Tergoda
"Assalamualaikum."
"Waalaikum salam, Nisa tolong bukain pintu ya?" kata Tania.
"Iya, Ma!" jawab Nisa.
Tak lama kemudian
"Ma, ada yang nyariin Mama." Nisa memanggil Tania
"Siapa?"
"Nggak tahu."
Tania bergegas menuju ruang tamu, dan dia terkejut melihat tamu yang datang.
"Amira?"
"Halo Tania."
"Ada apa nih? Kok tahu rumahku?"
"Mudah bagiku mendapatkan informasi ini." jawab Amira ketus.
"Ada apa Amira?" tanya Tania.
"Maaf sebelumnya, aku minta tolong, jangan berhubungan dengan suamiku ya? Kita sama-sama perempuan. Bagaimana perasaanmu kalau suamimu main hati dengan perempuan lain?" tanya Amira.
Deg! Jantung Tania serasa berhenti berdetak.
"Ma-maksudnya?" tanya Tania dengan gugup.
"Sekali lagi maaf ya, Tania, kamu dulu kan pacaran dengan Ferdi. Berapa kali bertemu dengan Ferdi? Soalnya aku pernah lihat di hp dia, kamu berbalas pesan dengan Ferdi dan janji bertemu."
Tania ingin marah, tapi ia kasihan dengan Amira yang dikhianati oleh Ferdi.
"Aku memang pernah berbalas pesan dengan Ferdi, tapi sekarang sudah aku blokir nomornya. Dan aku belum pernah ketemuan dengan Ferdi, terakhir aku ketemu waktu reuni itu."
"Ada yang pernah melihat Ferdi bersama perempuan, tapi tidak tahu siapa perempuan itu. Aku pikir kamu perempuan itu!"
"Coba sekali-kali kamu buntuti kemana Ferdi pergi, siapa tahu dapat petunjuk."
"Pernah aku coba, eh ketahuan sama Ferdi. Dia marah besar katanya aku terlalu cemburuan."
"Cari orang untuk membuntuti dia, orang yang tidak dikenal sama Ferdi."
"Iya, nanti aku coba. Makasih ya sarannya. Dan maaf, bukan maksudku mencurigai mu. Aku bingung, jadi aku kesini. Maaf ya?" kata Amira.
"Nggak apa-apa." Tania menjawab ucapan Amira.
***
"Siapa tamunya, Ma?" tanya Roni ketika mereka berdua ada di kamar.
"Teman SMA, Pa?" jawab Tania.
"Ada perlu apa?"
Tania menceritakan tentang kedatangan Amira tadi.
"Jadi waktu reuni kemarin Mama bertemu dengan mantan ya? Pantesan kok semangat banget mau ikut reuni."
"Kan cuma bertemu, Pa?"
"Iya, awalnya bertemu, terus lanjut di chat dan akhirya ketemuan. Terjadilah yang namanya perselingkuhan. Hati-hati, Ma, kalau ada laki-laki chat yang nggak penting nggak usah diladeni!"
"Iya, Pa!"
"Itulah kenapa Papa nggak suka acara reuni, apalagi kalau reuni tidak mengajak pasangannya. Takutnya seperti ini!"
***
Malam ini Roni mengajak makan malam keluar. Alfi anak bungsu mereka sedang ulang tahun. Kebiasaan keluarga ini, kalau ada yang ulang tahun pasti makan-makan diluar sekeluarga.
"Ayo pesan apa!" kata Tania.
"Udang saos Padang, Ma." kata Nisa.
"Cumi goreng tepung!" Alfi menyebutkan pesanannya.
"Ambar pesan apa?"
"Ayam bakar bakar aja, Ma?"
"Kak Ambar pasti pesan ayam!" kata Alfi.
"Biarin wek," kata Ambar sambil mengejek Alfi.
"Pa, tuh liatin kak Ambar!"
"Biarin aja, nggak usah diliatin!"
"Ma, tuh lihat ada Selly bersama laki-laki tapi bukan Zaldi," Roni berbisik pada Tania. Tania langsung menoleh. Ternyata Selly pergi bersama Ferdi.
Makanan pesanan datang, semua menikmati makanan kecuali Tania. Ia memikirkan Selly dan Ferdi.
Selesai makan Roni dan anak-anak keluar duluan, Tania ke kasir membayar makanan. Terjadi keributan di dalam, ia melihat ada Amira.
"Ada apa, Mbak?" tanya Tania pada pelayan.
"Istri melabrak suami yang sedang makan dengan selingkuhannya," jawab pelayan itu.
"Ooo," kata Tania sambil berjalan keluar restoran setelah membayar makanan. Ia tidak mau melihat mereka, karena mereka semua adalah orang yang Tania kenal.
***
[Sel, kemarin Amira datang ke rumahku.]
Tania mengirim pesan pada Selly.
[Ngapain dia kesitu.] Balas Selly
[Katanya, suaminya sekarang mulai berubah. Dia curiga suaminya selingkuh. Dia mengira aku berhubungan dengan Ferdi.]
[Terus kamu jawab apa.]
[Aku jawab apa adanya. Emang aku nggak pernah ketemuan dengan Ferdi setelah reuni itu. Kalau memang benar Ferdi selingkuh, kasihan Amira ya.]
[Iya.]
[Kamu sering komunikasi dengan Ferdi nggak, Sel.]
[Enggak, kenapa?]
[Nggak apa-apa.]
Pulang dari kantor Tania mampir ke butik Selly.
"Selly nya ada, Ver?" tanya Tania pada pegawai Selly.
"Ada mbak, tapi...." Belum selesai Vera menjawab, Tania sudah naik ke lantai atas.
Tania memang sudah biasa ke butik Selly. Dilantai atas ada kamar berukuran kecil ada kasur untuk istirahat, kantor Selly dan tempat untuk sholat. Tania langsung membuka pintu kantor Selly. Tania terkejut melihat ke dalam ruangan Selly.
"Maaf, aku nggak tahu kalau ada tamu," kata Tania.
Ternyata ada Selly dan Ferdi yang sedang berc*iman dan tangan Ferdi aktif meraba bagian tubuh Selly. Selly dan Ferdi terkejut, tapi kemudian bersikap biasa. Selly terlihat merapikan pakaiannya.
"Nggak apa-apa Tania, biasa aja kali," kata Selly.
"Eh Tania, apa kabar?" kata Ferdi seolah tidak terjadi apa-apa.
"Ya udah deh, lain kali saja aku kesini. Sepertinya kalian sedang sibuk!" kata Tania sambil membalikkan badan untuk keluar ruangan.
"Nggak apa-apa, nggak sibuk kok. masuk dulu!" kata Selly.
Drtt...drtt
Hp Selly berbunyi ada panggilan masuk.
"Sebentar ya?" kata Selly sambil mengangkat telpon dan keluar ruangan.
Ferdi mendekati Tania.
"Kenapa nomorku kamu blokir?" tanya Ferdi.
"Nggak apa-apa," jawab Tania.
"Kamu takut ketahuan suamimu ya? Backstreet itu enak lho! Menyenangkan dan menantang, juga menguji adrenalin," kata Ferdi lagi.
Hiii Tania bergidik mendengar kata-kata Ferdi. Apa Ferdi nggak mikir, dia kan barusan bermesaraan dengan Selly, kok bisa-bisanya masih merayu Tania.
"Kamu tetap cantik, badan kamu masih seksi seperti masih gadis," kata Ferdi berbisik.
Tania berdebar-debar dan serasa melayang mendengar pujian dari Ferdi.
"Lama ya nunggu, ada klien mau datang fitting baju pengantin." Selly tiba-tiba muncul diikuti Vera yang membawakan minuman dan makanan ringan.
"Nggak apa-apa Sel. Kayaknya lagi ramai ya butiknya, musim orang menikah," kata Tania
"Alhamdulillah, lumayan."
"Bu, tamunya sudah datang," kata pegawai Selly.
"Aku tinggal dulu ya? Yang dibawa Vera tadi dimakan lho, bukan cuma diliatin." Selly menemui tamunya.
"Oke," kata Tania.
Setan mulai menggoda iman Tania. Hati kecil mengatakan ingin pulang, takut terjadi sesuatu, tapi disisi lain mengatakan ingin berdua dengan Ferdi.
"Kamu semakin cantik kalau tersenyum, jadi inget waktu pertama kali aku c*um kamu," kata Ferdi mendekati Tania. Semakin dekat, hingga nafas Ferdi terasa hangat di pipi Tania. Tania tergoda rayuan Ferdi.
Tangan Ferdi memegang tangan Tania. Tanpa sadar akhirnya mereka berc*iuman seperti sepasang kekasih yang saling melepas rindu.
Klunting...klunting
Hp Tania berbunyi. Ada pesan masuk dari Nisa. Dengan gemetar ia membaca pesan itu.
"Maaf ya? Aku pulang dulu," kata Tania sambil bersiap untuk keluar ruangan.
"Tania," panggil Ferdi. Tania menoleh.
Dengan gerakan kilat, Ferdi menc*um Tania lagi. Tania tersipu malu.
"Kapan-kapan kita ketemuan ya?" Kata Ferdi
Tania menggangguk kemudian berjalan keluar dan menuruni tangga.
"Maaf Sel, aku pulang dulu ya? Nisa menelpon minta dibelikan sesuatu," kata Tania ketika berpamitan dengan Selly.
"Oke," sahut Selly. Ia masih disibukkan dengan pelanggan.
Sepanjang perjalanan mengendarai motor, pikiran Tania melayang-layang mengingat kejadian tadi.
"Hei, mau nyari mati ya?" Seorang pengendara motor mengklakson dan memaki Tania.
Tania tersadar dari lamunannya.
***
Tania memang benar-benar tidak fokus dengan apa yang dikerjakan di rumah. Roni menyadari itu.
"Ma, dari tadi Papa perhatikan kok Mama melamun seperti ada yang dipikirkan," kata Roni ketika selesai makan malam.
"Mama capek sekali, Pa, kepala juga pusing." Tania mengungkapkan sebuah alasan.
"Udah minum obat?" tanya Roni.
"Ini baru mau minum!"
"Ya sudah, istirahat sana"
"Iya, Pa, selesai membereskan ini," kata Tania sambil membereskan makanan yang di meja dibantu Ambar. Sedangkan Nisa mencuci piring.
Tania masuk ke kamar, merebahkan badannya. Ia memegangi bibirnya yang tadi siang dic*um Ferdi. Tania memegang hp dan membuka blokir nomor Ferdi. Terlihat nomor Ferdi sedang online, Tania ingin mengirim pesan tapi dibatalkannya.
