Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4

"Good Morning."

Seorang gadis memakai seragam SMA berlari menuruni tangga dengan ceria, rambut panjangnya diikat kuda, dan tas ransel berwarna pink bertengker di punggungnya.

"Morning, Honey." Farel mencium pipi gadis yang tak lain adalah Jen.

Claudya juga ikut mencium pipi Jen. "Morning, abang pilot." Jen memeluk leher Vino seraya mengecup pipinya. "Abang oleh oleh buatku mana?"

"Ada di kamar, nanti kamu ambil saja yah."

"Oke Brother,"

Jen duduk di antara mereka, Claudya menyerahkan piring berisi roti dengan daging cincang. Tanpa menunggu lama lagi, Jen langsung melahapnya dengan berisik seperti biasanya.

Dari sejak kecil Jen tidak pernah makan dengan rapi, dia makan pasti selalu berisik. Suara sendok garpu atau pisau yang saling beradu. Mulutnyapun pasti selalu belepotan,

"Makannya pelan-pelan saja, Honey." Ucap Claudya.

Jen hanya menampilkan cengirannya. Jen memiliki tubuh yang mungil, wajahnya begitu oriental dengan mata birunya mirip seperti Claudya. Hidungnya mancung dan kecil, Jen memiliki mata yang indah dengan bulu mata yang begitu tebal dan lentik seperti memakai bulu mata palsu.

"Sudah selesai, Honey?" tanya Farel membuat Jen mengangguk seraya mengusap mulutnya dengan serbet. "Kalau begitu ayo kita berangkat,"

Jen berpamitan pada Claudya dan juga Vino. Ia berangkat di antar Verrel ke sekolanya.

"Bagaimana dengan sekolamu, Honey?" tanya Farel yang sudah menyetir mobilnya.

"Sekola tidak ada masalah, Pa. Hanya tugas sudah sangat menumpuk," kekehnya.

"Kamu baca buku apa itu, Jen? Itu bukan buku pelajaran kan?" Farel melirik ke arah sampul buku yang di baca Jen.

"Ini novel Papa, aku baru meminjamnya dari teman. Habis Papa gak kasih aku ijin buat beli Novel."

"Novel apa? Coba Papa lihat dulu." Farel meminggirkan mobilnya dan mengambil Novel yang tengah di baca oleh Jen.

"Ini Novel apa?"

"Itu Novel Stay With Me karya nya mbak Indriani Sonaris. Aku suka sekali karyanya, karena Papa gak memberiku uang buat membelinya jadi aku meminjamnya ke teman."

"Sebentar Papa cek dulu, Papa takut ada bagian dewasa yang tidak seharusnya kamu baca." Ucapnya membuat Jen merengut. Papanya ini memang sangat posessive, semua hal yang akan di lakukan Jen harus di ketahui olehnya bahkan selalu di periksa. Begitu juga dengan handphonenya.

"Papa, disana tidak ada adegan dewasa."

"Ini ada adegan ciumannya, kamu belum cukup umur untuk membaca ini Jen. Papa melarang kamu membaca novel seperti ini karena ada bagian dewasanya. Kamu lebih baik membaca buku pelajaran atau membaca dogeng princes."

"Papa, Jen kan sudah besar."

"Kamu masih kecil Jen, papa tidak ingin kamu sampai salah bergaul." Ucapnya sedikit kesal. "Dengar Honey, Papa begitu menyayangi kamu." Farel merubah raut wajah kesalnya dan mulai kembali melembut. Ia mengusap kepala Jen dengan sayang.

"Oke, kali ini Papa kasih ijin. Setelah selesai segera berikan kepada temanmu." Farel menyerahkan novel itu kembali ke Jen membuatnya mengangguk.

"Makasih Pa,"

"Iya Honey," Farel kembali menjalankan mobilnya. "Ingat kalau Papa sangat menyayangimu dan Papa mengkhawatirkanmu." Jen menganggukan kepalanya seraya menampilkan senyumannya.

Sesampainya di sekola, Jen segera mencium Farel dan menuruni mobilnya. "Nanti Papa jemput kamu lagi yah." Jen hanya menganggukan kepalanya dan berlari menuju kelasnya.

***

"Jen, kamu di antar lagi sama Papamu." Seorang siswi mendekatinya. Jen tidak menanggapinya dan memilih duduk di bangkunya.

"Jen kan anak Papa yang manja," tawa menggelegar.

"Papanya udah seperti pengasuhnya saja," ejek yang lain.

"CUKUP! Papaku bukan pengasuhku, dia hanya ingin menjagaku karena dia sangat menyayangiku." Ucapnya berdiri dari duduknya.

"Papaku juga menyayangiku, tetapi dia tidak sibuk mengurusiku. Dasar anak manja, anak Papa." Tawa mereka menggelegar dan terus meledek Jen.

"Dilarang ini dan itu, kalau tidak nanti Papa marah." Ejekan mereka membuat Jen menutup kedua telinganya dan berlari keluar kelas.

Jen menangis di dalam toilet, hampir setiap hari dia di ledek teman-temannya. Papanya begitu mengekangnya. Bahkan saat ada kegiatan di sekola, Farel menunggunya sampai kegiatan itu selesai. Di antara yang lain, hanya Farel orangtua murid yang langganan datang ke sekola.

Jen merasa sangat malu dan sakit hati terus di ejek oleh teman-temannya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel