Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Mengancam

"Huhu...." Terdengar suara Alfi menangis.

"Kenapa, Dek?" tanya Roni pada Alfi.

"Mama nakal, Adek dimarahin sama Mama," jawab Alfi.

"Alfi melakukan kesalahan ya?" tanya Roni.

"Adek mainin hp Mama, Mama marah-marah."

"Adek kalau mau main hpnya Mama, ijin dulu sama Mama. Kalau sama Mama boleh, baru Adek main. Kalau nggak boleh ya sudah jangan dimainin. Di hp Mama itu banyak yang penting, nanti takutnya terhapus waktu Adek mainin." Roni menjelaskan.

Roni mencari Tania, ternyata Tania tidur-tiduran di kamar dan tentu saja sambil memegang hpnya.

"Ma, kenapa sih kok nggak ngalah dengan anak. Pinjamin sebentar saja hpnya pada Alfi. Nanti kalau ada rejeki beli yang baru," kata Roni pada Tania.

"Emang ada rahasia apa di hp Mama? Sampai kemana-mana yang dipegang hanya hp." Roni semakin kesal karena Tania mengabaikannya.

"Enggak ada rahasia apa-apa kok, Pa," jawab Tania.

"Ya udah pinjamin sebentar saja untuk Alfi. Kalau hp Papa tahu sendiri kan? Tidak bisa untuk main game dan membuka aplikasi lain. Bisa nggak sih Ma, beberapa jam saja tidak memegang hp? Semua yang dirumah jadi diabaikan gara-gara hp. Awas saja kalau sampai ada yang aneh di hp, hp mama akan papa sita lagi," kata Roni dengan emosi.

Tania terdiam, tidak berani mengeluarkan kata-kata.

"Alfi...Alfi..." panggil Roni

"Iya, Pa."

"Ini pakai hp Mama, tapi sebentar saja ya? Nanti kalau disuruh berhenti main, langsung serahkan hp Mama ya?" kata Roni.

"Iya Pa."

Dengan cemberut Tania memberikan hpnya pada Alfi. Alfi sangat senang dan berlari menuju kamarnya, Roni mendekati Alfi.

"Al, pinjam sebentar hpnya ya?" pinta Roni.

Alfi mengangguk. Roni segera mengutak-atik hp Tania. Ada beberapa pesan yang sudah di hapus oleh Tania. Pesan itu dari Dian dan nomor yang tidak ada dalam kontak Tania.

Roni penasaran dengan yang namanya Dian, karena bisa saja laki-laki atau perempuan.

Roni kembali ke kamar untuk melihat apa yang dikerjakan oleh Tania, ternyata Tania sedang tidur. Roni memandangi wajah Tania yang masih terlihat cantik walaupun sudah punya tiga anak. Kenapa kamu sekarang berubah Ma, kata Roni dalam hati.

"Ma..Mama," tiba-tiba Alfi memanggil mamanya.

"Kenapa Al?" tanya Roni.

"Ada yang menelpon Mama, namanya Dian," kata Alfi sambil menunjukkan hpnya.

Akhirnya panggilan itu terputus.

Roni mengajak Alfi keluar dari kamar, supaya tidak membangunkan Tania.

"Nanti kalau yang namanya Dian memanggil, angkat aja ya? Tapi di loudspeaker," kata Roni.

"Oke, Pa."

Drtt..drtt

"Angkat!" perintah Roni.

"Halo," kata Alfi

"Halo, ini siapa?" Suara laki-laki di seberang.

"Alfi, mau cari siapa Om?"

"Mamanya ada?"

"Sedang tidur Om, ada pesan? Nanti Alfi sampaikan kalau Mama sudah bangun."

"Bisa dibangunkan sekarang nggak ya? Soalnya penting sekali."

Roni mengangguk.

"Sebentar ya Om, Alfi bangunkan Mama dulu."

Alfi masuk ke kamar dan membangunkan Tania, Roni berada diluar kamar dan mengintip dari pintu.

"Ma, ada yang nelpon," kata Alfi sambil membangunkan mamanya.

"Siapa?"

"Om Dian."

Tania langsung terbangun dan melihat ke sekeliling ruangan, mungkin mencari keberadaan Roni.

"Halo," kata Tania

""Halo sayang, tidur ya?" Tania kaget karena hpnya di loudspeaker.

Tiba-tiba Roni masuk dan melarang Tania mematikan speakernya. Tania gugup melihat ada Roni.

"Kok diam saja, Sayang? Masih ngantuk ya?" Tania semakin pucat wajahnya.

"Ketemuan yuk!" kata suara diseberang. Tania langsung mematikan hpnya.

"Kenapa dimatikan?" tanya Roni.

"Siapa Dian? Selingkuhanmu yang baru ya?"

Tania terdiam

"Mama...Papa." Alfi memanggil mereka berdua.

"Ada apa Alfi," kata Roni

"Ada Nenek, Pa."

"O ya, suruh masuk dong," kata Roni sambil merebut hp yang masih ada di tangan Tania dan berjalan melangkah keluar kamar, meninggalkan Tania yang masih dalam keadaan ketakutan dan cemas.

Di ruang keluarga sudah ada Bu Dina, ibunya Tania.

"Ibu, Elsa dari mana?" tanya Roni.

"Ibu tadi ngajak jalan-jalan sore Mas, beli makanan. Terus mampir kesini, inget sama cucunya," kata Elsa adik Tania.

Ibu Tania tinggal bersama Elsa yang masih kuliah mengambil jurusan PAUD karena memang dia menyukai anak-anak.

Adik Tania ada dua, Tedi yang sudah menikah dan bekerja di luar daerah dan Elsa yang merupakan adik bungsu Tania. Orangtua Tania bercerai karena Bu Dina tidak mau dimadu. Pak Iskandar, Ayah Tania memilih tinggal bersama istri mudanya di provinsi lain.

"Ayo, ini dimakan tadi Nenek beli sama Tante Elsa. Panggil Nisa dan Ambar," kata Bu Dina.

"Oke Nek," kata Alfi.

Elsa berjalan ke dapur mengambil piring.

"Tania mana?" tanya ibu.

"Dikamar bu, tadi tidur," jawab Roni.

"Tania ini kerjanya kalau nggak tidur ya main hp! Kayak nggak ada kerjaan lain saja." Bu Dina menggerutu.

Roni diam.

"Ada apa, Bu?" tanya Elsa yang muncul sambil membawa piring.

"Mbakmu itu lho kerjaannya kalau nggak tidur ya main hp! Emang apa sih yang ada di hpnya," kata Bu Dina.

Tiba-tiba Tania muncul.

"Sudah bangun, Mbak?" tanya Elsa.

Tania mengangguk. Tak lama kemudian muncul anak-anak Roni.

"Eh, beri salam dulu sama Nenek. Jangan langsung makan!" kata Roni.

Nisa dan Ambar tersenyum malu.

"Ayo makan, Alfi udah laper nih!" kata Alfi.

Mereka makan sambil bercerita dan bercanda. Tania hanya mendengarkan saja sesekali tersenyum. Roni merasakan kalau Tania tidak nyaman dengan situasi ini, ia menatap Tania, Tania langsung menunduk. Roni jadi iba melihat Tania, tapi kalau ingat kelakuannya membuat emosi Roni jadi naik.

***

Malam hari menjelang tidur tidak ada perbincangan sama sekali antara Tania dan Roni. Mereka tidur saling memunggungi. Tania juga tidak ada inisiatif untuk meminta maaf.

"Pa, ayo nonton film, mumpung hari Minggu," kata Alfi.

"Mau nonton film apa?" tanya Roni.

"Nggak tahu, nanti kita lihat dulu filmnya apa saja."

"Coba tanya kakak-kakakmu, mau nggak nonton film."

"Oke, Pa," kata Alfi sambil berlari masuk ke kamar Nisa dan Ambar.

Tak lama kemudian Alfi muncul.

"Katanya mau Pa, asal selesai nonton film kita makan-makan."

"Oke, bersiap-siaplah," kata Roni.

"Ma, nonton film yuk, anak-anak pingin nonton," kata Roni pada Tania.

"Enggak Lah Pa, Mama mau istirahat di rumah," jawab Tania.

***

Setelah Roni pergi, Tania sibuk mencari hpnya yang disita oleh Roni. Cukup lama Tania mencari, akhirnya ketemu juga hpnya. Mungkin Roni lupa menyimpan hp Tania. Tania segera membuka hpnya dan menelpon Ferdi.

Kemudian Tania pergi ke rumah ibunya, ia tahu kalau hari ini ibunya pergi kondangan kemungkinan pulang setelah zuhur.

"Mbak, sama siapa?" tanya Elsa.

"Sendirian."

"Anak-anak mana?"

"Nonton film sama papanya di mall"

"Ooo, kok nggak ikut Mbak?"

"Males aja."

"Mbak lama nggak disini?"

"Kenapa?"

"Aku mau pergi sebentar, tolong Mbak jaga rumah ya?" kata Elsa.

"Oke!"

Elsa pergi mengendarai motornya. Tania tidur-tiduran dikamar Elsa.

"Assalamualaikum."

Tania terbangun dan membuka pintu, ternyata Ferdi yang datang. Tania langsung menarik tangan Ferdi supaya masuk ke dalam rumah. Ferdi langsung mendekap Tania dan mereka berc*uman melepas rindu beberapa hari tidak ketemu.

"Kok lama datangnya," kata Tania.

"Kangen ya?" kata Ferdi. Tania mengangguk.

"Tadi mampir dulu membeli ini untukmu," kata Ferdi sambil menunjukkan hp baru.

Mata Tania langsung berbinar menerima hp dari Ferdi.

"Hati-hati menyimpan hpnya, nanti ketahuan Roni lagi," kata Ferdi

Ferdi mendekati Tania, dan menc*um Tania penuh gairah.

"Besok aja, jangan sekarang. Nanti Elsa pulang, dia tadi ngomong pergi sebentar," kata Tania.

Akhirnya mereka hanya berbincang-bincang dan sesekali saling berc*uman. Terdengar suara motor Elsa, Ferdi bergegas duduk agak menjauh dari Tania.

"Assalamualaikum." Elsa mengucap salam dan masuk melalui garasi.

"Waalaikumsalam," jawab Tania.

"Aku pulang ya?" kata Ferdi

"Oke, makasih ya?" kata Tania.

"Mbak, bukankah itu tadi Ferdi? Mantannya Mbak Tania?" tanya Elsa ketika Ferdi sudah pergi.

"Iya," jawab Tania

"Ngapain dia kesini?" selidik Elsa

"Main aja," jawab Tania.

"Kok tahu kalau Mbak Tania ada disini? Jangan-jangan janjian ya?"

Tania diam saja.

"Mbak, nggak baik berhubungan dengan mantan. Kalau mas Roni tahu gimana?"

"Ya makanya jangan sampai Mas Roni tahu. Kalau sampai dia tahu berarti kamu yang ngasih tahu," kata Tania.

"Jadi Mbak selingkuh dengan Ferdi ya?" tanya Elsa dengan nada agak emosi.

"Kalau iya kenapa? Apa urusanmu! Awas kalau kamu cerita sama Ibu dan Mas Roni!" ancam Tania.

"Mbak mengancam aku?"

"Enggak, hanya memberi peringatan. Nggak usah ikut campur urusanku. Urus saja dirimu sendiri!" Kata Tania

"Mbak, apa kurangnya Mas Roni? Dia itu kan baik dan perhatian dengan keluarga kita. Apa Mbak nggak ingat, keluarga kita hancur karena Ayah berselingkuh dan menikah dengan selingkuhannya. Apa Mbak mau jadi seperti itu? Pikirkan anak-anak, Mbak?" kata Elsa.

"Mau tahu kurangnya Roni? Dia kurang kaya dan sudah tidak menggairahkan lagi. Tidak hot lagi di ranjang! Kalau kamu mau, ambil saja dia untukmu," kata Tania dengan ketus

"Astaghfirullah Mbak, istighfar! Nggak boleh ngomong gitu! Apa Mbak sudah tidak mencintai Mas Roni lagi?" tanya Elsa.

"Cinta? Tahu apa kamu dengan cinta? Belajar yang benar biar selesai kuliah bisa kerja mapan dan mendapatkan suami yang kaya raya," kata Tania.

"Bagaimana nasib anak-anak, Mbak? Mbak nggak kasihan dengan mereka?"

"Semua akan baik-baik saja kalau kamu tidak menjadi lambe turah yang akan bercerita pada Ibu dan Mas Roni."

"Tapi Mbak, yang namanya menyimpan bangkai, pasti akan tercium juga."

"Sudahlah nggak usah mikirin aku, aku akan menikmati semua yang akan terjadi," kata Tania sambil melangkah keluar rumah dan pergi.

Tania sampai dirumah, ternyata Roni dan anak-anak sudah ada di rumah.

"Darimana Ma? Katanya ingin istirahat di rumah," tanya Roni

"Dari rumah Ibu, kalau tidak percaya tanya sama Elsa," kata Tania dengan ketus.

Roni hanya bisa mengelus dada mendengar jawaban Tania.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel