Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

6. Faithfull Dreams

Ikranagara

Hujan kali ini terasa berbeda. Ada banyak air yang turun tanpa jeda. Aku tahu hujan bukanlah pertanda buruk bagiku. Hujan adalah rahmat Tuhan yang selalu kurindukan. Aku tidak akan pernah mengutuk hujan, meski kedatangannya sekarang sangat tidak kuharapkan.

Minibus terakhir membawaku meninggalkan kota dingin ini. Hanya aku, supir dan kondektur. Sudah pasti lebih banyak orang pulang daripada berangkat. Aku baru akan kembali ke tempatku, jaraknya tidak dekat sama sekali. Aku juga mengerti, perjalananku nanti tidak akan semulus saat aku mencoba menemukan kota ini. Purworejo, masih jauh dari jangkauanku. Siang berganti sore, sore pun berganti malam. Gelap sempurna turun menemani perjalananku.

"Permisi, Pak, apakah minibus menuju Purworejo masih ada?"

Dua orang yang sedang duduk di pemberhentian minibus menjawab pertanyaanku. "Wah, sudah nggak ada, Mas. Paling sore tadi jam lima." Kulirik jam ditangan. Sekarang sudah jam sepuluh malam.

"Bapak tukang ojek, ‘kan? Bisa antar saya sampai Purworejo?" Aku berusaha meyakinkan bBapak-bBapak berjaket kulit tebal.

"Purworejo, Mas? Wah jauh, Mas, saya baliknya nggak berani," sahut salah satu bapak berjaket kulit tadi.

"Purworejonya mana, Mas? Kalau cuma sampai Maron tidak apa-apa. Tapi, seratus ribu, ya?" Bapak berjaket kulit yang lain menimpali.

"Nggak bisa kurang, Pak?" Aku merendahkan nada suara.

"Ya kalau mau. Kalau tidak mau juga tidak apa-apa.:

Sudah pasti ia berada di atas angin. Kondisiku memang pantas untuk didesak. Bagaimanapun, tidak ada lagi kendaraan umum yang akan mengantarku ke sana. Aku harus mengambil tawaran ini. Keahlianku dalam bernegosiasi gagal. Seratus ribuku siap melayang demi kembali ke Purworejo. Rasa cinta memang jumawa, mengalahkan logika. Jangankan seratus ribu. Gunung pun kudaki lautan kusebrangi untuk cinta. Namun, tetap saja banyak pertanyaan tak terjawab. Ada beberapa kejanggalan dalam cinta itu, yang kadang aku sendiri tak mengerti kenapa aku melakukan ini. Apa benar aku menyukainya segila itu? Atau sebenarnya hatiku hanya mencari hiburan sebagai pelipur lara? Tetap saja premis-premis tadi tidak membentuk suatu tautologi.

Akses dari Sapuran menuju Purworejo hanya bisa dilalui dengan satu jalan membelah hutan. Dengan beberapa rumah warga di sekitar badan jalan. Malam ini sama saja aku mengembara di belantara. Sungguh, ini sangat mendebarkan, andai --andai andai ada orang bermaksud jahat padaku. Kuhempaskan pikiran buruk itu. Merapal hafalan surat pendek tiga qul, yang entah kenapa selalu muncul saat kondisi mencekam.

"Tidak bisa antar sampai kota, Pak? Jaraknya sedikit lagi," tanyaku dari belakang.

"Wah nggak bisa, Mas, ini saja saya buru-buru. Nanti baliknya ndak ada teman. Tadi saya mau karena sekalian jemput saudara saya di desa sebelumnya." Tanpa berdosa ia menjawabnya. Sial, sebenarnya bapak tadi tidak ada niat untuk mengantarku. Kebetulan saja momennya tepat. Tepat ada urusan, tepat ada kawan, dan ada uang.

"Ya sudah, Pak, tidak masalah. Terima kasih sudah mau mengantar Saya." Kuserahkan uang jajanku untuk satu minggu.

Sudahlah, bagiku uang itu tak berarti. Aku bisa meminta Mamah untuk mentransfer lagi. Yang harus kupikirkan sekarang, bagaimana caraku bisa sampai di penitipan motor? Jaraknya masih cukup jauh jika jalan kaki. Kupandu tubuhku sampai badan jalan. Berjalan sambil melambaikan tangan, berusaha menyetop kendaraan yang lalu lalang. Nihil. Tidak satu pun menyambut lambaianku. Aku berpikir untuk kembali menyeberang dan bermalam di masjid saja.

Genap satu langkah berbalik, sebuah truk berhenti. Mengizinkanku melompat ke bak bermuatan pasir. Ajaib. Semua ini terasa begitu menyenangkan. Gelap malam sama sekali tidak seram. Tidak seperti malam-malam sebelumnya. Malam ini aku tak perlu lagi bersama mimpi-mimpi abadi yang kerap menghampiri. Mimpi menyongsong asa bersama perempuan yang kuperjuangkan keberhasilannya. Hanya saja ia meninggalkanku dengan begitu mudahnya.

Me : Aku sudah sampai, Fethisa

Terkirim di Maron, 01:00 dini hari.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel