Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 6

Seminggu sudah berlalu, dan Amierra melakukan apa yang di suruh oleh Djavier untuk melakukan solat istikharah. Hampir setiap malam ia melakukannya meminta jawaban dari Allah, apa yang harus ia lakukan.

Jawabannyapun sudah di temukan Amierra, karena setelah melakukan solat ketiga kalinya. Djavier muncul dalam mimpinya. Djavier terlihat memakai pakaian serba putih dan wajahnya terlihat cerah sekali dan terlihat sangat tampan. Ia muncul di mimpi Amierra dengan senyumannya,

Amierra pikir itu hanya kebetulan saja, bukan jawaban dari tuhan. Tetapi sudah seminggu ini Fauzan tidak menunjukkan tanda-tanda kedatangannya atau membalas pesannya yang sudah menumpuk di emailnya.

Amierra hanya bisa menghela nafasnya saja, sekarang ia tau apa yang harus ia lakukan.

"Hallo,"

"Wa'alaikumsalam,"

"Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumsalam,"

"Paman besok saja kita ke Bogor,"

"Kamu sudah menemukan jawabannya,"

"Hmm,"

"Itu jugalah yang saya lakukan, dan sepertinya memang tuhan sudah menakdirkan kita untuk bersama."

"Hmm,"

"Besok saya jemput pagi-pagi yah, saya juga ajak Dania. Perjalanan jauh, dan rasanya tidak baik kalau kita jalan berdua."

"Terserah,"

"Baiklah, sampai besok Amierra. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam,"

Amierra mematikan sambungan telponnya dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Ia menatap langit-langit kamar dengan tatapan sendunya.

Millow

Gimana, loe udah bilang sama abang tentara itu?

Amierra

Udeh, besok kita mau ke Bogor buat ketemu Komandannya. Dan melakukan beberapa tes,

Millow

Ngikut,, boleh dong. Siapa tau ada yang tentara cogan lainnya di sana.

Amierra

Kagak!

Millow

Ah elah, jangan pelit-pelit. Bagi-bagi kacang ijo nya satu kenapa. Kagak kasian nih sama sahabat yang masih jomblo, nunggu di hilalin abang Kacang Ijo. (Emot nangis)

Amierra

Frustasi bener mbak,,

Millow

Asyem! Ikut yah ikut, biar kagak gantung diri di pohon toge karena gak nemu kacang ijo.

Amierra terkekeh membaca pesan dari sahabatnya itu. Ada-ada saja memang Mila ini,

Amierrapun membalas dengan emot jempol dan itu membuat Milla bahagia bukan main.

***

Keesokan paginya, Djavier menjemput Amierra bersama Dania.

"Assalamu'alaikum Kak Amie,"

"Wa'alaikumsalam Dania," ia memeluk Dania singkat dan beranjak menuju ke pintu penumpang belakang.

"Kakak di depan saja, biar Dania yang di belakang," ucap Dania.

"Tidak Dania, nanti temanku akan ikut jadi aku di belakang saja. Kamu duduk di depan saja yah," ucap Amierra menaiki mobil.

"Masuklah Dania," ucap Djavier yang di angguki Dania.

Ia menaiki mobil Djavier begitu juga Djavier, dan mulai menjalankan mobilnya.

"Kita akan menginap di rumah sepupu saya di Bogor. Karena kita akan disana sekitar 2-3 hari, jadi biar tidak bolak balik." Ucap Djavier melirik Amierra dari kaca spion.

"Hmm,"

Hening...

Tak ada yang membuka suaranya, "Paman, jemput temanku dulu di tempat yang dulu yah."

"Baiklah,"

"Paman?" seketika tawa Dania pecah membuat Djavier memelototinya tetapi Dania terus tertawa.

"Cocokkan panggilannya, Dania." Ucap Amierra.

"Hahaha cocok sekali, lucu banget." Kekehnya tanpa perduli tatapan intimidasi dari Djavier. "Kasian banget Abang, belum punya ponakan udah di panggil Paman."

Tawa Dania pecah seketika, sedangkan Amierra hanya terkekeh saja. Djavier berusaha bersikap tenang tanpa ekspresi walau sebenarnya ia merasa kesal di ejek seperti itu.

Tak lama mereka sampai di depan kostan Milla, dan tak lama sang empu keluar dengan membawa beberapa tas.

"Astaga loe mau pindahan kemana, Millow? Bawa barang bejibun gini," ucap Amierra.

"Mau nyari cogan," kekehnya.

Ia menaiki mobil di bantu Amierra menyimpan barangnya di bagasi mobil.

"Hai aku Milla," ucap Milla saat mobil sudah bergerak.

"Hai Kakak, aku Dania adiknya bang Djavier,"

"Hai Dania, Hai Mas Djavier,"

"Hai Milla," Djavier tersenyum lewat kaca spionnya.

"Dipikir Mas tukang baso," celetuk Amierra.

"Dih kenapa? Cembokur loe? Lebih bagus kan manggil Mas daripada Paman kayak loe." Amierra mencibir kesal mendengar ucapan Milla.

Dania terkekeh di depan mendengar ucapan Milla. "Eh Mas, apa di sana ada tentara yang belum menikah?"

"Tidak tau malu," cibir Amierra.

"Gak apa-apa, namanya juga usaha biar cepet di hilal sama abang TNI." Ucapan Milla membuat Dania dan Djavier terkekeh.

"Ada banyak Mil," jawab Djavier.

"Wah,, kenalin satu buatku yah Mas. Aku mau aku mau," ucapnya heboh.

"Loe pikir makanan," ucap Amierra.

"Syirik aja loe, kan loe udah dapat mas Djavier. Jadi sekarang giliran gue," ucapnya tanpa tau malu.

"Mas pala loe," gerutu Amierra.

"Lihat Mas, ada yang cemburu karena aku panggil Mas." Djavier terkekeh mendengar penuturan Milla. "Aww," pekiknya saat Amierra menginjak kakinya dengan keras.

"Ada apa?" tanya Djavier

"Di injak kaki gajah," ucapnya asal membuat Amierra melotot kesal. Tanpa sepengetahuan Amierra, Djavier melirik dari kaca spion dan tersenyum melihat wajah Amierra yang terlihatnya lucu dan cantik. Dan kejadian itu tertangkap oleh tatapan Dania yang sadar kalau Abangnya mulai menyukai calon Kakak Iparnya.

***

Mereka sampai di Markas Cilodong, Bogor. Markas untuk satuan tempur militer terbesar di Indonesia. TNI AD Divisi Infanteri memiliki dua markas satuan di Indonesia, yaitu di Bogor Divisi Infanteri I dan Infanteri II Markas di Singosari, Malang.

Djavier merupakan TNI AD Infanteri di Indonesia, merupakan darat utama yaitu pasukan berjalan kaki yang dilengkapi persenjataan ringan, dilatih dan disiapkan untuk melaksanakan pertempuran jarak dekat. Oleh karena itu seorang Infanteri harus memiliki kemampuan berkelahi, menembak, dan bertempur dalam segala medan dan cuaca.

Infanteri adalah korps yang terbesar dan menjadi tulang punggung di jajaran . TNI AD Memiliki tak kurang dari 94 atau sering juga disebut . Dan jabatannya di sana adalah seorang Perwira pertama yaitu Kapten Infanteri yang memimpin 1 kompi yang memiliki beberapa peleton yang di pimpin oleh Bintara yaitu Sersan Satu.

Dalam satuan Infanteri, ada tiga macam kompi yang disesuaikan dengan fungsinya, yaitu Kompi Senapan (Kipan), Kompi Markas (Kima), Kompi Bantuan (Kiban). Dan Djavier bersama beberapa anggotanya termasuk dalam Kompi Senapan yang disiapkan untuk operasi lapangan, dengan dukungan Kompi Bantuan.

Sebelum turun, Djavier melepaskan jaket kulit yang ia gunakan hingga memperlihatkan seragam kebesarannya yang lain, berbeda dari yang kemarin ia gunakan. Amierra tanpa sadar memperhatikan calon suaminya itu yang terlihat gagah dan tampan dengan seragamnya.

"Macho yeh," bisikan Mila menyadarkan Amierra yang hanya di balas dengusan oleh Amierra.

"Selamat Siang Kapten." Sapa seorang pria gagah yang tingginya hampir menyamai Djavier. Pria itu terlihat memakai seragam kebesarannya.

"Selamat siang Sersan Iqbal, kenalkan ini Dania adik saya, ini Amierra calon istri saya dan yang ini Mila temannya Amierra." Ucap Djavier.

"Selamat siang semuanya, saya Sersan Inf Iqbal Khairudin," ucap pria berperawakan 180cm berbeda 5cm dengan Djavier yang tingginya 185cm.

"Ganteng euy," bisik Mila membuat Amierra menyikunya.

"Dania dan Mila tunggu di sini saja dulu," mereka berdua mengangguk dan Djavier mengajak Amierra masuk ke dalam untuk menemui penguji pertama mereka.

Iqbal mengajak Dania dan Mila ke kantin markas, di sana cukup sepi karena ini belum waktu istirahat dan banyak tentara yang terlihat tengah melakukan latihan dan kegiatan lainnya.

"Mau pesan apa?" tanya Iqbal

Pria itu terlihat ramah sekali, wajahnya tidak terlalu tampan tetapi terlihat manis.

"Apa saja, ikut mas Iqbal saja." Ucap Mila membuat Dania terkekeh.

"Aku juga apa saja,"

"Baiklah, sebentar yah."

Iqbal berlalu pergi untuk memesan makanan untuk mereka bertiga.

Di tempat Djavier dan Amierra, mereka masih duduk di luar ruangan. "Apa kamu sudah menghapal apa yang saya berikan kemarin?"

Amierra menengok ke arah Djavier, "Sudah, ini tes apa sih kok aku sampai harus menghapal buku itu. Mana banyak pasal-pasal juga, seperti mau ujian PPKN saja."

"Itu tes awal kita, kamu di uji soal pengetahuan di bidang pendidikan dan kewarganegaraan. Begitu juga soal pandanganmu mengenai organisasi terlarang di NKRI, seperti PKI." Jelas Djavier.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel