tinggal urusin kerjaan lo aja deh Nia, gak usah terlalu ikut campur. Kepala gue udah mau pecah gara-gara hal ini." Esa melangkahkan kakinya meninggalkan Kania, namun baru beberapa langkah, suara Kania membuatnya berhenti.

"Lo gak akan tau gimana hancurnya Kalula, gimana orang-orang menghujat dia, lo gak akan tau karena selain egois lo juga gak punya hati. Lo menghancurkan masa depan gadis yang gak berdosa, padahal lo punya adik perempuan yang kapan aja bisa menanggung akibat dari perbuatan bejat lo."

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel