Bab 4. Baru Juga Pulang, Sudah Kena Julid Tetangga
Mereka pun melanjutkan perjalanan setelah membeli kue. di perjalanan Bayu bertanya pada Alissa
"kenapa kamu memilih pakai mobil ini sayang?" tanya Bayu
"aku mau lihat, warga kampung disana mas. gimana reaksi mereka kita memakai mobil lama kita. mobil ini kan sudah sekitar 5 tahun. itsaat itu banyak tetangga memujinkita, dan banyak juga yang meminjam uang kepada kita" ucap Alissa
"aku ingin lihat, apakah mereka masih sama seperti itu atau berubah cara pandangnya" ucap Alissa
"oalah, jadi begitu. ternyata Istriku pengen tahu watak asli warga kampungnya" ucap Bayu
"soalnya, dulu keluargaku sering dihina mas" ucap Alissa
"iya,, mas paham kok" ucap Bayu menggenggam tangan Istrinya sambil fokus menyetir
**
setelah beberapa jam menempuh perjalanan yang panajng. Akhirnya mereka tiba di salah satu rumah lama di tengah tengah desa.
"Loh, Alissa?" ucap tetangga depan ibunya
"iya Bu.." ucap Alissa Cuek
"pulang juga kamu.." imbuh tetangga depan ibunya.
"loh, Alissa ya??" ucap tetangga kanan ibunya
"mobilmu masih mobil yang dulu??" imbuh tetangga kanannya
"usahamu masih gitu gitu aja ya??" tanya tetangga depannya
Alissa dan Bayu tak menanggapi ocehan kedua tetangganya itu. Yang penting dia sudah menjawab kalau yang datang ini adalah dia. Alissa mengetuk pintu rumah ibunya.
"Bu.." ucap Alissa, mengetuk pintu.
terdengar seseorang berjalan mendekati pintu dan bunyi pintu terbuka.
kriitt...
terlihat seorang gadis cantik berusia 15 tahun membukakan pintu rumahnya. Gadis itu bernama Ayu Sekarwati.
"Mba Alissa?? Mas Bayu??" ucap Ayu tersenyum bahagia
"Pak.. Bu... Mba Alissa sama Mas Bayu datang." panggil Ayu.
Diana dan Kuncoro berlari menghampiri putrinya itu. Usia Diana saat ini 44 tahun dan kuncoro 46 tahun. Mereka menikah muda dulunya. saat itu Diana Berusia 13 tahun dan Kuncoro 16 tahun. saat melahirkan Alissa usia Diana saat itu menginjak 14 tahun. Namanya orang kampung, jika tidak menikah muda dianggap perawan tua.
"Alissa . putriku" ucap Diana memeluk Alissa
"masuk.. masuk.." ucap Kuncoro mempersilahkan masuk
"gimana?? capek nggak perjalanannya?" tanya Diana
"capek bu.. tadi berangkat jam 8 pagi" sampai disini jam 3. agak macet juga tadi dijalan"jawab Alissa
"Ya sudah. kalian istirahat dulu." ucap Diana.
"iya, bu. oh iya. aku bawa beberapa stok makanan buat disini. ada dibagasi mobil" ucap Alissa
"ya sudah. ibu sama bapak bantuin" ucap Diana
"mba.. aku juga bantuin ya" ucap Ayu
"iya.." ucap Alissa tersenyum
***
saat tengah mengambil barang dari mobil. tetangga depan mereka, Sulastri. Mulai menyindir mereka.
"oalah, rupanya dikota itu mereka bangkrut to. hmm, pantesan aja pulang. mau balik kampung rupanya" ucap Sulastri
"heh!! Lastri!! kalau tidak tahu urusannya. mending muncungmu itu diam aja" ucap Diana, kesal.
Alissa dan Bayu terpaku diam. tidak seperti biasanya ibunya berteriak dan memaki orang. setahu mereka Diana orang yang lemah lembut.
"yeee, malah ngamuk. Lah, itu buktinya bawa barang banyak.. pasti mau numpang hidup sama kamu itu" ucap Sulastri tetap meremehkan Alissa
"ohh, mulut mulut kaleng rombeng. dari tadi gk bisa diem" ucap Diana. menghidupkan keran yang terpasang selang panjang. dan menyemprotkan air ke arah Sulastri
"ooh. kurang jar kamu ya Diana!! awas kamu ya!!" ucap Sulastri pergi masuk ke dalam rumahnya
"wahh.. ternyata ibuku bisa galak juga ya" ucap Alissa bertepuk tangan.
"sebel, ibu Ndok. mulut Sulastri kaya nggak ada filternya" ucap Diana kesal
"ya sudah. ya sudah. ayo masuk, ini barangnya dibawa" ucap Kuncoro menenangkan Istrinya.
**
saat di dalam rumah, Alissa menberikan bingkisan kepada adik semata wayangnya.
"nih, kakak beliin buat kamu." ucap Alissa menyodorkan bingkisan yang terlihat mewah
"apa ini mba??" tanya Ayu
"buka aja" ucap Alissa
Ayu membuka bingkisan itu dan terkejut. "waahh, mba. ini kan mahal banget tasnya . merk Channel lagi" ucap Ayu
"cenil?? tas apa itu yu?" tanya Kuncoro
"Channel pak. buka. cenil, kalau cenil mah jajanan pasar" ucap Ayu yang menbuat semuanya tertawa
"ih, bapak ini. malu - maluin aja, itu canel pak. bukan cenil. iya kan Yu?" ucap Diana
"iya, Bu.." ucap Ayu
"gk apa apa. itu gk seberapa bagi, mBa. pakai ya. biar mba juga seneng liat kamu seneng" ucap Alissa
"makasih ya, mba." ucap Ayu memeluk kakaknya itu dengan erat.
"kalau ini, buat ibu sama bapak." ucap Alissa
"apa ini?" ucap Diana dan Kuncoro
mereka membuka bungkusan itu. "weleh.. baju, bagus banget lagi" ucap Kuncoro
"wihh, cantik baju ibu pak. liat ini" ucap Diana berdiri dan menempelkan bajunya ke badannya.
"Ndok, makasih ya.. tapi, ibu penasaran. kok kamu masih pakai mobil itu?" padahal kamu bisa beli baju sama tas mahal ini" tanya Diana
"bu, sebenernya. kita hidup enak kom di Kardia. cuma aku pengen liat reaksi warga sini gimana kalau aku masih mobil lama ku" ucap Alissa
"oalah, gitu to. ibu pikir kamu kesusahan disana. tadinya ibu sama bapak mau bantu kamu.. cuma, kayanya bantuan ibu juga gk berguna. womg gabungan ibu sama bapak cuma ada 50 juta aja" ucap Diana
"udah bu. tabungan ibu, simpan aja. nanti kebutuhan Ayu juga aku yang bantu" ucap Alissa
"wihh, mba ku hebat!!" ucap Ayu menberikan jempol
"kamu ini Yu. makanyanya belajar yang rajin, biar kaya mba mu ini" ucap Diana menepuk punggung Ayu.
"aduh, sakit bu.. iya iya, Ayu belajar yang rajin" jawab Ayu mengusap punggungnya
"ya sudah. ini biar ibu yang bersin. kamu sama Bayu mandi, terus istirahat. nanti ibu masakin" ucap Diana
"iya, bu." jawab Alissa
Alissa dan Batu berjalan menuju kamar yang telah disiapkan oleh Diana. sedangkan diana menata masuk bahan bahan yang dibawa oleh Alissa.
"waduh gk cukup di kulkasku. terus ini kotak apa ya??" ucap Diana, membuka kotak yang dibawa oleh Alissa
"loh,, isinya daging ayam sama daging sapi" ucap Diana
karena bingung, Diana menghampiri Alissa yang berada di dalam kamar
"Ndok," panggil Diana, mengetuk kamar Alissa
"iya bu.." ucap Alissa menbukakan pintu
"barangmu, nggak muat dikulkas ibu. gimana ya?" tanya Diana
"oh, panggil aja saudara kita yang ada disini buat ambil sebagian" ucap Alissa
"ayuu..." panggil Alissa
"iya, mba.." jawab Alissa
"coba kamu panggil bude sama bulek buat datang. ini bahan makanan gk cukup masuk kulkas ibu.
"oke mba. aku panggil dulu" ucap Ayu berjalan keluar rumah.
Alissa dan Diana mengemas barangbyang akan diberikan oleh saudaranya itu.
**
beberapa menit kemudian, beberapa paman, bude dan buleknya datang.
"loh,, alissa.. kamu pulang?" tanya bulek Tina
"iya, bulek"
"wihh.. kapan datang?" tanya bude Tris
"baru aja bude. jam 3 tadi" jawab Alissa
"oalah... baru aja to" ucap Paman budi.
"ini, disuruh kesini buat apa ya, Na?" tanya Tris pada Diana
"oalah, ini loh mba. Alissa bawa bahan kebanyakan. mau aku bagiin ke mba mba sam adik adik." ucap Diana
"oalah gitu.
"loh, pakde Gun sama bulek inem mana bude?" tanya Alissa pada Tris
"halah.. orang kaya meraka apa mau dikasih beginian, Lis. sombong mereka itu mentang - mentang kaya sedikit" ucap Tris
"oalah gitu." ucap Alissa
"ya udah. kalau gitu, Bu. tambahin buat bude Tris bulek Tina sama pakan budi aja. yang bagian pakde Gun sama bulek Inem" ucap Alissa
"eehh. kebanyakan itu. gk usah" ucap Bulek, paman, dan budenya
"gk apa - apa. kulkasku juga gk muat kok. bener kata Alissa" ucap Diana
"ya wis, kalau gitu" ucap bude Tris
"Mba.. aku harap, Mba jangan tersinggung sama ucapan mas Gun, sama Inem juga. soalnya mereka sering banget jelekin Mba ana" ucap bulek Tina
"halah.. udah biasa itu Tin. mba udah kebal" ucap Diana
"memang ibu sering dikatain apa sama mereka?" tanya Alissa
"gk.. gkpp, Ndok. gk usah dipikirin" ucap Diana
Tina pun langsung terdiam, saat Diana bilang seperti itu. tak melanjutkan obrolan.
mereka bertiga pun pulang. dengan memambawa bingkisan dari rumah Diana. Di jalan, Tina melihat bingkisan itu.
"walah.. ono, daging, ono telur, ono teh, gula, sama sayuran" ucap Tina
"iya. ki, banyak banget. Alissa berarti makin sukses itu di kota sana" ucap Tris
"sudah, sudah buruan pulang. keburu rusak bahan makanannya nanti" ucap Budi
"iya iya mas" ucap Tina
mereka berjalan dengan terburu - buru.
***
"bu, ini kan masih ada. gimana kalau dikasihin ke Bu tejo rumah sebelah kiri ibu?" tanya Alissa
"boleh, Ndok. nanti kamu anterin kesnaa ya" ucap Diana
"iya, bu." ucap Alissa
alissa pun pergi ke rumah Bu tejo dengan membawa bingkisan bahan makanan.
Tok.. Tok... Tokk
"bu.. Bu Tejo.." ucap Alissa
"iya.. sebentar.." ucap seseorang dari dalam rumah.
pintu rumah Bu tejo terbuka. terlihat ibu ibu berusia 50 tahunan dari balik pintu rumah.
"loh.. Alissa. kapan pulangnya?" tanya wanita itu, yang tak lain adalah Bu Tejo
"baeu aja bu. gadi jam 3 sore sampai." jawab Alissa
"oalah. gimana? udah ngisi?" tanya Bu Tejo.
"belum, Bu. doain aja" ucap Alissa
tersenyum kecut
"udah, gkpp. belum rejekinya." ucap Bu Tejo menepuk perlahan pundak Alissa.
"oh ya bu, ini dari saya sama keluarga. kebanyakan saya bawanya dari kota" ucap Alissa
"yonggalah.. makasih, ya Lis" ucap Bu Tejo
saat Alissa dan Bu Tejo sedang berbincang. ternyata sedari tadi Sulastri dan Ningsih menguping pembicaraan mereka.
"oalah. paling ya Mandul itu" celetuk Sulastri
Alissa dan Bu Tejo terkejut, ternyata Sulastri dan Ningsih dari tadi menguping pembicaraan mereka.
"Heh!! mulut mu ya, Lastri. gk punya tata krama" ucap Bu Tejo, Bu Tejo adalah Istri Ketua RT di kampung itu. Sulastri melotot ke Bu Tejo.
