Ternyata
Drtt...drtt….
Tania berbunyi, ada panggilan dari sebuah nomor baru.
"Selamat pagi, Cantik." Sapa seseorang di seberang, ketika Tania menerima panggilan telepon.
"Maaf, ini siapa ya?" tanya Tania.
"Ferdi."
Deg! Tania merasa berdebar-debar.
"Oh, maaf ya tadi malam ketiduran nggak balas chat."
"Dimaafin kok! Lagi ngapain?"
"Biasalah beres-beres rumah."
"Ya sudah, lanjutkan! Aku juga mau ngerjain sesuatu. Bye honey."
"Bye."
Tania serasa remaja lagi, hatinya berdebar-debar senang. Tania mengalami puber kedua dengan mantannya ketika SMA.
"Kok Mama senyum-senyum sendiri," kata Anisa.
"Huh, mengganggu saja anak ini, bikin kesal," kata Tania dalam hati.
"Ini ada cerita lucu dari teman Mama?" sahut Tania.
"Oh kirain Mama lagi jatuh cinta, jadi senyum-senyum sendiri," kata Anisa
"Ish, anak kecil kok tahu jatuh cinta segala."
"Nisa sudah besar, Ma? Sudah empat belas tahun."
"Iya, tapi belum boleh jatuh cinta ya?"
"Oke! Siap!"
Hari Minggu seperti ini selalu disibukkan dengan pekerjaan rumah yang tidak ada habisnya. Seandainya punya ART enak kali ya?
Klunting...klunting, sebuah pesan masuk ke hp Tania.
[Halo sayang, sudah selesai beres-beres rumahnya?]
[Alhamdulillah sudah!]
[Ketemuan yuk!]
[Kapan?]
[Bisanya kapan?]
[Nanti aku kabari ya?]
[Oke, aku kangen sama kamu, Tania. Pengen ketemu dan ngobrol-ngobrol.]
[Ini kan sudah ngobrol.]
[Tapi nggak seru, pengen ketemu langsung.]
"Ma... Mama!" Suara Roni memanggil.
Ah, mengganggu saja, kata Tania dalam hati. Roni baru pulang dari kerja bakti di komplek perumahan mereka.
"Ada apa?" tanya Tania dengan nada kesal.
"Ini ada nasi kotak, tadi sisa banyak jadi dibawa pulang," jawab Roni
"Nisa!" Tania memanggil anak sulungnya.
"Iya, Ma!" jawab Nisa mendekati mamanya.
"ini ada nasi kotak. Panggil Ambar dan Alfi, ajak makan sama-sama."
"Oke ma!" Nisa memanggil adik-adiknya.
Tania sibuk membuka hp lagi karena Roni sedang mandi, jadi nggak akan ketahuan Roni.
[Maaf ya, tadi ada sedikit gangguan.] Tania membalas pesan Ferdi.
[Nggak papa kok, Sayang, nanti kalau kita ketemuan aku jamin nggak bakal ada gangguan.]
[Apa nggak ketahuan sama Amira?]
[Nggak, dia lagi arisan bersama teman sosialitanya. Aku kesepian. Andai ada kamu disini, akan aku peluk kamu dan nggak kulepaskan.]
[Ih kamu bisa aja] Tania langsung menutup hpnya karena mendengar langkah Roni masuk ke kamar.
Tania dan Ferdi semakin sering komunikasi lewat hp. Kadang-kadang Video Call. Setiap Ferdi mengajak bertemu, Tania selalu mengelak karena dia takut kalau sampai ketahuan suaminya.
***
Roni merasakan ada yang berubah pada diri Tania. Tania yang biasanya dekat dengan anak, sekarang seperti sangat sibuk. Entahlah apa yang dikerjakan. Jarang ia berkumpul dengan anak.
Biasanya Tania juga rajin membuatkan makanan untuk anak-anaknya. Sekarang anak-anak senangnya jajan.
"Ma, bikin bomboloni dong," pinta Ambar
"Beli aja ya nak?" jawab Tania
"Kalau membeli itu rasanya kurang mantap, masih enak buatan Mama. Mama sudah lama kan nggak bikin."
"Mama lagi banyak kerjaan."
"Ah Mama, nanti Ambar bantuin beres-beres."
"Iya, Ma, sini Nisa yang beli bahan-bahannya. Nanti juga Nisa bantuin," kata Nisa yang tiba-tiba nongol.
Sebenarnya Tania sangat malas, karena dia sedang asyik berbalas pesan dengan Ferdi. Tapi melihat anak-anak nya begitu bersemangat, akhirnya Tania mengabulkan permintaan anak-anaknya.
Klunting...klunting.
[Lagi ngapain, Sayang.] Pesan dari Ferdi
[Lagi bikin camilan untuk anak-anak.] jawab Tania
[Hmm.... benar-benar wanita idaman. Aku ingin kamu nanti tetap seperti itu pada anak-anak kita. Love you more and more.]
[Love you too.] Tania menjawab sambil senyum-senyum.
"Ma, jangan main hp terus dong. Nanti bomboloninya gak selesai bikinnya," kata Nisa
"Huh, cerewet kamu," jawab Tania dengan kesal.
***
[Tania, makan diluar yuk, nanti istirahat aku jemput, ya?] Pesan dari Selly
[Oke.] jawab Tania.
Tania dan Selly memang berteman dari SMA, tidak ada komunikasi ketika kuliah. Mereka bertemu lagi setelah menikah. Hanya Selly teman akrab Tania sekarang.
"Kemana kita?" tanya Tania, ketika sudah bertemu dengan Selly.
"Makan ditempat biasa ya?" jawab Selly.
"Cari tempat lain, Sel, bosan disitu teru.!"
"Oke kita coba tempat makan yang baru."
Selly dan Tania sampai di tempat makan baru yang sedang viral. Mereka mencari tempat duduk dan memesan makanan.
"Halo, boleh bergabung?" Tiba-tiba Ferdi dan seorang temannya datang.
"Boleh kok!" jawab Selly.
Tania berdebar-debar melihat Ferdi yang selama beberapa hari ini hanya bisa berkomunikasi melalui pesan.
"Kenalkan ini Kevin temanku." Ferdi memperkenalkan temannya yang bernama Kelvin.
"Selly."
"Tania."
"Sudah pesan makanan belum?" tanya Ferdi
"Kami sudah."
"Mas...Mas ...." panggil Ferdi pada pelayan.
Pelayan datang sambil membawa menu makanan.
"Kalian mau nambah nggak pesanannya?" tanya Ferdi
"Nggak." kata Selly.
Mereka berbincang-bincang sambil menunggu pesanan makanan datang. Tania sesekali melirik ke arah Ferdi yang juga sedang melirik padanya. Jantung Tania berdegup dengan kencang.
Tania memperhatikan kalau Kevin juga sering melirik padanya. Kevin memang ganteng, udah nikah belum ya? Mau bertanya tapi Tania tidak berani.
***
Siang itu, Tania pergi bersama teman kantornya untuk meeting dengan tim dari kantor pusat di aula sebuah hotel.
Drtt..drtt hp Tania berbunyi, sebuah panggilan dari Roni. Tania permisi keluar karena suaminya menelpon.
"Halo, iya, Pa?"
"Bisa pulang cepat nggak, Ma?"
"Kenapa, Pa?"
"Tadi Ibu nelpon Mama tapi nggak diangkat. Alfi badannya panas. Kalau bisa pulang cepat, nanti beli obat ya? Papa lagi keluar ini, pulangnya malam."
"Oke, Pa."
Tania menutup telepon dari Roni. Ketika mau masuk ke ruang meeting lagi, dari kejauhan dia melihat Ferdi berjalan menuju ke kamar hotel. Tak lama kemudian ia melihat Selly berjalan menuju kamar yang sama dengan Ferdi. Tania buru-buru masuk ke ruang meeting.
Di ruang meeting, pikiran Tania tidak tenang. Apa yang dilakukan Selly dan Ferdi ya? Jangan..jangan, ah jadi pusing mikirnya.
"Kenapa, Bu Tania?" bisik Meta pada Tania.
"Nggak apa-apa, cuma pusing," kata Tania.
"Ooo saya bawa obat pusing, Bu."
"Ya nanti saya minum, ya?"
Selesai meeting, Tania melihat Selly berjalan sendiri.
"Halo Sel, ngapain disini?" tanya Tania.
Selly kaget melihat Tania, ia tampak gelagapan.
"Bertemu dengan klien, eh ngapain juga kamu disini?" jawab Selly.
"Ini selesai meeting sama tim kantor pusat dan sekarang mau pulang."
"Duluan ya, Tania!" pamit Selly sepertinya ia menghindari Tania, mungkin takut kalau Tania bertanya lebih jauh tentang keberadaannya di hotel ini.
"Oke."
Tania sudah berada di mobil sedang menunggu Meta, melihat Ferdi masuk ke mobil yang persis dengan mobil yang dinaiki Selly waktu reuni. Berarti Selly melakukan sesuatu di mobil waktu malam bersama dengan Ferdi. Terjawab sudah teka-teki yang ada di pikiran Tania akhir-akhir ini.
[Halo, Sayang, lagi ngapain?]
Bunyi pesan dari Ferdi.
Tania merasa jijik. Tania langsung memblokir nomor Ferdi. Ia tidak mau berurusan dengan Ferdi
