Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Membayar Tanpa Berkedip

"Ada, ini adalah ponsel keluaran terbaru dan juga tercanggih, dan hanya ada satu-satunya di toko ini!" kata Nova seraya menunjuk sebuah ponsel.

"Boleh aku melihat dan memeriksanya dulu?" tanya Sean ketika melihat Nova tak bergerak ketika mengatakan hal tersebut.

"Maaf, Sean. Ponsel ini hanya satu-satunya dan termahal, jadi aku tidak bisa membiarkanmu memeriksanya. Jika ponsel itu rusak, siapa yang akan bertanggung jawab?" kata Nova. 

Mengetahui keadaan ekonomi Sean selama ini, serta melihat penampilannya saat itu, dia memiliki keyakinan bahwa Sean tentu tidak akan sanggup membeli ponsel itu.

Bahkan, karena Nova mengatakan hal itu dengan suara cukup keras, beberapa pengunjung dan pelayan lain dengan segera menatap ke arah mereka.

"Kak Sean. Bagaimana kalau kita beli ponselnya di toko lain saja?" 

Sheryl yang merasa risih dan malu karena mendapat tatapan beberapa pengunjung dan pelayan dengan segera mengajak Sean untuk mencari toko lain.

Sean telah dipandang rendah selama hidupnya, karena itu dia juga sudah kebal dengan tatapan hinaan dan cemoohan orang kepadanya. Namun kali ini dia cukup tersinggung, karena tahu Nova sedang menghina dirinya dan saat itu ada Sheryl, Sean tidak ingin Sheryl merasakan hal yang sama seperti yang dia rasakan selama ini.

"Kalau begitu katakan harganya! Aku akan membelinya tanpa perlu melihat dan memeriksa terlebih dahulu," kata Sean dengan tegas.

"Baiklah kalau kamu memaksa, Ponsel ini berharga 1,2 juta dolar. Apakah kamu masih yakin akan sanggup membelinya?" kata Nova, wajahnya dipenuhi raut cemoohan.

"Dasar anak muda jaman sekarang, ingin pamer di depan pacar tapi tidak melihat dirinya di depan cermin…."

Beberapa orang terdengar langsung mencemooh Sean. Bahkan ada diantara mereka yang menganggap Sean anak muda bodoh yang hanya ingin pamer di depan seorang wanita. Mereka tentu tidak tahu, bahwa Sheryl merupakan adik sepupunya Sean.

"Baiklah, aku akan membayarnya. Berikan aku alat pemindai pembayaran," kata Sean dengan tanpa ragu sedikitpun.

"Benar-benar anak muda bodoh. Apakah dia tidak tahu berapa itu 1,2 juta dolar?" Terdengar kembali seorang pengunjung berkomentar dengan nada penuh cemoohan.

"Apakah kamu yakin, Sean? Aku peringatkan, 1,2 juta dolar itu uang yang banyak. Bahkan jika pun kamu harus menjual salah satu ginjalmu, kamu tidak akan mendapatkan uang sebanyak itu," kata Nova tanpa bergerak sedikitpun untuk mengambil alat pemindai pembayaran.

"Kamu akan tahu jika kamu sudah memberikan pemindai pembayaran!" Sean yang mulai jengkel dengan segera berkata dengan nada cukup tinggi.

"Ha ha ha…. Baiklah, baiklah kalau kamu memaksa, namun jika gagal jangan salahkan aku karena tidak pernah mengingatkanmu terlebih dahulu," Nova berkata seraya tertawa dan meletakan alat pemindai pembayaran di depan Sean.

Sean tidak berbicara apapun, dia dengan segera membuka aplikasi pembayaran di ponselnya kemudian meletakkannya pada pemindai.

Melihat ponsel Sean, beberapa orang yang terus memperhatikannya tampak tidak tahan untuk berkomentar dan bahkan tertawa, ketika melihat ponsel Sean yang sudah sangat ketinggalan jaman dan terlihat buruk.

Begitupun dengan Sheryl, meski dia mendengar bahwa Sean telah bekerja di sebuah hotel di Mountain City. Namun Sheryl tentu tidak bodoh, dia tahu berapa banyak uang 1,2 juta dolar itu. Karena hal tersebut, wajah Sheryl pun tampak pucat, dia tidak ingin Sean menjadi bahan tertawaan karena tidak sanggup membayar.

TING!

Transaksi sebesar 1,2 juta dolar berhasil dilakukan!

Semua orang ternganga ketika mendengar suara mesin pemindai yang diikuti derit suara mesin pencetak faktur. Begitupun dengan Nova dan Sheryl tentunya.

"Dia berhasil membayarnya!"

"Bagaimana mungkin!"

Beberapa orang masih tidak percaya, pemuda dengan pakaian sedikit lusuh itu ternyata mampu mengeluarkan uang sebanyak 1,2 juta dolar dari ponselnya yang buruk dan bahkan tanpa berkedip sedikitpun.

"Sean, darimana kamu mendapatkan  uang sebanyak itu, kamu tidak melakukan pekerjaan yang melanggar hukum bukan?" 

Nova yang segera sadar dengan cepat bertanya. Dia tahu keadaan ekonomi Sean selama ini, karena itu dia beranggapan bahwa Sean telah melakukan pekerjaan yang melanggar hukum. 1,2 juta dolar itu sangat banyak, namun Sean dapat dengan mudah mengeluarkannya. Jika tidak merampok, lalu pekerjaan apa yang cepat menghasilkan uang sebanyak itu.

"Kamu tidak perlu tahu dan tidak harus tahu, sekarang aku ingin memeriksa ponselku," kata Sean dengan acuh.

"B-baiklah, ponsel ini sekarang sudah menjadi milikmu. Silahkan!" Nova berkata dengan sedikit gelapan dan langsung menyerahkan ponsel yang telah di bayat Sean.

Setelah mengutak atiknya sebentar, Sean meminta Nova untuk memanggil teknisi dan mengatakan ingin menyalin semua data di ponselnya.

Nova tidak lagi mampu berkata apapun sekarang, dia bahkan dengan cepat menuruti permintaan Sean tersebut.

Begitupun dengan orang-orang yang sejak tadi melihat dan bahkan ikut mencemooh. Satu persatu mereka pergi dengan perasaan malu, mereka menyadari bahwa Sean sepertinya tidak semiskin penampilannya. 

"Sheryl, ponsel yang seperti tadi hanya ada satu di toko ini. Jika kamu ingin ponsel yang sama seperti yang Kak Sean beli tadi, kita akan mencarinya di toko lain. Namun jika tidak, kamu boleh memilih salah satu ponsel yang kamu sukai di toko ini," ucap Sean seraya menatap Sheryl yang masih tertegun, dia masih tidak percaya Sean akan mampu membayar ponsel tadi.

"Tidak! Aku tidak perlu ponsel seperti yang Kak Sean beli, lagi pula ponselku masih bagus, Kak Sean tidak perlu membelikannya untukku," kata Sheryl.

Sheryl tahu Sean baru mengeluarkan uang yang sangat banyak, Sheryl pun menganggap bahwa Sean hanya memiliki sedikit uang lagi di rekeningnya. Dia memang sangat ingin mengganti ponselnya yang juga kondisinya sudah hampir mirip dengan ponsel milik Sean tadi, namun dia juga tidak ingin membuat Sean menghabiskan uangnya hanya untuk dua buah ponsel.

Sean hanya tersenyum mendengar ucapan Sheryl itu, dia tentu tahu maksud dari perkataan gadis yang sejak kecil selalu bersamanya itu.

"Nova, tolong kamu pilihkan ponsel yang cocok untuk adikku!" Sean berkata seraya menatap Nova yang tampak masih sedikit tertegun.

Kali ini sepertinya Nova benar-benar sudah terpukul, karena itu dengan segera dia memilih salah satu ponsel dan memberikannya kepada Sean.

"Aku rasa ponsel ini cocok untuk gadis seperti adikmu."

Bersamaan dengan itu, teknisi yang mendapat tugas menyalin semua data dari ponsel lama datang dan langsung memberikan kedua ponsel milik Sean.

"Kalau begitu aku ambil juga yang ini," Sean berkata seraya membuka aplikasi pembayaran pada ponsel barunya.

Setelah didekatkan dengan alat pemindai pembayaran. Transaksi sebesar 200 ribu dolar terdengar berhasil dilakukan.

"Ini ponselmu! Apakah kamu juga ingin menyalin data lama dari ponselmu?" Kata Sean seraya menyerahkan ponsel baru kepada Sheryl.

"Tidak, tidak perlu, Kak. Tidak banyak data di ponselku, jadi aku bisa menyalin sendiri dengan cara manual di rumah," jawab Sheryl seraya menerima ponsel barunya.

Saat itu, Sheryl tidak tahu harus sedih atau bahagia. Sebagai gadis muda, dia tentu mendambakan ponsel baru seperti yang sudah dalam genggamannya, namun disisi lain, dia juga tahu bagaimana keadaan ekonomi Sean. Jika saja Sheryl tahu ada banyak uang di rekening Sean, dia tidak mungkin memiliki perasaan seperti itu. Bahkan bukan tidak mungkin, dia juga akan menginginkan ponsel seperti yang baru saja dibeli Sean.

Setelah merasa cukup, Sean dan Sheryl melanjutkan perjalanannya ke toko pakaian, diiringi tatapan yang sulit ditebak dari Nova. Sepertinya gadis itu masih tidak percaya, Sean yang miskin akan mampu mengeluarkan uang sebanyak 1,4 juta untuk membeli dua ponsel sekaligus. Jumlah uang yang tidak akan mampu dia kumpulkan dalam tiga atau bahkan lima tahun jika mengandalkan gajinya di tempat itu.

"Sial! Mengapa aku sampai lupa untuk meminta nomor ponselnya!" 

Saat Nova sadar, Sean dan Sheryl telah menghilang dari pandangannya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel