Istri Sah Datang
[Nanti makan siang diluar ya?] Sebuah pesan masuk ke hp Tania, ketika Tania di kantor.
[Oke.] jawab Tania.
Ketika waktu istirahat, Tania buru-buru keluar dari kantor. Meta merasa curiga dengan kelakuan Tania, ia mengikuti Tania yang keluar dari kantor. Tania langsung naik mobil seseorang yang tidak Meta kenal. Meta bergegas mencari ojek.
"Pak, tolong ikuti mobil itu ya?" kata Meta pada tukang ojek.
"Oke Mbak."
"Jangan terlalu dekat Pak, nanti ketahuan."
Tukang ojek agak melambatkan laju motornya. Mobil masuk ke sebuah restoran. Tania turun dari mobil diikuti seorang laki-laki yang juga turun dari mobil yang sama.
Meta membayar ongkos ojek dan masuk ke restoran, mencari tempat duduk yang agak jauh dari Tania dan temannya. Meta mengawasi mereka dan tak lupa mengabadikan mereka berdua.
Meta memesan makanan. Sambil menunggu makanan datang, ia memainkan hpnya dan sesekali memperhatikan Tania. Laki-laki yang bersama Tania selalu menggenggam tangan Tania.
Selesai makan, Meta langsung pulang ke kantor lagi.
"Ibu tadi kemana? Meta cariin kok nggak ada," kata Meta
"Ibu makan di luar."
"Wah nggak ngajak-ngajak."
"Lain kali deh Ibu ajak kamu."
"Siiip," kata Meta.
Meta melihat foto yang tadi ia ambil di restoran. Ia ingin mengirimkan pada Roni, tapi ia takut. Kasihan sekali Pak Roni, diselingkuhi Bu Tania, kata Meta dalam hati.
Meta jadi bimbang, antara mengirim kan foto atau tidak mengirimkan.
[Assalamualaikum Pak.] Meta mengirim pesan pada Roni.
[Waalaikumsalam Meta. Ada apa?] Balas Roni.
[Maaf Pak, saya mengganggu nggak?]
[Enggak kok, lagi nggak banyak kerjaan.]
[ini tentang Bu Tania. Saya mau memberi informasi, tapi jangan bawa-bawa nama saya ya?]
[Kamu tenang saja Meta, saya tidak akan melibatkan kamu.]
[Tadi saya mengikuti Bu Tania waktu istirahat. Foto ini saya yang ambil sendiri.]
Kemudian Meta mengirimkan foto-foto Tania di restoran tadi.
[Makasih infonya ya Meta.]
[Sama-sama Pak.]
Roni merasa emosi melihat foto Tania yang bergandengan tangan dengan Ferdi.
"Kenapa Pak?" tanya Edi, rekan sekantor Roni.
"Emang kenapa?" tanya Roni.
"Ih Bapak ini, ditanya kok balik nanya! Saya tanya kenapa kok wajah Bapak serius banget melihat layar hp! Ada berita apa?" tanya Edi lagi.
"Oh, nggak apa-apa. Lihat berita politi.!"
"Makanya saya malas baca atau nonton berita. Isinya politik semua, bikin pusing kita sebagai warga biasa. Mending berita olahraga." Edi menimpali.
Roni hanya tersenyum.
***
Sampai di rumah, ternyata Tania sudah pulang. Roni segera mencari Tania.
"Mana Mama, Al?" tanya Roni pada Alfi
"Mandi Pa?" jawab Alfi.
Roni ke kamar untuk berganti pakaian, ia mendengar suara getar hp. Ia mencari hp Tania yang ia simpan, ternyata tidak aktif. Getar hp masih tetap terdengar, Roni mencari ke arah sumber suara. Ternyata ada di tas Tania. Ia membuka tas dan terlihat ada hp baru.
"Ngapain buka-buka tas," seru Tania mengagetkan Roni.
"Tadi ada suara hp bergetar, Papa penasaran. Ternyata suaranya berasal dari tas Mama. Beli hp baru ya? Kenapa mesti disembunyikan? Takut ketahuan?" tanya Roni
"Sudah deh Pa, Mama lagi capek dan nggak mau ribu," jawab Tania.
"Siapa yang ngajak ribut? Papa cuma mau menunjukkan ini," kata Roni sambil memperlihatkan foto-foto Tania dan Ferdi di sebuah rumah makan.
Tania langsung pucat pasi. Dia ketakutan.
"Pasti itu fotonya rekayasa! Kurang kerjaan banget sih yang merekayasa foto itu!" kata Tania sambil berusaha menghilangkan rasa gugupnya.
"Oh rekayasa ya? Oke besok Papa ke restoran itu, meminta rekaman cctv, ada nggak Mama disitu. Kalau nggak ada berarti memang rekayasa," kata Roni dengan kesal dan berjalan keluar dari kamar.
Tania ketakutan mendengar kata-kata Roni. Ia berusaha menghubungi Ferdi, ternyata tidak aktif.
Roni berjalan menuju kamar Alfi.
"Eh ada tamu ya? Kapan datangnya Sa?" tanya Roni pada Elsa.
"Barusan Mas, ini disuruh mengantarkan makanan untuk anak-anak," kata Elsa sambil menunjukkan makanan di tangannya.
"Ooo... Nisa..!" panggil Roni.
"Nisa sedang ngambil piring di dapur Mas," kata Elsa.
"Kenapa sih Pa, kok teriak-teriak," sahut Nisa yang tiba-tiba muncul dengan membawa piring.
"Kirain kamu nggak tahu kalau ada Tante Elsa datang," kata Roni tersenyum
Elsa meletakkan makanan pada piring yang dibawa Nisa.
"Ini Mas dimakan! Mana Mbak Tania?" tanya Elsa.
"Makasih, ada di kamar. Ayo Alfi, Ambar ini makanan dari Nenek," kata Roni.
Mereka makan sambil bercanda dan tertawa. Tania keluar dari kamar.
"Sini Mbak ikut makan!" Elsa mengajak Tania makan.
"Iya Ma, ayo makan!" kata Alfi.
Tania ikut duduk bersama mereka. Elsa beranjak berdiri dan berjalan menuju ruang tamu.
"Kenapa Tante?" tanya Nisa.
"Kayaknya ada tamu, biar Tante bukain pintunya," kata Elsa sambil terus berjalan menuju pintu.
"Mas, ada tamu," kata Elsa
"Nyari siapa?"
"Nyari Mas Roni atau Mbak Tania."
"Oke, makasih ya?" kata Roni sambil berjalan menuju ruang tamu. Ia kaget bukan kepalang melihat siapa yang datang
"Eh ada tamu, dengan siapa Mbak?" tanya Roni.
"Sendirian Mas!" jawab wanita itu.
"Maaf Mas, kalau kedatangan saya disini mengganggu ketenangan keluarga Mas Roni," kata wanita itu lagi.
"Ada apa ya, Mbak Amira?" tanya Roni.
Ternyata yang datang adalah Amira istri dari Ferdi.
"Saya mau menunjukkan ini," kata Amira mengeluarkan amplop coklat dari dalam tasnya dan menyerahkan pada Roni.
Roni menerima amplop tersebut dan segera membukanya karena penasaran dengan isinya. Wajah Roni langsung pucat pasi dan emosinya mulai naik melihat isi amplop tersebut.
"Sebentar ya?" Kata Roni sambil berjalan menuju ke dalam.
"Anak-anak kalian ke kamar ya? Bawa makanan ke kamar. Mama dan Elsa ikut ke depan menemui tamu," kata Roni.
"Oke Pa!" kata Nisa. Nisa mengajak adik-adik nya ke kamar sambil membawa makanan.
Elsa dan Tania tampak bingung dengan permintaan Roni. Roni berjalan menuju ruang tamu, Elsa dan Tania mengikuti dari belakang.
Tania tampak terkejut melihat siapa yang datang, tapi berusaha menutupi keterkejutannya.
"Eh, Amira ya tamunya. Kirain siapa! Sama siapa kesininya?" tanya Tania basa basi.
"Sendirian," jawab Amira dengan ketus.
Tania langsung terdiam mendengar nada bicara Amira, ia duduk bersebelahan dengan Elsa.
"Ma, bisa jelaskan apa ini?" Tanya Roni dengan menunjukkan isi amplop coklat yang dibawa Amira tadi.
Ternyata amplop itu berisi foto-foto Tania dan Ferdi ketika berada di Jakarta. Tania langsung pucat pasi, Elsa nampak emosi melihat foto-foto tersebut. Elsa menatap Tania.
"Apa Mama juga mau bilang kalau foto-foto itu hasil rekayasa? Itu waktu Mama ke Jakarta kemarin kan?" tanya Roni.
Tania terdiam dan menunduk.
"Aku sudah mencurigaimu Tania. Waktu aku kesini tempo hari kamu bilang hanya berbalas pesan saja nggak ketemuan dengan Ferdi. Ternyata yang berhubungan dengan Ferdi itu Selly. Setelah aku melabrak Selly di restoran itu, mereka tidak berhubungan lagi. Ternyata Ferdi malah berhubungan denganmu," kata Amira
"Ketika aku tahu Ferdi disuruh ke Jakarta dan ternyata kamu juga di Jakarta, aku sudah menyuruh orang untuk mengikuti kalian. Ternyata kalian semakin menjadi-jadi. Kalian sudah melakukan perbuatan terlarang di hotel tempat Ferdi menginap. Jangan mengelak kamu! Apa yang kamu lakukan di kamar hotel berdua dengan Ferdi sampai jam dua belas malam? Apa cuma ngobrol saja?" Amira melanjutkan.
"Aku menyusul ke Jakarta, ternyata kamu sudah pulang ke sini," sambung Amira.
"Jadi benar Mama sudah melakukan dengan Ferdi? Pantas saja Mama sering mengigau menyebut nama Ferdi! Ternyata Mama masih terbayang melakukan zina dengan Ferdi. Jadi janji Mama pada Papa itu hanya pura-pura saja ya," kata Roni dengan marah.
Elsa ketakutan melihat kakak iparnya marah karena ia belum pernah melihat sebelumnya.
"Sabar Mas," kata Elsa.
"Ini siapa?" tanya Amira sambil menunjuk Elsa
"Saya adiknya Mbak Tania," jawab Elsa.
"Sepertinya kamu berbeda sekali dengan kakakmu ya? Jangan ikuti kelakuan kakakmu. Kamu sudah menikah?"
"Belum Mbak," jawab Elsa.
"Kalau menikah carilah laki-laki yang baik agamanya, jangan seperti Ferdi," kata Amira.
Elsa mengangguk. Tania masih terdiam.
"Aku tidak sepenuhnya menyalahkan Amira. Aku juga menyalahkan Ferdi yang tidak bisa menjaga mata dan hatinya. Aku sudah meminta Ferdi untuk menjauhi Tania dan ia menyanggupi. Kalau tidak memikirkan anak-anak, aku sudah bercerai dengannya. Aku minta tolong sama kamu Tania, putuskan semua komunikasi dengan Ferdi. Jangan pernah mencoba menghubungi Ferdi atau menerima Ferdi lagi. Kalau kamu tetap berhubungan dengannya, akan aku serahkan foto-foto ini pada atasanmu."
"Oke Mas, urusanku dengan Tania aku anggap sudah selesai. Aku pulang dulu ya Mas! Semoga ini tidak terjadi lagi."
"Iya Mbak Amira. Aku minta maaf atas perbuatan Tania," kata Roni.
Amira mengangguk dan keluar, Roni mengantar sampai pintu pagar. Roni masuk ke rumah lagi, Tania dan Elsa masih duduk di ruang tamu.
"Maaf Elsa, aku melibatkanmu dalam masalah ini. Aku nggak tahu lagi apa yang harus aku lakukan terhadap mbakmu ini. Ini sudah kesekian kali Tania melakukan kesalahan yang sama. Berkali-kali sudah aku maafkan, sampai beberapa kali hpnya aku sita. Ternyata malah membeli hp baru.”
"Iya Mas," jawab Elsa.
"Jangan ceritakan masalah ini dengan Ibu ya? Kasihan Ibu, nanti jadi beban pikiran nya?" pinta Roni.
Drtt...drtt Hp Elsa berbunyi, sebuah panggilan masuk.
"Assalamualaikum Bu," sapa Elsa.
"Dimana kamu Elsa, kok belum pulang?"
"Masih di rumah Mbak Tania."
"Apa ada masalah?" tanya ibu.
"Nggak kok Bu, keasyikan ngobrol jadi lupa waktu. Bentar lagi Elsa pulang."
"O ya udah kalau gak ada apa-apa. Ibu dari tadi kok perasaan nya nggak enak, takutnya kamu kenapa-napa," jawab ibu.
"Iya Bu, kami disini nggak ada apa-apa kok."
Elsa menutup telponnya.
"Kamu pulang nggak apa-apa kok Sa?" kata Roni.
"Ya udah, Elsa pulang dulu ya Mas, Mbak."
"Iya," kata Roni sambil mengantar Elsa keluar.
"Mas, selesaikan masalah dengan kepala dingin ya? Jangan emosi. Jangan sampai anak-anak tahu, kasihan mereka kalau mendengar atau melihat orang tuanya bertengkar," kata Elsa.
"Iya, makasih ya?" kata Roni.
Elsa mengangguk.
"Sekarang apa maunya Mama!" Kata Roni ketika mereka berdua ada di kamar.
Tania diam
Drtt...drtt
Hp baru Tania berbunyi. Tania tidak berani mengangkat.
Drtt..drtt
"Halo," kata Roni mengambil hp Tania.
Ternyata panggilan langsung diputuskan. Roni mengecek hp Tania, ternyata hanya ada satu nomor itu saja.
"Jadi nomor hp ini hanya satu orang yang tahu ya?" kata Roni sambil mengeluarkan simcard dari hp Tania.
