Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Memori yang hilang

Bagaimana,sus...???"tanya Dina kepada suster Dhini yang bertugas di ruang ICU setelah pasiennya terbaring tiga hari tidak sadarkan diri.

"Masih belum ada kemajuan kah...??"

"Masih status quanta,dok..!!"sahut suster Dhini ketika memberi laporan status pasien itu ke dalam tangan Dina.

Dina mengawasi pasien nya yang masih terbaring tidak sadarkan diri itu.Pria ini sangat tampan meski kepalanya harus diperban akibat luka parah di kepalanya.

"Lalu..belum ada keluarga ataupun pihak kepolisian yang datang...??"

Suster Dhini menggelengkan kepalanya.

"Kata paramedis..tidak ada satu pun indentitas yang di bawa pasien ini...jadi tidak ada yang tau siapa dia...!"

Dina menggeleng kepalanya sambil menarik nafas panjangnya dan mulai memeriksa singkat untuk memastikan kondisi pasiennya.

kondisinya belum stabil dan dapat berubah setiap saat.

Dina juga sudah menanyakan kepada Mba Yu nya apa ada indentitas yang tertinggal di sekitar tempat pasien ditemukan..namun hasilnya sama,semua barang nya di ambil oleh orang yang merampoknya. dan saat ditemukan tidak ditemukan apapun di sekitar tubuhnya.

"Hubungi saya jika ada perubahan sedikitpun,sus..."kata Dina sambil mencatat kondisi terkahir pasien didalam status dan memberikannya kembali kepada suster Dhini.

"Saya dan dr Dorris akan makan siang di kantin...jika terjadi sesuatu dengannya, aku ada di kantin...!"pesan Dina sebelum keluar dari ruang ICU.

"Baik dok..."sahut suster Dhini sopan sambil mengangguk sopan.

Dina berjalan keluar meninggalkan ruang ICU dan menelusuri koridor panjang menuju ruang IGD mencari sahabat baiknya Dorris.

Begitu pintu IGD terbuka,Dorris sudah duduk manis di meja jaga dengan beberapa perawat dan Triase yang tengah berdinas.

"Yuk,beibb...cabut...!!dah lapar nih...!!"ajak Dina langsung dan batal memasuki ruang IGD karena Dorris sudah menyusul di belakangnya.

"Gimana pasien mu yang di ruang ICU,Din..?"

tanya Dorris penasaran ketika meletakkan sendok diatas piringnya yang telah bersih..tanpa tertinggal sebutir nasi pun diatas nya.

"Masih status quanta,Ris..."keluh Dina sambil menyulutkan sebatang rokok ke bibirnya,menyalakan pematik api dan menghisap dalam dalam rokoknya lalu menghembuskan asap nya keluar dari hidungnya.

Semua yang berdinas di rumah sakit sudah mengenal Dina Saktiana..!seorang dokter muda yang energik,nyentrik,namun berotak encer dan disukai semua orang karena dia mudah bergaul dan baik hati,dan selalu singgap membantu jika dimintai pertolongan.

Dina perokok aktif meski dia seorang dokter,dan tau akibat dari rokoknya..namun dia mulai merokok sejak masih jaman SMA,serta menyukai MOGE alias motor gede..!tidak heran hampir semua temannya ada rata rata laki laki.

Inilah yang membuatnya nyentrik dan berbeda dari wanita lainnya.she is true bikers..!!

"Lalu hasil CT scan sudah keluar..?"

Dorris mengibaskan tangannya ke atas udara,merasa terganggu dengan kepulan asap rokok yang dihembuskan oleh Dina kearahnya

"Ishh...sialan...!!!!berhentilah merokok,Din..!!"dengus Dorris kesal

"Mau tunggu hingga paru paru mu bolong baru tobat...???"

Dina hanya tersenyum tipis mendapat protes dari Dorris

"Ini bukan pertama kalinya kan kamu mengenalku,Ris...??"sahut Dina santai sambil mematikan puntung rokoknya diatas asbak seiring dengan bunyi handphone dari balik jas putih nya.

Dina langsung mengangkatnya begitu melihat nomor yang masuk berasal dari ruang ICU..!

"Dok.....!!"

"Yoo..piye sus...??"

"Anu..dok...pasien dokter...sudah mulai siuman...!"lapor suster Dhini dengan suara yang terdengar gembira.

"Seriuss...sus...??"pekik Dina bahagia

"Puji Tuhan....aku segera kesana...!!"

Bergegas Dina berdiri dari bangku kantin

"Bayarin dulu,Ris...nanti aku ganti duitmu...!pasienku sudah sadar...!!"

Lalu tanpa menoleh lagi,Dina setengah berlari kembali menuju ruang ICU meninggalkan Dorris yang hanya menggeleng pasrah.

Jujur saja Dina menaruh perhatian besar pada kasus pasien yang satu ini selain kasus nya yang hampir lost case ,pragnosist nya malam alias sangat buruk, ditambah pasien ini tidak mengantongi satu kartu indentitas pun di kantongnya...!

Didalam perawatannya di ICU kondisinya tidak stabil,karena trauma hebat di kepalanya..dan dia bisa saja lewat kapan saja jika tidak dipantau dengan baik.hanya resusitasi saja yang mampu membawanya kembali seperti sekarang .dan akhirnya hari ini dia sadar...!!

Dina tiba di ruang ICU dengan nafas yang terengah engah akibat berlari,langsung memburu masuk ke tempat pasiennya terbaring .

lalu dengan jantungnya yang masih berdetak tidak teratur,Dina mulai memeriksa pelupuk mata pasiennya dan langsung menoleh ke arah monitor EKG,semuanya tampak baik baik saja.

Dina melirik kembali kearah pasiennya.dan Adam mulai membuka kelopak mata nya perlahan,dan untuk sesaat bola mata mereka saling bertatapan untuk pertama kalinya..!

Ada debaran aneh di dada Dina ,begitu cepat dari biasanya..!

"Sialan...!!!back to your sense,Dina..!!!"bathin Dina dalam hati,wajahnya terasa panas saat mata pasien nya masih terus menatapnya.

Dirabanya denyut nadi pasiennya,dan menoleh sekali.lagi kearah monitor di hadapannya.semuanya baik baik saja..dan fungsi vital pasiennya dalam ketegori normal

"Apa anda dapat melihat saya dengan jelas,pak...??"tanya Dina hati hati kepada pasiennya.

Pasiennya tidak memberi jawaban,dan menutup matanya kembali.

Dina melirik cemas ke arah monitor kembali untuk memastikan kondisi pasiennya.semuanya tetap berada dalam batas normal dan menunjukkan fungsi vital yang membaik..namun kenapa pasiennya kehilangan kesadarannya kembali...??

Dina menghela nafasnya dalam dan mengisi kembali status pasiennya setelah melakukan pemeriksaan.

"Observasi terus ya sus...kondisinya masih labil...namun pragnosist nya mulai membaik.."perintah Dina kepada suster Dhini yang mengawasi kondisi Adam .

"Baik ..dok...semoga besok pasien ini bisa memperoleh kesadarannya penuh..!"

"Yupp...mari sama sama mendoakan yang terbaik sus.."

Dina bergegas menuju ruang dr Aziz Hazmi ,neurolog yang menganalisis hasil CT scan Adam untuk menanyakan secara detail kondisi yang dialami oleh pasiennya.

"So far....dari hasil CT scan jelas menunjukkan pasien mengalami geger otak parah akibat pukulan di belakang kepalanya.."

"Maksudnya...apa dia mengalami patah tulang tengkorak type depresi...??"tanya Dina penasaran.

dr Aziz Hazmi mengangguk.

"Tumben..otakmu berjalan,Din..!!"gurau dr Aziz yang juga merupakan seniornya

"Sialan...!!jadi selama ini otakku tumpat..??"dengus Dina separuh protes pada seniornya,semantara dr Aziz tertawa geli melihat Dina yang tampak menggemaskan dengan bibir yang di manyunkan kedepan.

"Ya ..pasien mengalami depressed fructure..!kemarin saya sudah mengangkat serpihan tulang yang menekan otak dan mengembalikan posisi tulang tengkorak nya ke posisi seharusnya dengan mamakai kawat logam sebagai penyambung patahan tulang tersebut..."

"Jadi apa kesimpulannya...??"

"Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya,dr Dina Saktiana...!!apa dia begitu istimewa bagimu..??"goda dr Aziz dengan senyum seringaian nya.

"Ku dengar desas desus perawat di ICU..dia pasien istimewamu...!!dan dia ganteng...!!'

"Dasar biang gosip.loe pada....!"keluh Dina setengah berbisik dalam helaan nafas panjangnya.

"Tadi dia sempat memperoleh kesadarannya sekejap ,Ziz..semua fungsi vitalnya baik baik saja tapi dia tertidur kembali....!!"

dr Aziz hanya mampu tersenyum melihat tingkah juniornya yang sudah menarik perhatian satu fakultas kedokteran dengan gayanya yang lain daripada yang lain ini.

"Jika begitu...sabarlah..!!Kita tunggu sampai dia benar benar composmentis...mudah mudahan dia tidak mengalami amnesia retrograde..!"

Dina tertegun seketika ketika mendengar apa yang barusan di ucapakan oleh seniornya.

"Whatts....?????amnesia retrograde...??artinya dia akan melupakan semua masa lalunya..??"pekik Dina separuh berteriak.

dr Aziz Hazmi mengangguk mantap

"Dilihat dari trauma dan fructure nya dialami pasien ..kemungkinan besar dia akan mengalami amnesia retrograde..!!"

"God...!semoga tidak terjadi...!!"keluh Dina frustrasi

"Bukan kahh lebih baik dia amnesia..jadi..dia bisa jadi pacarmu..!!"

"Ishhh.....sialannn..!!"dengus Dina kesal sambil mencubiti lengan dr Aziz dengan gemas,lalu bergegas keluar dari ruang seniornya dan mendumal sendiri.

***

"Malam,bu...bagaimana..apa sudah ada kabar dari mas Adam...??"tanya Sandra ketika menemui ibu Adam di kediaman keluarga calon mertuanya.

Sekilas tampak secercah kebahagian ibu Adam melihat calon menantunya yang datang mengunjungi dan menanyakan soal putranya yang telah menghilang selama tiga hari..!tidak lama kemudian wanita paruh baya itu menggeleng lemas

"Belum...nak..kami akan segera melapor polisi besok..."

Sandra pun menunduk lesu.melihat kesedihan calon menantunya,ibu Adam pun segera merengkuh Sandra ke dalam pelukannya .

"Mari kita sama sama mendoakan yang terbaik untuk Adam ya..."

ada rasa bersalah di hati ibu Adam...karena seharusnya seminggu lagi acara pertunangan gadis ini dengan putra tunggalnya..segalanya telah dipersiapkan dan kini anaknya menghilang tiba tiba..!

"Percayalah...melarikan diri bukan sifat dari Adam..."kata ibu Adam tegas.

"Dia bukan seorang pengecut...pasti sesuatu telah terjadi pada nya..."

dan tangis ibu Adam pun pecah

"Ibu....ibu takut Adam mengalami kecelakaan!"

"Jangan berfikir yang bukan bukan bu..!"hibur Sandra meskipun dia merasa cemas.

"Saya rasa mas Adam bisa menjaga dirinya...mungkin dia kehilangan handphonenya atau tersesat...saya akan meminta papa untuk membantu mencari keberadaan mas Adam..."

ibu Adam tampak pasrah, hanya mampu memeluk calon menantunya yang membuatnya tenang sesaat.

Dalam keadaan kalut,Sandra mengunjungi bar tempat biasanya dia dan Hardi berkumpul dengan teman teman lainnya

Sejak masa pademi,bar tampak sepi..namun hanya ada seorang pengunjung setia yang selalu duduk di meja bar dengan segelas minumannya dan rokok di tangannya.

"Hardi..??"

Sandra bergegas mendekati pria itu.namun pria itu tampak tidak bergeming,karena dia kenal siapa pemilik suara yang tengah memanggilnya itu.

"Kamu masih marah padaku,Har ...?"

sambil menghela nafas,Sandra mengambil posisi disamping Hardi.

"Aku tidak mengerti maksud ucapanmu..."desah Hardi sambil mematikan api di puntung rokoknya,lalu pria itu bergerak turun dari bangkunya.

"Berhentilah bersikap kekanakan seperti ini,Har...!!"sergah Sandra kesal sambil menarik lengan Hardi,menahan pria itu untuk tetap di bangku nya.

"Selama sepuluh tahun kita bersama ..kamu tidak pernah kekanakan seperti sekarang ini..!!"

"Karena..aku mencintaimu,San..."kata Hardi getir dengan mata memerah

"Tidak bisakah kamu menunggu ,Har..??"keluh Sandra murung,lalu diraihnya gelas Vodka tonik yang baru di sunguhkan sang bartender di depan tempat duduknya.

"Mungkin perasaan ku tidak penting bagimu...namun suatu hari..kamu akan memahami apa yang aku rasakan...dan aku harap.."

Hardi tidak melanjutkan kata katanya lagi,meminum habis whiskey yang masih tersisa didalam gelasnya.

"Apa yang kamu harapkan,Har..??"desak Sandra penasaran

"Saat kamu menyadarinya..aku berharap saat itu,aku masih mencintaimu.."

***

Adam membuka matanya dan menatap ke sekelilingnya dengan bingung.dia merasa berada di tempat yang asing dengan alat alat medis yang terpasang di tubuhnya.

"Dimana saya...???"gumam Adam bingung,masih dalam suara yang lemah.

"Siapa anda...??"

sang perawat tersenyum bahagia melihat Adam sudah memberi respon yang baik.

"Tenanglah...anda berada di dirumah sakit.."jawab perawat itu ramah dengan seuntai senyuman untuk menenangkan sang pasien.

"Dan anda di aniayai oleh perampok...dan anda jatuh dalam koma selama seminggu..!"

"Kepalaku sakit...."keluh Adam sambil memegangi kepalanya yang masih di perban.

lalu sang perawat segera menekan telefon yang tergantung di dinding dan meminta bantuan rekannya untuk memanggil dokter Dina Saktiana..!

Dina bergegas menuju ruang ICU untuk melihat kondisi pasien istimewanya.dan ketika melihat wajah cantik yang datang menghampirinya,Adam merasakan seperti mengenal wanita ini..ketika mata mereka bertemu ,Adam merasa wanita ini yang selalu hadir dalam alam bawah sadarnya..wanita yang mampu membuatnya jantung nya berdetak kencang.

"Ka...kamu..seperti wanita dalam mimpiku...masih hidup atau mati kah saya...?"

Dina mengambil posisi disamping pasiennya,sambil tersenyum ketika memegang tangan pasiennya.

"Tenanglah...kamu masih hidup dan bernafas..."kata Dina sabar untuk menenangkan pasiennya dengan seuntai senyum dibibirnya

"Sii..siapa anda...??"

"Saya...dr Dina Saktiana...dan anda adalah pasien saya..."

Adam mengawasi Dina dengan tatapan bingung,dan paham dengan apa yang diucapkan wanita yang ada di hadapan nya ini.namun....dia merasa bingung dan kacau.!!

"Siapa saya....??"gumam Adam resah.

"dimana saya....apa yang terjadi....??"

Dina tertegun seketika mendengar apa yang baru terucap dari bibir pasiennya.apa yang di takutkan kini menjadi kejadian...!!

pasiennya mengalami amnesia...!!!

"Jadi...dia benar benar mengalami amnesia...??"keluh Dina putus asa sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Oh my God....ini benar benar gila dan sulit dipercaya...!!!!"

"Te..tenang lah pak...anda mengalami trauma hebat di kepala....jadi...tidak usah terlalu memaksakan diri...pelan pelan saja untuk mengingat siapa anda..."bujuk Dina ketika sang pasien tampak panik.

"Kepalaku...sakitt..dok...!!"keluh Adam sambil memegangi kepalanya erat dengan kedua tangannya,menggeliat resah menahan sakit yang berlebihan di kepalanya

"Baik...tenang....saya akan memberi Anda obat pereda rasa sakit..."kata Dina sabar dan memerintahkan perawat untuk menyuntikkan painkiller ke dalam infus yang masih terpasang di lengan sang pasien.

setelah beberapa menit,sang pasien sudah tampak tenang dan terlelap kembali dalam tidurnya.

Dina menghela nafas beratnya ketika mengisi status pasien

"Observasi terus kondisinya ya sus....!"perintah Dina kepada perawat yang tengah berjaga di ruang ICU yang langsung dijawab dengan anggukan kepala dari sang perawat.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel