Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 8

Keesokan harinya, mereka kembali pergi untuk bertemu dengan Disbintal TNI di markas TNI Infanteri Bogor. Mereka pergi hanya berdua dan meninggalkan Dania dan Milla di rumah sepupu mereka.

Kali ini Amierra membawa selendang karena berhubungan dengan Agama, ia memakainya saat sudah masuk ke ruang pengujian.

Di dalam sana mereka di beri beberapa pertanyaan tentang kepribadian merekaberdua, dan bahkan di uji untuk membaca ayat suci Al-Quran.

Setelah selesai pengujian, mereka di beri wejangan oleh penguji dalam menjalani bahtera pernikahan.

Selesai darisana, mereka menemui Mayor Jendral bernama Indrawan Yudistira. Di sana tak banyak pertanyaan hanya candaan sedikit menggoda Djavier.

Jendral Indra biasa di panggilnya, pria berusia 50tahunan. Ia menjelaskan bagaimana pekerjaan Djavier dan seorang Abdi Negara dimana prioritas pertama mereka adalah Negara bukan Istri atau keluarga. Mensejahterakan Negara adalah tugas seorang Abdi Negara.

Dan Amierra berusaha memahaminya, ia harus siap dengan segala konsekuensinya nanti. Kalau sewaktu-waktu Djavier di tugaskan di luar daerah atau Negara untuk melindungi Negara.

Amierra berusaha menerimanya, hingga ucapan selamat untuk mereka berdua dari Jendral.

Setelahnya mereka keluar dari ruangan itu, mereka berjalan beriringan. Amierra diam-diam memperhatikan Djavier.

Kamu harus siap kalau suatu saat nanti suami kamu harus meninggalkan kamu dalam jangka waktu yang lama untuk melakukan tugasnya.

Ucapan itu entah kenapa sedikit mengusik pikiran Amierra.

Dug

"Aduh," Amierra mengusap hidungnya yang menabrak lengan Djavier.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Djavier.

"Tidak, kalau jalan tuh yang bener dong." Gerutunya berlalu pergi meninggalkan Djavier seorang diri.

***

Setelah menunggu beberapa minggu, akhirnya acara yang di tunggu-tunggu berlangsung. Acara pernikahan Amierra dan Djavier yang di gelar di salah satu hotel tak jauh dari rumah Amierra.

Amierra duduk di dalam kamar dengan sudah cantik memakai gaun pengantin putih yang begitu indah melekat di tubuhnya yang ramping. Ia terlihat menatap layar handphonenya berkali-kali berharap ada pesan dari Fauzan.

"Hey, ngelamun aja nih Ibu Kapten." Goda Mila duduk di samping Amierra.

"Fauzan tidak ada menghubungi gue,"

"Ya Allah, ini hari pernikahan loe dan loe masih memikirkan mantan brengsek loe itu." Amierra memelototi Mila mendengar penuturan Mila.

"Jaga ucapan loe, Mila."

"Gue berkata jujur, Fauzan gak pantes buat loe tunggu. Lihatlah sekarang ada Djavier suami loe,"

"Calon suami,"

Sah!

"Nah sekarang suamikan," ucap Mila membuat Amierra menundukkan kepalanya dan mengusapnya wajahnya.

"Berarti ini saatnya gue melupakan Fauzan."

"Iya, loe benar."

Ucap Mila, hingga sang Bunda datang untuk menjemput Amierra dan membawanya ke bawah.

Mila dan Bunda mendampingi Amierra untuk menuju ke tempat acara. Sesampainya di sana, ia duduk di samping Djavier yang saat ini sudah sah menjadi suaminya.

Djavier menoleh ke arah Amierra dan menatap Amierra dengan tatapan terpesona nya. Amierra terlihat begitu cantik dengan hijabnya dan kebaya pengantinnya khas adat Sunda.

Amierra terlihat menundukkan kepalanya untuk mencium tangan Djavier dan Djavier mengecup keningnya.

Tatapan mereka beradu setelah Djavier mengecup keningnya. Tatapan yang sulit di artikan tetapi mereka tak mampu memalingkan tatapannya ke arah lain.

Setelah melakukan beberapa adat Sunda dan ritual lainnya. Kini mereka masuk ke acara resepsi dan acara Pedang Pora yang biasa di lakukan untuk Penghormatan. Djavier terlihat memakai seragam kebesarannya dan Amierra memakai gaun cantik berwarna coklat gold yang begitu indah dan cantik.

Pedang Pora adalah tradisi pernikahan bagi perwira militer yang dilaksanakan dalam rangka melepas masa lajang dengan diiringi rangkaian pedang berbentuk gapura yang dibentuk oleh hunusan pedang dari rekan-rekan perwira atau adik angkatan dari sang mempelai pria.

Seorang Perwira lain mengambil mulai berbicara di depan semua orang.

"Hadirin yang kami mulyakan, pada hari yang berbahagia ini, kami corps Perwira AKADEMI MILITER akan mempersembahkan acara tradisi corps pedang pora. Acara ini merupakan perlambang kebanggaan dan kebahagiaan corps perwira AKADEMI MILITER dalam mengantar Kakak kami untuk menempuh lembaran kehidupan yang baru. Maksud dan tujuan acara yang telah menjadi tradisi dilingkungan Perwira AKADEMI MILITER ini adalah agar tetap terjalin hubungan ikatan bathin yang kuat dan rasa korsa yang mendalam antara Kakak dan Adiknya serta untuk mengantarkan Kakak kami ke pintu gerbang kehidupan barunya sebagai suami istri yang berbahagia."

Semuanya sudah bersiap di tempat masing-masing dan begitu khidmat. Sekitar dua belas orang pasukan pedang pora yang berdiri berhadap-hadapan dan satu orang komandan regu, lengkap dengan seragam hijau militernya, topi baret dan pedang pora atau pedang panjang yang masih berada di sarungnya dan tergantung di pinggang masing-masing. Adapun yang bertindak sebagai pasukan adalah adik-adik angkatan dari mempelai pria.

"Acara Tradisi corps pedang pora dimulai, hadirin dimohon berdiri," ucapnya hingga semuanya berdiri. "Pasukan disiapkan ..."

Komandan regupun mulai menyiapkan pasukannya. "Laporan Komandan pedang pora."

Dan ketika komandan regu telah melaporkan bahwa Pasukan Pedang Pora telah siap kepada kedua mempelai, kemudian pasukan pedang pora-pun disiapkan untuk mulai menghunus pedangnya. Pedang Terhunus itu mengandung makna, bahwa "Dengan jiwa ksatria kedua mempelai siap menghadapi segala rintangan yang akan mereka hadapi dalam kehidupan."

Maka berjalanlah secara perlahan tapi pasti kedua mempelai di bawah pedang pora yang perlahan mulai terangkat saat mereka melewatinya, sambil diringi oleh suara tambur yang ditabuh tak henti memberi semangat kepada kedua mempelai.

"Formasi berbanjar yang sedang kita saksikan ini, melambangkan bahwa kami corps perwira AKADEMI MILITER, turut bersuka cita dan mengantarkan Kakak kami tercinta menuju pintu gerbang kebahagiaan dalam menempuh kehidupannya yang baru. Kami menyadari bahwa kami dulu pernah merasakan dalam satu rasa kehidupan dalam menempa diri di AKADEMI MILITER. Penderitaan Kakak kami adalah sebagian dari penderitaan kami yang harus kami rasakan bersama-sama. Kami siap mengantar Kakak kami untuk membagi rasa baik dalam suka maupun duka. Dan pada hari yang berbahagia ini disaksikan dengan mata kebahagiaan dan dengan diiringi doa para hadirin mempelai berdua melepas masa bebasnya, menjalin janji untuk masa selamanya, semoga ini menjadi awal dari suatu kebahagiaan."

Pasukan pedang pora-pun dengan langkah tegap berjalan mengikuti di belakang kedua mempelai kemudian pasukan membentuk formasi lingkaran lalu menghunus pedang ke atas berbentuk payung. Formasi Lingkaran Pedang Berbentuk Payung atau Payung Pora bermakna "Bahwa Tuhan Yang Maha Esa akan selalu melindungi kedua mempelai dalam menghadapi segala rintangan kehidupan dan selalu ingat untuk memohon lindungan dan petunjuk kepada-NYA".

Kedua mempelai menerima Pemasangan Cincin yang melambangkan "Kepada yang terhormat Bapak Hasan Rahaja beserta Ibu dimohon berkenan untuk memasangkan cincin kepada kedua mempelai. Pemasangan cincin ini merupakan ikrar dan tanda bagi kedua mempelai bahwa mereka akan selalu bersama-sama dalam mengarungi kehidupan berumah tangga."

"Kepada yang terhormat ibu Anindya selaku ketua Persit Kartika Chandra Kirana dimohon berkenan untuk menyerahkan seperangkat pakaian Persit kepada mempelai putri." Seorang wanita sekitar 45tahunan beranjak dengan membawa peralatan pakaian itu.

"Dengan diserahkannya pakaian persit kepada mempelai putri, secara simbolis mengandung arti bahwa mempelai putri telah diterima menjadi anggota persit KARTIKA CHANDRA KIRANA."

Setelah acara itu, di lanjut ke acara Tegak pedang atau pembacaan puisi oleh salah satu pasukan Militer.

Setelah pembacaan puisi, mempelai di persilahkan kembali ke pelaminan. Dan di lanjut dengan sarungkan pedang. Lalu laporan Komandan pedang pora.

"Hadirin yang terhormat demikian tadi acara tradisi corps pedang pora oleh perwira AKADEMI MILITER, semoga dengan acara pelaksanaan ini akan terjalin ikatan bathin yang kuat diantara kami, dan kami tak lupa corps perwira AKADEMI MILITER mengucapkan selamat menempuh hidup baru dan berbahagia."

Setelah acara pedang pora, selanjutnya ke acara hiburan dan penyambutan tamu yang mengucapkan selamat kepada mereka berdua.

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel