4. Kepercayaan yang berbeda
"Saya tidak mementingkan kriteria dalam memilih pasangan tuan. Cukup jika hati ini tergerak untuknya maka InsyaAllah saya menerima maksud baik dari seseorang yang nantinya datang mengkhitba." jelas Azqila
"Aku ingin mengenal nona lebih dalam lagi" kesungguhan Adhulpus
"Saya tidak bisa melanggar aturan dalam agama saya tuan. Jika tuan berkenan silahkan mencari arti dari surah Al-Baqarah ayat 221 dan tuan akan mendapat jawabannya." jelas Azqila ingin menolak secara halus
"Baik, demi nona saya akan mencari tahunya."
Setelah pertemuan mereka Adhulpus dan Brayen kembali ke hotel.
"Al-Qur'an surat Al---," ucapan Adhulpus terhenti
"Sedang apa bro?" tanya Brayen
"Al apa ya?" lupanya
"Kamu jangan mengganggu konsentrasi ku dulu!" usir Adhulpus
"Apa yang kamu cari bro, sedari tadi aku perhatikan sibuk mengetik!" ucap Brayen, walaupun Adhulpus adalah CEO nya tapi jika diluar jam pekerjaannya mereka adalah sahabat, jadi bebas menggunakan bahasa informal.
"Aku sedang mencari salah satu arti surah dalam kitab suci agama islam, tapi aku lupa namanya" mengingat-ingat kembali
"Al-Baqarah! Iya, Al-Baqarah, aku sudah mengingatnya." bahagia CEO tampan itu
"Wah, aku tidak menyangka kamu seserius ini padanya!" ucap Brayen
"Jangan terlalu menyukainya!" lanjut sang asisten
"Surat Al-Baqarah ayat 221." ucap Adhulpus, ketiknya tanpa memperdulikan ocehan sahabatnya itu.
"Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik, sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik dari pada perempuan musyrik meskipun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu nikahkan orang (laki-laki) musyrik (dengan perempuan yang beriman) sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik dari laki-laki musyrik meskipun dia menarik hatimu."
"Apa maksud ayat ini?" ucap Adhulpus
"Coba bacakan!" penasaran Brayen dan sahabatnya itu membacakan arti dari surah Al-Baqarah ayat 221 itu.
"Aku juga tidak mengerti, tapi laki-laki yang dimaksud dalam surah itu mungkin kita bro, dan jika ingin menikahi wanita muslim harus memiliki keyakinan atau agama yang sama dengan mereka." pendapat Brayen yang tepat
"Berarti dia akan menerimaku jika keyakinan kami sama?" tanya CEO mudanya
"Aku rasa kamu lebih baik tanyakan itu padanya." takut salah jawab
"Iya, alangkah lebih baik menanyakan itu kepadanya." lemas Adhulpus
"Tapi apa kamu yakin ingin mengikuti kepercayaan wanita muslim itu jika dia menerima lamaranmu?"
Tuan CEO muda itu hanya terdiam dan seperti memikirkan sesuatu.
"Oh shit, .Aku lupa!" menyesalnya
"Bahkan nomor ponselnya aku tidak memilikinya!" lanjut Adhulpus
"Dasar ceroboh, sudah dua kali kalian bertemu tapi nomor ponselnya saja kamu lupa memintanya!"
"Aku akan kembali ketempat itu!"
"Apa kamu tidak waras, belum tentu dia datang kembali kesana dan Hagia Sophia sangat luas!" Brayen mengingatkan
"Jadi aku harus bagaimana, dua hari lagi kita kembali ke Jerman." kecewa pria tampan itu
"Besok kita kesana!" ucap Brayen
"Terimakasih bro,"
"Sama-sama bro,"
Keesokan harinya
Dua pemuda tampan itu kini berdiri didepan Hagia Sophia terdengar lantunan merdu suara adzan yang berkumandang membuat mereka terpaku. Seseorang menghampiri mereka mengucapkan salam dan membuat kedua cogan itu kaget dan berbalik badan kearah suara itu.
"Apa yang kalian tunggu anak muda, ayo masuk sudah waktunya sholat!"
"Maaf paman kami non muslim," ucap Adhulpus sedang sahabatnya memberi jawaban dengan bahasa tubuh
"Apa kalian hanya ingin melihat keindahan bangunan Hagia Sophia?"
Mereka berdua hanya tersenyum dan membungkuk tanda hormat dan pamit untuk pergi
"Jika kalian berjodoh pasti akan bertemu nantinya!" ucap Brayen yang saat ini mereka sudah kembali ke hotel
Di dalam kamarnya Adhulpus yang saat ini berbaring tapi pikirannya tak henti membayangkan sosok wanita anggun yang menyita perhatiannya.
"Mengapa bayanganmu tak hilang dari pikiran dan hatiku Azqila!" ucap Adhulpus
"Kamu tidak ada didepan mataku, tapi hanya kamu yang selalu ada dalam pandangan ku!"
"Tinggal satu hari, dan besok adalah kesempatan terakhirku untuk bertemu denganmu lagi, jika takdir tidak mempertemukan kita besok, entah kapan lagi kita bisa bertemu!" jelasnya dan terlelap
Selama dua hari terakhir Adhulpus dan Brayen disibukkan dengan urusan pekerjaan, bertemu dengan para klien, tapi dua pria tampan itu masih menyempatkan diri mereka mencari wanita yang membuat Adhulpus tak fokus menjalani hari-harinya selalu terbayang akan Azqila wanita Turki blasteran Kazakhstan itu, sebelum mereka kembali ke Jerman.
"Apa yang akan kamu lakukan hari ini?" tanya Brayen pada sahabatnya itu
"Pagi ini aku akan ke Istinye Park karena disana tempat pertemuanku yang pertama kalinya dengan Azqila, dan siangnya ke Hagia Sophia." jelas pria tampan itu
"Karena pagi ini aku harus menggantikanmu bro menemui klien, jadi aku tidak bisa ikut denganmu tapi aku akan menyusul nanti ke Hagia Sophia!" jelas Brayen
"Ok, kamu hati-hati!" ucap Adhulpus pada asisten pribadinya itu yang menggantikan tugasnya bertemu rekan kerjanya, sedang ia hari ini ingin mencari seseorang yang telah mencuri sesuatu paling berharga miliknya, hingga tidur dan makan tak enak jadinya.
Setibanya di Istinye Park pria tampan yang merupakan CEO muda itu, sibuk memperhatikan keramaian mencari seseorang tapi dengan kecewa ia harus ketempat tujuan yang kedua karena waktu yang seolah terasa cepat berlalu, tapi yang dicari tak kunjung terlihat.
Hagia Sophia bangunan indah yang kini berada dihadapan seorang pemuda non muslim dan kembali ia dikagetkan oleh kedatangan paman yang sama pada waktu itu. Pria berusia yang ramah menepuk pundak Adhulpus membuat pria tampan itu kaget
"Kamu kembali lagi nak?"
"Sebenarnya apa yang sedang kamu cari disini?" tanya paman itu
"Maaf paman, saya sedang mencari seseorang!" ucapnya dengan senyum malu
"Siapa dia?"
"Apa seorang wanita?" tebaknya
"Dari mana paman tau jika saya mencari seorang wanita?"
"Aku sudah dua kali melihatmu datang kesini anak muda, jika bukan karena wanita lalu apa lagi yang membuat pria tampan sepertimu datang kesini?" goda paman itu
"Rupanya paman pandai menilai!" senyum malu Adhulpus
"Tentu saja aku mengetahuinya nak, pria setampan dirimu ternyata dibuat bingung oleh seorang wanita!" candaan paman itu
"Apa paman melihat wanita yang saat itu sedang berbicara denganku?" penuh harapan Adhulpus
"Tentu aku melihatnya."
"Apa paman tau siapa wanita itu?'
"Maaf nak, aku tidak mengetahuinya tapi jika kalian berjodoh pasti takdir mempertemukan di waktu yang tepat InsyaAllah."
"Terimakasih paman," membungkuk tanda hormat dan pamit untuk pulang karena sudah hampir enam jam Adhulpus berada ditempat itu. Gelap kini semakin menyelimuti Bumi menandakan akan berakhirnya hari ini dan bersiap menyambut hari esok.
"Sabar, mungkin belum waktunya kalian kembali bertemu." ucap Brayen yang baru datang, karena melihat kegalauan pada sahabatnya itu sedang orang yang dicari sedang rebahan di kamarnya membaca novel tentang kisah cinta islami.
"Kemana lagi aku harus mencarinya?" kecewa Adhulpus
"Fotonya saja aku tidak punya, bagaimana bisa menemukannya hanya berdasarkan nama?" batin CEO tampan itu
