Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Aku membutuhkanmu

Dina bergegas menuju ruang seniornya dr Aziz ,neurolog yang menangani kasus pasiennya.

"Seperti kutukanmu,Ziz..dia amnesia...!!"keluh Dina ketika melaporkan kondisi pasien istimewanya kepada seniornya.

"Dan kuharap hanya amnesia retrograde dan bukan amnesia total...!!! dan si kawan harus di overkan ke dinsos jika dia amnesia total..!!"

dr Aziz tertawa saat mendengar penuturan juniornya yang konyol.

"Kamu saja yang menampungnya...!"gurau dr Aziz menggoda Dina.

"Sialan....!!"umpat Dina sengit.

"Wajar dunk Dina sayang....si pasien kontusio serebri seberat itu .."kata dr Aziz sambil menyeringaikan senyum nya

"Bersabarlah dalam menghadapi nya...!"

"Ya....dan tidak tau sampai kapan dia akan menjadi X man..pasien tanpa indentitas...!"

"So....what the next step...??"tanya Dina tidak sabaran

"Beri dia waktu Din...!!mudah mudahan memorinya balik..dan tidak black hole permanen...!"

"Jelaskan kondisi status neurologis tanya,Ziz..!"

"Refleks patologis masih positif...dan hemiparesis sinistra masih manifest..jika sudah stabil kita bisa mulai dari latihan physiotheraphy..!"

Dina menghela nafas beratnya sambil menatap kearah dr Aziz.

"Dia bagianmu,Ziz...!!tugasku selesai..!"

"Eitss.....jangan main sodor sodoran gitu dunk cantik...!!!"protes dr Aziz langsung

"Tidak sayang..berapa malam yang kamu habiskan untuk memantaunya...??"

"Sialan kamu,Ziz..!!".Pipi Dina merona merah seketika.

"Kamu kan tau,tugasku banyak, di IGD yang lagi kosong...maklum lah nasib jadi PPDS yah begini..!!"keluh Dina lirih sambil mengangkat kedua tangannya keatas, merenggangkan tubuhnya di atas bangku pasien dr Aziz.

"Huhh..alasan...!!tidak semua yang segawat Xman mu kan...?"goda dr Aziz lagi

"Dan tidak semuanya setampan dia kan..?"

"Akhh...sudahlah...sakit otakku setiap berdiskusi denganmu,Ziz...!!"desah Dina dengan wajah cemberut,merogoh kantung saku jas dokternya mengeluarkan sekotak rokok.

"Mau...??" tawar Dina sambil menyodorkan kotak rokoknya kearah dr Aziz.

dr Aziz tersenyum melihat tingkah Dina,lalu disambarnya kotak rokok yang ditawarkan Dina lalu mengambil sebatang,tanpa menunggu lagi Dina langsung menyalakan api untuk seniornya ketika rokok itu tersulut di bibir sang senior.

"Kurangi rokokmu,Din..!"kata dr Aziz ketika menghembuskan kepulan asap rokok nya.

Dina tersenyum ketika menyambangi ucapan dari seniornya sambil menghembuskan kepulan asap keluar dari hidungnya.

"Akan ku coba menguranginya,Ziz...!!"

"By the way...sangking antusias dengan Xman mu...bagaimana hubunganmu dengan si Boy...??"

Dina hanya menghela nafas nya dalam dalam pertanda dia tertarik dengan topik yang di tanyakan oleh seniornya,bahkan lebih tertarik dengan rokok di tangannya.

"Biasa biasa saja...datar..monoton...!"

"Sudah kamu depak...??"tanya dr Aziz sambil tertawa geli.

Dina langsung tertawa mendengar kata depak yang keluar dari bibir seniornya

"Sepupu ku dari Jakarta akan datang dan bertugas di rumah sakit ini...di bagian bedah umum..mungkin kamu dan dia bisa cocok..!"

Dina berdecih dalam seringaian nya

"Modelnya pasti tidak jauh beda denganmu,Ziz..!" ejek Dina sambil menghisap rokoknya dalam dalam.

"Sarap tingkat dewa karena terlalu lama mempelajari susunan syaraf...!!"

"Sialan loe,Din...!!!"cetus dr Aziz separuh bersungut di katakan sarap oleh juniornya.

"Kamu dan dia memiliki gaya urakan yang sama..sama sama suka moge dan perokok berat..!"kata dr Aziz sambil mengedipkan sebelah matanya kepada Dina.

"Dan dia tampan...spesialist bedah umum..!"

Dina menggelengkan kepalanya sambil tertawa

"Pasti ada masalahnya..hingga tertarik ke pelosok seperti ini...seperti kita kita ini..!"tebak Dina dalam bahasa sarkartis nya

dr Aziz tertawa sambil menunjukkan telunjuknya kearah Dina,setuju dengan apa yang baru dikatakan oleh Dina.

"Nahh itu dia..dia patah hati...!setelah satu dekade bersama wanita yang dia cintai,namun wanita itu malah memilih menikah dengan pria yang lebih hebat dari nya...!"

"Kasihan...!!"cetus Dina spontan,sambil menggeleng simpati

"Patah tulang tengkorak masih bisa kamu sambung dengan kawat logam,Ziz...kalau patah hati,di bypass lah...!!!"canda Dina sambil diiringi tawa garing keduanya.

***

Dari hari ke hari,Dina selalu mengikuti perkembangan pasiennya yang sudah menunjukkan perubahan membaik.dan lewat latihan fisioterapinya,kondisi awal dimana tubuhnya mengalami kelumpuhan kini mulai dapat di gerakkan kembali namun memorinya belum juga kembali...!

Jujur saja Adam merasa tertekan dengan kondisinya sekarang yang tidak bisa mengingat sedikitpun tentang dirinya,apalagi ditempat asing seperti ini.

Siapa dirinya,dimana rumahnya,siapa orang tua nya,dan mengapa dia bisa berada disini bahkan sampai terluka...??

"Barang barang mu semua dibawa lari oleh perampok yang menganiayai kamu...yang tersisa hanya pakaian yang melekat di badanmu saat kedua ponakan ku menemukan kamu dalam kondisi berlumuran darah di disisi telaga Dringo..!"

Dengan panjang lebar dan sabar Dina menjawab semua pertanyaan yang membuat pasiennya galau sejak pagi tadi

"Tanpa apapun yang tersisa,atau sesuatu yang bisa menunjukkam indentitas saya,dok...??"

Dina mengangguk prihatin dengan kondisi pasiennya ini.

"Ya..tanpa meninggalkan apapun yang dapat menunjukkan indentitasmu...ditambah tidak ada keluarga yang melapor atau datang mengaku sebagai keluargamu...!"

"Jadi..kemana saya harus mencari jati diri ku...tentang siapa aku dan rumahku dimana..?"desah Adam frustrasi.

"Sabar lah....aku yakin perlahan ingatanmu akan pulih kembali..!"sela Dina sambil menepuk lembut lengan pasiennya

Cukup lama Adam manatap dokter cantik dan baik hati ini.mendapat serangan tatapan tajam dari pasiennya membuat wajah Dina memanas dan jantungnya beedebar kencang.

"Apa ada sesuatu di wajah saya...?kenapa kamu memandangku seperti ini...??"tanya Dina salah tingkah.

"Maaf..jadi menyusahkan anda,dokter..."

"Sudah kewajibanku menolong pasien...!"

"Apa dokter akan sebaik ini kepada semua pasien...??"

"DeGgg..!"

"Sialan...!"umpat Dina dalam hati..apa dia benar benar kehilangan memorinya..?kenapa pertanyaan nya begitu menusuk tepat ke hati..?

Dina berusaha mengulaskan seulas senyuman di bibirnya

"Tentu saja....!"seorang dokter harus selalu baik terhadap pasiennya...!bukankah mereka membutuhkan dokter...?"

"Ke depannya..saya akan membutuhkan dan bergantung pada anda,dokter..."

"A...apa maksudmu.. ??"tanya Dina tergagap seketika ketika mendengar ucapan pasiennya

"Ya....selama ingatan ku belum kembali...dan hanya dokter yang baik kepada ku selama aku di rumah sakit ini...."

"Baiklah..kamu bisa pelan pelan memulihkan ingatanmu...nanti setelah kondisi mu pulih..aku akan membawamu jalan jalan ke telaga Dringo...dan semoga saja ingatanmu bisa kembali..."

"Benar kah..dokter akan membawaku jalan jalan kesana??"tanya Adam antusias,tanpa disadarinya tangannya mengenggam erat tangan Dina dan seulas senyum bahagia menghiasi bibirnya,menambah ketampanan di wajahnya.

"Ya..aku janji..."ucap Dina sambil menganggukkan kepalanya.

Tiba tiba ponsel berdering dari balik jas dokternya,dan Dina langsung melirik ke arah layar ponselnya.

"Boy...!"

Dina memutar matanya malas ketika melihat nama Boy muncul di layar ponselnya.

"Kenapa tidak diangkat,dok...??"

"Ohh ...tidak penting..."

Namun Boy bukan tipikal mudah menyerah begitu saja.dan deringan ponsel Dina berbunyi tanpa henti.hingga akhirnya kesabaran Dina mencapai puncaknya.

Dina bergegas keluar dari ruangan dan mengangkat panggilan dari Boy dengan nada suara kesal.

"Apaan sih kamu,Boy...!!!aku lagi dinas di RS

nih...!!"Dina mendengus kesal dalam nada suara ketus

"Kamu kok masih asik di rumah sakit...?sindir Boy tak kalah sengitnya .

"pasien mu belum mati juga...??"

"Hah....???"gila kamu Boy...!!"cetus Dina kesal akan ucapan dan sikap Boy yang seenaknya.pacar juga bukan...kok malah dia yang sewot...??

"Suka suka aku dunk,Boy...!!emang kamu siapanya aku...???"geram Dina sengit

"Jangan coba atur hidupku...bahkan ibuku saja tidak mampu melarangku...!!!"

Dengan gusar Dina mematikan panggilan dari Boy tanpa memberikan pria itu kesempatan lagi untuk berbicara apalagi membela diri,dan langsung memblokir nomor pria itu dari ponselnya..!

'Sialan....!!!dasar gila...!!'

Dina merasakan darah nya naik hingga ke ubun ubunnya.dan dia butuh pelepasan.

dalam langkah buru buru,Dina menuju taman belakang rumah sakit lalu mengeluarkan sebatang rokok dan menyulutkan nya langsung ke bibirnya setelah menyalakan api diujung rokok nya,menghisap nya dalam dalam dan menghembuskan kepulan asap keluar dari hidungnya.

Rasanya plong...!

Dina berusaha menenangkan pikirannya.memang harus diakui...sejak pertemuan dengan pria misterius temuan mba Yu nya,dia menaruh perhatian besar pada pria itu..bahkan merasakan ada nya getaran aneh di hatinya dari sekian banyak pria yang dia temui...jatuh cintakah dia pada pria misterius yang bahkan namanya sendiri saja yang bersangkutan tidak tau..!

Dan hampir setiap saat Dina rela berganti jadwal jaga dengan rekan sejawatnya demi bisa mengecek kondisi pasien nya itu.

Sampai para perawat pun merasa heran Dina datang menjenguknya kembali di tengah malam...!

"Dok.....ga salah nih...???dokter jenguk siapa..??"tanya perawat ruangan yang kaget melihat kedatangan Dina tiba tiba dipukul dua dini hari...!

"Ohh..kebetulan saya berganti jadwal dengan dr Fairuz,jadi saya ingin mengetahui kondisi Xman...!"sahut Dina berdusta.

"Aman dok...kondisi Xman sudah jauh membaik..."kata sang perawat sambil tersenyum,berusaha menyembunyikan rasa herannya kepada sang dokter cantik ini.

"Dokter ingin melihatnya sekarang...??"

Dina mengangguk.

"Biar saya sendiri saja,sus..."sahut Dina setenang mungkin sambil tersenyum kearah perawatnya.

"Suster rehat saja..."

lalu tanpa berkata lagi Dina melangkah menelusuri koridor sebelum masuk ke dalam ruang rawat setenang dan selembut mungkin supaya bunyi sepatunya tidak terdengar,dan pasien lainnya tidak terganggu.

Dan begitu pintu kamar terbuka,Dina berjalan masuk dan menyibakkan tirai pembatas ruang pasien,Dina terkejut seketika,melihat Adam tengah terduduk seorang diri dengan pandangan menghadap keluar jendela.

Adam menoleh kearah Dina seolah olah merasakan Dina akan mengunjunginya.

Tidak ada satu kata pun yang keluar dari bibir mereka,namun mata mereka saling beradu dalam pangutan diam namun mengandung sejuta rasa yang susah di ungkapkan.

Dina lalu berjalan mendekati sisi ranjang Adam yang tengah terduduk menghadap keluar jendela dan Adam menjulurkan tangannya kearah Dina dengan seulas senyum teduhnya..dan masih dalam sadarnya,Dina menyambut tangan Adam dengan hangat.

"Tidak bisa tidur...??"tanya Dina separuh berbisik.

Adam mengangguk

"Hanya merasa jenuh...."desah Adam kalut disela helaan nafas nya

"Ditambah memoriku masih belum kembali...aku resah kemana aku harus pergi setelah keluar dari rumah sakit...?"

"Kamu...bisa sambil memulihkan dirimu di rumahku...sambil mengingat kembali memorimu..."kata Dina sabar,berusaha supaya pasiennya ini bisa terlepas dari kegalauan nya..dan Dina yakin,mba Yu nya tidak akan keberatan.

"Kamu yakin,dok...??keluargamu tidak akan keberatan...?"tanya Adam ragu ragu.

Dina menggelengkan kepalanya.

"Mba Yu tidak akan keberatan jika hanya sementara...lagian ingatanmu pasti akan kembali bukan...?"

"Bagaimana....jika tidak akan kembali lagi selamanya...??"

Kali ini giliran Dina yang tertegun sesaat.

"Aku percaya...ingatanmu pasti bisa kembali...secara medis benturan yang kamu alami memang beresiko..namun bisa pulih,..aku berjanji akan membawamu ke tempat yang mungkin bisa membangkitkan ingatan mu kembali..."

***

Dina terpaksa memarkir mobilnya di halaman depan tetangganya,karena depan rumahnya terparkir sebuah mobil mewah yang terparkir seenaknya tepat di depan pintu pagar depan rumahnya.

Mobil siapa...?siapa yang datang...???parkir mobil sesuka hatinya lagi..!

Dina mengira itu adalah relasi mba Yu karena terlihat mba Yu tengah duduk di ruang tengah mengobrol dengan pemilik mobil yang terparkir di depan pintu pagar rumah mereka,karenanya Dina memutuskan untuk masuk dari pintu samping garasi dan langsung terhubung ke dapur.

namun tiba tiba terdengar suara mba Yu nya memanggil dirinya.

"Jeng....sini tokh...!"panggil mba Yu lembut

"Boy datang nih...!"

Mendengar nama Boy,..emosi Dina langsung memuncak kembali.

"Suruh pulang aja,mba...!!!"kata Dina ketus

"Bilang aku capek dan mau tidur...!"

"Lohh...Napa jeng...??kok marah marah..??ada apa...??"tanya mba Yu penasaran karena tidak biasanya adiknya mengamuk seperti ini

"Pokoknya aku ora ketemu dia mba e..!!"

"Dengar jeng ..meski kamu marah..tapi kamu musti dengarkan penjelasan Boy dulu..."

mba Yu langsung menepuk lembut bahu adik bungsunya.

"Ojo lali tata Krama karo tamu,jeng..."

"Tapi mba e...dia belum jadi siapa siapanya aku tokh..tapi sudah sok ngatur Iki lan Iki..aku ora senang,mba...!"

"Iya..mba paham...tapi kamu harus ngomong baik baik ke Boy...!"

akhirnya Dina menyerah.dia tidak ingin mba Yu nya kecewa dan marah karena berlaku kasar kepada tamu yang berkunjung.

dengan Manahan kekesalannya,Dina berjalan ke ruang tengah untuk menemui Boy.

"Maaf...Din...bukan maksudku menyinggung perasaanmu...dan membuatmu marah.."kata Boy dengan memelas ketika Dina sudah duduk di depannya.

"Aku hanya ingin kita memiliki waktu yang lebih..."

"Boy...intinya aku tidak senang kamu atur,dan lagian kita hanya sebatas teman.."kata Dina tegas dan separuh ketus

"Lagian aku belum siap untuk terikat...aku masih ingin bebas...jadi maafkan aku..aku tidak bisa menjadi calon istrimu...carilah wanita lain...!"

"Din....beri aku kesempatan sekali lagi...!"pinta Boy sungguh sungguh.

"Setidaknya biarkan kita mencobanya sekali kali saja..."

"Maaf,Boy...aku tidak bisa..."potong Dina tegas

"Dan aku tidak ingin waktumu terbuang untukku..."

"Begitu tinggi kah nilai mu,Din...??"tanya Boy dalam nada sarkartisnya

"Sebutkan nilaimu...dan aku beli...!!"

Dina menyeringaikan seulas senyum sinis kearah Boy.

"Cinta mu obsesi,Boy...karenanya itu kamu selalu tidak dapat menerima penolakan...!!"sahut Dina dingin tak kalah sarkartisnya.

"Maafkan aku,Boy...aku bukan burung yang bisa kamu kurung dalam sangkar mu..!"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel