
Ringkasan
Tatapan Sinis dan berbagai jenis hinaan dari tetangganya adalah makanan sehari-hari Alissa. Baru mengijakkan kakinya, ia sudah ditatap sinis oleh tetangga depan dan tetangga kanannya. "lihat deh, katanya orang kaya. apa itu kerjaannya des des apalah itu. Masa yang kataanya orang kaya pas pulang ke kampung melarat gitu" ucap Ningsih tetangga kanannya "iya deh. lihat pakaiannya, kucel kaya gitu. mana ada orang kaya dandan seperti itu" sambung tetangga depannya, Sulastri "sabar Alissa.. sabar, suatu saat mereka juga akan menyesal sudah menghina kamu seperti ini" batin Alissa, mengelus dadanya dan menatap tajam balik para tetangganya itu. "apa kamu lihat-lihat? gk terima? sini!!" ucap salah satu dari mereka. "gk bu Sulastri, cuma lagi lihat rambutnya ibu. lihat deh rambut ibu udah kaya singa. kayanya smoothingnya udah luntur tuh" ucap Alissa pergi berlalu meninggalkan "dasar!! perempuan kurang ajar. mana ada rambut lurus begini dikata rambut singa. awas kamu Alissaa!!" teriak Sulastri tak terima "tapi kalau dilihat-lihat iya deh, tri. Rambutmu sudah seperti singa" ucap ningsih sambil tertawa "kok kamu malah pro banget sih sama Alissa. kamu sahabatku atau sahabat wanita kucel itu?!" tanya Sulastri "iya, iya maaf deh" ucap Sulastri sedikit memijat bahu Siska.
Bab 1: Alissa Putri dan Bayu Nugraha
Di Sebuah Kota Metropolitan, Kota Kardia yang berisi gedung - gedung tinggi pencakar langit, hiduplah sepasang Suami Istri bernama Alissa Putri dan Bayu Nugraha. Keluarga yang harmonis dan sukses di kota itu.
Alissa Putri, Seorang Desainer sukses dengan produknya di dunia Fashion dan perhiasan. Rancangan busana dan juga perhiasannya bukan hanya terjual di dalam negeri saja, tetapi juga terjual hingga keluar negeri. Sedangkan suaminya, Bayu Nugraha seorang CEO di salah satu perusahaan besar di Kota Kardia. Perusahaan Bayu bergerak dalam bidang kontruksi, selain itu perusahaannya juga bergerak dalam bidang pengembangan properti, manajemen fasilitas dan bisnis terkait.
Tetapi, dibalik kesuksesan mereka. Alissa dan Bayu belum dikaruniai buah hati, walaupun keluarganya harmonis terkadang Alissa selalu membayangkan betapa indahnya jika mereka memiliki seorang buah hati. Sudah sembilan tahun lamanya, ia belum dikaruniai buah hati. usia Alissa saat ini sudah menyentuh 29 tahun, sedangkan Bayu berusia 31 tahun.
Bayu tengah duduk di kursinya, terlihat ada beberapa berkas yang telah ia tanda tangani. Baru saja selesai menandatangi berkas - berkas itu, ponselnya bergetar. Saat ia melihat layar ponselnya tertulis nama sang pemanggil 'Ibu Mertua', Ibunda Alissa yang bernama Diana Putri. Bayu segera mengangkat panggilan telepon itu.
"Hallo. Assalamualaikum, Bu" Sapa Bayu
"Waalaikum salam, Nak Bayu.." jawab Diana.
"ada apa, Bu? Tumben banget nelpon Bayu?" tanya Bayu
"ohh, itu. Tadi Ibu sama bapak coba telpon Alissa. tapi, gk diangkat, Nak. Alissa baik - baik saja kan ya disana?" Tanya Diana sedikit khawatir
"Alhamdulillah, disini semuanya baik - baik saja kok, Bu" jawab Bayu
"Alhamdulillah kalau begitu. Tapi, kok tumben ya Alissa gk angkat telpon Ibu?" Tanya Diana
"itu Bu. Alissa lagi sibuk ngurus launchingan produk rancangannya. Makanya susah ditelpon" Jawab Bayu
"oalah, gitu to. Ya udah, sampaiin ke Alissa jangan telat makan ya." ucap Diana
"siap, Bu nanti Batu sampaikan ke Alissa" jawab Bayu
"oh, iya Nak. bapakmu dari tadi mau ngomong katanya." ucap Diana, menyerahkan Telepon ke suaminya, Kuncoro Adipati
"iya , Bu" ucap Bayu
"hallo, Nak Bayu. ini Bapak"
"iya, Pak. ada apa?" tanya Bayu sopan
"Nak Bayu, kapan kalian balik ke kampung? Bapak sama Ibu kangen Poll sama kalian berdua" ucap Kuncoro penuh harap
"nanti Bayu tanyakan sama Alissa ya pak. Soalnya kami disini juga lagi sibuk - sibuknya" ujar Bayu
"ealah.. Ya udah, kalau sudah ada waktu keisni ya" ucap Kuncoro
"baik, Pak. Nanti Bayu kabari lagi ya, Pak." ucap Bayu
"iya, Nak Bayu. Ya udah, kalau gitu Bapak tutup telponnya. Bapak mau ke ladang" Ucap Kuncoro
"bapak jamgan capek, capek loh. nanti kambuh lagi pegel - pegelnya" ucap Bayu mengingatkan
"iya.. nggak kok, ya udah. Assalamualaikum" ucap Kuncoro
"waalaikum salam" jawab Bayu, mematikan panggilan tersebut.
Setelah Bayu menutup panggilan teleponnya dan meletakkan kembali ponselnya pada meja kerja. ada seseroang mengetuk pintu ruang kerjanya.
.
.
tok.. tok.. tok..
"Siapa?" tanya Bayu
"Saya, Pak. Adam" jawab seseorang dari balik pintu.
"oh.. Masuk" ucap Bayu
Pintu terbuka, seorang pria dengan pakaian rapi, berwajah tampan dengan kulit bersih dan berbadan ideal, masuk ke ruangan kerja Bayu.
"ada apa, Dam?" tanya Bayu
"Pak Bayu, saya ingin membicarakan terkait proyek pembangunan mall bapak, yang ada di desa Koplak."
"ada apa dengan proyek saya? apakah ada kendala? atau masalah?" tanya Bayu pada Adam, sedikit khawatir
"tidak ada masalah atau pun kendala pak. akan tetapi, sahabat bapak, Pak Stefan. Beliau, ingin bergabung dalam proyek tersebut. bagimana menurut bapak? Beliau sedang menunggu bapak di ruang tunggu" Ujar Adam
"loh, kenapa gak disuruh masuk saja?" tanya Bayu
"Beliau tadi sempat kemari, hanya saja. kata beliau anda sedang menelpon" jawab Adam
"oh, begitu. Ya sudah. suruh Stefan masuk" ucap Bayu
"baik, Pak" kata Adam, keluar menanggil Stefan
Bayu menunggu sahabatnya itu masuk ke ruangaannya sambil memeriksa kembali berkas yang baru saja ia tanda tangani. Tak lama, Masuklah seorang pria berbadan gempal dan berwajah bulat, dengan pakaian rapi dan harum. Pria itu masuk menghampiri Bayu yang tengah duduk dikursi kerjanya.
"hallo, Bro!!" ucap Pria itu, Bayu mendongak dan melihat lawan bicaranya
"eehh, Halo Bro. silahkan duduk" ucap Bayu mempersilahkan
yap, pria berbadan gempal itu adalah Stefan. Teman Bayu sedari kecil.
"makin, sibuk aja nih sahabat gue. gimana?? lancar semua ya bisnisnya?" tanya Stefan
"Alhamdulillah. lo sendiri gimana? lancar?" ucap Bayu
"lancar, Bro. Ngomong - ngomong nih, Kalau Gue ikut Proyek Lo yang ada di desa atau kota Koplak boleh gak bro?" tanya Stefan
"boleh.. boleh aja, memang kalau boleh tau Lo mau invest berapa ke proyek ini? dan kenapa Lo percayain duit Lo ke gue?" Tanya Bayu
"yah, Gue liat Lo dalam bisnis Lo selalu lancar. dan Lo bukan orang yang suka bawa kabur duit orang. makanya bisnis lo aman - aman aja." jawab Stefan
"kalau Gue, invest 100 Miliyar kira - kira berapa persen saham yang gue dapet?" tanya Stefan
"Gu jujur jujuran aja nih ya, Bro. Gue buat Proyek ini kurang lebih udah ngabisin dana sekitar 500an Miliyar. karena Proyek juga sudah hampir jadi. Yah, kalau Invest Lo segitu bisalah dapet 10 persen sahamnya."ujar Bayu
"oh, oke oke. kalau gotu gue bakalan keisni lagi. buat tanda tangan kontraknya. Soalnya istri Gue bilang, kalau ikut sama Lo. Gue bakalan dapet pemasukan yang stabil. Lo tau sendiri kan, Gue bakalan jadi bapak. Istri Gue sekarang lagi hamil." ucap Stefan
"wah, selamat ya, Bro. semoga ini rejeki buat Anak Lo" ucap Bayu
"oke, oke. gue juga doain semoga Lo segera dapet momongan." ucap Stefan
"makasih, Bro. Lo hati hati ya di jalan" ucap Bayu
"oke.." ucap Stefan, meninggalkan ruang kerja Bayu
setelah kepergian Stefan. Bayu pun melihat jam yang melingkar dengan sempurna dipergelangan tangannya. Waktu menunjukkan pukul 16.30 atau setengah lima sore. Ia pun bergegas membereskan mejanya, lalu memanggil Adam untuk menyimpan dokumen - dokumen yang telah ia tanda tangani tadi.
Bayu berjalan menuju Basemant dimana semua kendaraan staf kantornya diparkirkan. Sesampainya di parkiran kantornya, ia menekan tombol pada kunci yang berada ditangannya. Tak jauh dari dirinya berdiri, sebuah mobil mewah, Porsche berwarna hitam berkedip. Iapun langsung masuk kedalam mobil tersebut dan meninggalkan area parkir menuju rumahnya.
**
Bayu memasuki kawasan perumahan elit, ia melajukan terus mobilnya dikawasan itu. Tak lama, ia memberhentikan mobilnya di salah satu rumah yang ada dikawasan elite itu, rumah yang berdiri megah, menjulang tinggi di atas rumah - rumah di sekitarnya. Fasadnya memancarkan kemewahan yang tak tertandingi, dengan pilar - pilar marmer yang kokoh menopang balkon - balkon luas. Jendela - jendela besar dari kaca kristal memantulkan cahaya matahari, menciptakan kilauan yang mempesona.
Halaman depannya adalah hamparan hijau yang luas, terawat dengan sempurna. Air mancur megah dengan patung - patung klasik menjadi pusat perhatian, dikelilingi oleh taman bunga yang berwarna - warni. Jalan masuk yang lebar dilapisi dengan batu alam yang elegan, mengarah ke garasi yang dapat menampung lebih dari selusin mobil mewah.
Di bagian belakang rumah, terdapat kolam renang pribadi yang luas dengan desain yang unik. Jacuzzi dan bar tepi kolam menambah kesan mewah dan nyaman. Teras yang luas dilengkapi dengan perabotan outdoor yang mewah, tempat yang sempurna untuk bersantai dan menikmati pemandangan taman yang indah.
Rumah ini bukan hanya sekadar tempat tinggal, tetapi juga simbol status dan kemewahan yang tak tertandingi. Setiap detailnya dirancang dengan sempurna, menciptakan suasana yang elegan dan nyaman. Yap, rumah itu adalah rumah yang ditinggali oleh Bayu Nugraha dan Alissa Putri.
Bayu memarkirkan mobil Porschenya dan turun dari mobil itu. Tak lama, ada sebuah mobil Porsche berwarna pink masuk kehalaman rumah itu dan berhenti disebelah mobil milik Bayu.
Kemudian, turunlah seorang wanita cantik dan anggun dari mobil itu. Wanita itu ialah Alissa Putri, istri dari Bayu Nugraha. Alissa pun menghampiri Bayu yang baru saja tiba sebelum dirinya.
"halo sayang, baru pulang juga ya?" ucap Alissa mencium pipi suaminya itu
"iya nih, gimana acara hari ini? lancar?" tanya Bayu
"lancar, mas. Untung orang - orangnya enak. jadi cepet selesai. kalau gak mah, heeeeh gk tau lagi. kayanya bisa besok selesainya" ucap Alissa merinding.
"Ya udah, kalau gitu ayo masuk " ajak Bayu
"ayo, mas" jawab Alissa
mereka pun masuk ke dalam rumah mewah itu. sesampainya di pintu rumahnya, mereka sudah disambut oleh para pelayan rumah itu.
"selamat sore, tuan dan nyonya" ucap seluruh pelayan
"iya, sore." ucap Alissa dan Bayu
"oh ya, Bu Lili. bisa minta tolong, siapkan air hangat buat saya dan suami saya mandi?" pinta Alissa
"siap, nyonya. nanti kami siapkan" ucap Liliana, Kepala pelayan dirumah itu.
"oke, terimakasih ya. kalau begitu kami ke kamar dulu" ucap Alissa
"baik, nyonya" ucap Lily dengan sopan
***
sesampainya mereka dikamar, mereka meletakkan tas yang mereka bawa. dan berganti pakaian menjadi baju mandi.
"Mas, aku mandi duluan ya." ucap Alissa hendak pergi
"sebentar, sayang. tadi.. ibu mu menelpon ku" ucap Bayu
.
.
.
Bersambung...
penulis: Yara Lunasya
