Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 10 Keluarga Baru

Bab 10 Keluarga Baru

Tuan Sanders Mahendra adalah salah satu pengusaha yang memiliki puluhan restoran mewah di Surabaya.

Sanders memberi nama perusahaannya dengan nama SS Group, yang diambil dari kata Sanders dan Sania.

Berkat kegigihannya dalam bekerja membuat karirnya melejit dengan sukses. Alasan dia membuka berbagai cabang restoran tak lain karena cintanya terhadap sang istri, Sania Swan. Sania adalah sosok istri yang baik dan lembut, dia sangat mencintai kuliner, dia juga sangat pandai memasak dari masakan jawa, China, juga Jepang. Semua dia geluti jika itu menyangkut tentang kuliner, maka dari itu Sanders ingin membuktikan cintanya pada Sania dengan mendirikan restoran dengan ciri khas masing-masing, tanpa meninggalkan logo SS Group, menandakan bahwa itu adalah milik Sanders.

Awal mula pertemuan mereka dengan Zio bukanlah sesuatu yang direncanakan. Pasangan Sanders dan Sania yang waktu itu tengah berlibur di Gunung Biru, menyatukan takdir mereka dengan Zio.

Mereka menemukan Zio terbaring lemah tak berdaya di atas rumput-rumput liar di tengah hutan. Banyak luka di tubuhnya, air genangan setelah hujan pun sudah tercampur menjadi merah karena tetesan darah dari tubuh Zio. Keadaannya yang menyedihkan cukup menyentuh hati Sania, sehingga tanpa ragu mereka membawa Zio kembali ke rumahnya setelah Sanders memastikan kalau Zio masih bernapas.

Mereka merawat Zio sampai sembuh, meskipun pada awalnya Zio sangat kasar dan terlihat ketakutan, namun Sania dengan sabar merawat Zio penuh cinta dan kelembutan. Rasa kehilangan pada putra satu-satunya 10 tahun yang lalu membuat Sania merasa ingin sekali mengangkat Zio sebagai pengganti putranya yang telah meninggal.

Kepolosan dan kebaikan yang terpancar di mata Zio mampu membuat Sania merasa terharu, bagaimana mungkin ada pemuda berhati lembut yang hidup di tengah-tengah hutan? Begitulah pikir Sania waktu itu. Sehingga dia memutuskan untuk mengangkat Zio sebagai putranya.

Sanders awalnya merasa ragu atas permintaan istrinya untuk mengangkat Zio, namun karena Sania terus mendesak membuat Sanders tidak bisa menolak, dia terlalu mencintai istrinya itu sehingga apapun yang diinginkannya akan Sanders kabulkan tanpa pertimbangan.

Zio yang waktu itu tidak bisa berbicara, dengan telaten Sania mulai mengajari satu per satu huruf pada Zio, mengajari cara berbicara dengan baik, memperkenalkan dunia yang belum pernah Zio lihat sebelumnya.

Zio di sekolahkan di tempat yang elit secara privat. Satu tahun belajar ternyata cukup membuat Zio menjadi pintar dan cerdas, itu semua karena kegigihan dan kecerdasan bawaan Zio meskipun selama hidupnya berada di hutan. Zio kini telah berubah dari pemuda liar yang tidak mempunyai masa depan menjadi sosok Ezio Sanders yang tampan dan memesona, mempunyai segalanya, dan satu-satunya penerus perusahaan Sanders.

Zio sangat beruntung memiliki orang tua angkat sebaik Sanders dan Sania.

Meskipun hidup bergelimang harta tidak menjadikan mereka sombong dan angkuh, sehingga mau memasukkan Zio dalam daftar keluarga mereka padahal asal usul Zio tidak jelas. Dan tanpa ragu mereka menambahkan nama Sanders di belakang nama Zio, membuat ikatan darah antara Sanders dengan Zio.

"Bun, aku ingin mengatakan sesuatu," kata Zio pada Sania saat mereka tengah bersantai di ruang keluarga, sedangkan Sanders sendiri belum pulang dari kantornya.

"Katakan Sayang, ada apa?" jawab Sania lembut.

"Bolehkah aku membawa seorang gadis ke rumah?"

Sania terkejut mendengar permintaan Zio yang masih polos, meskipun sudah 3 tahun hidup di dalam kota tapi jiwa polos Zio tetap tidak ternodai.

"Kenapa tidak? Bawa saja, kenalkan pada Ayah dan Bunda," jawab Sania senang.

"Terima kasih Bunda, akan kuperkenalkan besok pada Ayah dan Bunda," kata Zio dengan mata berbinar.

Sania mengangguk sambil tersenyum, mengelus kepala Zio dengan lembut. Kini Zio sudah semakin dewasa, dan sudah saatnya dia menemukan gadis yang mencintai dia dengan tulus.

Sania hanya berharap semoga gadis yang akan Zio bawa sesuai dengan kriteria calon menantu Sania, yaitu seorang gadis yang rendah diri, ramah dan tidak sombong.

Selama ini sudah banyak gadis, anak dari teman Sanders ataupun Sania yang menyukai Zio, bahkan mereka tidak akan sungkan untuk meminta Zio menjadi suami mereka, tapi tidak ada satu pun dari mereka yang mampu meluluhkan hati Zio yang begitu keras.

Dan saat ini ketika Zio membicarakan tentang seorang gadis pada Sania sungguh membuatnya heran sekaligus penasaran, siapakah gadis yang bisa merebut hati putranya? Begitulah yang Sania pikirkan setelah Zio meninggalkan dirinya seorang diri.

***

Tekad Zio sudah bulat akan membawa Naya ke dalam kehidupannya, dengan langkah pasti Zio menemui Naya setelah kemarin mendapatkan izin dari Sania untuk membawa Naya ke rumahnya, memperkenalkan Naya pada orang tua angkat yang selama ini merawat dan menyayangi dirinya.

"Nay, kita sudah saling kenal lama, meskipun sempat terpisah tapi tetap saja kita bukan lagi orang asing," kata Zio membuka pembicaraan, mereka tengah duduk bersama menikmati bulan di atap gedung milik perusahaan ayah Zio.

"Lalu?"

Zio mendesah, mengatur napasnya agar stabil. "Aku mau membawamu menemui orang tua angkatku, apa kamu bersedia?" tanya Zio sedikit gugup.

Naya hampir tidak percaya mendengar perkataan Zio, hati Naya melambung tinggi, merasa bahwa ternyata dirinya cukup berarti bagi Zio.

"Sangat bersedia Zio, itu yang aku harapkan." Naya tersenyum sangat manis, membuat hati Zio berdesir lembut, rasa cinta yang telah tertutup mulai terbuka kembali secara perlahan.

Namun, saat Zio merasakan cinta itu kembali hadir, saat itu pula dia melihat kalung yang Naya pakai, kalung bandul ukiran kayu yang Zio berikan pada Naya dulu, kalung yang membuat luka Zio kembali menganga. Seketika kenangan pahit itu kembali berputar di dalam otaknya.

Rasa cinta yang mulai merambat seketika lebur, berubah menjadi dendam yang membara. Zio kembali tersadar akan niat awal dia mendekati Naya lagi. Yaitu untuk membalaskan rasa sakit dan dendamnya karena telah dikhianati.

Perkataan Aga selalu terngiang jelas di telinganya, ia akan selalu mengingat kejadian itu dengan sangat jelas, di mana nyawanya hampir tidak tertolong.

Zio selalu merasa bahwa dari dulu sampai sekarang kebaikan dan kasih sayang Naya padanya hanyalah sebuah kepalsuan. Naya akan selalu bersikap seperti itu hanya karena merasa kasihan dan ingin membalas budi padanya karena telah menolongnya dari maut.

Kening Naya berkerut melihat perubahan wajah Zio yang tiba-tiba terasa dingin, Zio sedang menahan emosinya, membuat Naya merasa khawatir apa yang terjadi pada Zio.

"Zio, kamu kenapa?" tanya Naya membuyarkan lamunan Zio yang tengah hanyut dalam kenangan pahit yang dialaminya karena gadis itu.

"Oh, tidak apa-apa, aku hanya sedikit lelah," jawab Zio berbohong, dia segera berpaling dari tatapan Naya, mencoba menata hatinya agar sandiwaranya berjalan sukses. Dia tidak boleh terlihat mencurigakan.

"Oh iya, besok malam aku jemput kamu jam 7, jadi bersiaplah," sambung Zio mengakhiri pembicaraan.

Dia segera beranjak mengajak Naya untuk pulang. Zio tidak ingin berlama-lama dengan gadis itu, dia takut niatnya akan berubah jika terus menerus menempel dengan Naya.

'Maafkan aku Nay, jika bukan karena kamu yang memulainya, aku tidak akan bertindak sejauh ini. Aku hanya ingin kamu merasakan sakitnya dipermainkan oleh orang yang kamu percayai, sama seperti yang aku rasakan pada waktu itu, karena semua sudah terlambat untuk menyesalinya.'

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel