Bab 5. Berjanji Untuk Berubah
“Raut wajah memang bisa saja Kakak sembunyikan, namun tidak dengan hati dan sikap. Perubahan sikap Kakak begitu terlihat jelas, saat Kakak kenal dengan Kak Fauzana. Namun sepertinya akan sulit mendapatkan hati Kak Fauzana, jujur saja Kakak bukan tipe cowok yang ia ingini.” tutur Anisa yang sebenarnya amat berharap Kakaknya itu jadian dengan Fauzana dan menjadikan Fauzana sebagai pendamping hidupnya kelak, namun karena perbedaan sikap yang begitu mencolok membuat Anisa pesimis kalau Kakaknya itu akan mampu merebut hati Fauzana.
“Memangnya bagaimana tipe cowok yang diingini Fauzana?” tanya Doddy ingin tahu lebih banyak akan diri Fauzana itu dari adiknya.
“Sosok pria yang sholeh, taat pada ajaran agama. Selalu mengerjakan sholat lima waktu, serta rajin menjalankan ibadah lainnya seperti halnya puasa yang sebentar lagi akan dilaksanakan umat muslim pada umumnya.” Anisa hentikan bicaranya tarikan nafasnya terdengar jelas mengambarkan kekecewaan, kalau tak satu pun hal yang ia katakan itu dijumpai dalam diri Kakaknya.
Doddy kakak kandung satu-satunya itu adalah sosok yang bandel, tak pernah menuruti dan mendengar nasehat kedua orang tua apalagi mendengar kata-katanya. Setiap malam ia selalu keluyuran nggak jelas bersama teman-teman, pulang hingga larut malam bahkan subuh. Jangankan menjalankan semua ibadah yang dituntun dalam agama, sholat pun tak pernah ia kerjakan.
Begitu pula dengan berpuasa, kakaknya yang amat ia sayangi dan hormati itu sejak kehidupan mereka jauh lebih baik justru kakaknya semakin jauh dari zat penciptanya. Ramadan demi ramadan ia lalui hanya dengan berpuasa diawal dan hari terakhirnya saja, itu pun entah sah atau tidak soalnya pada malam bulan ramadan pun jangankan ikut sholat tarawih ia tetap saja melakukan kebiasaannya keluyuran nggak jelas bahkan minum-minuman keras.
Sesaat Doddy melihat dari kelopak mata adiknya kandungnya itu, menetes air bening membasahi kedua pipinya Doddy pun menjadi semakin bingung karena tiba-tiba saja Anisa menangis.
“Anisa, kenapa tiba-tiba kamu menangis? Perasaan nggak ada tuh kata-kata ku yang menyakiti hatimu, ada apa?” Anisa menyeka air mata di pipinya dengan kedua telapak tangannya.
“Aku sayang sama Kakak, aku nggak ingin kakak terus-terusan seperti ini. Bagaimana Kakak akan bisa mendapatkan hati Kak Fauzana, jika diri Kak Doddy nggak pernah mau berubah.” tutur Anisa yang kembali tak mampu membendung air matanya, Doddy nampak termenung memikirkan apa yang barusan diucapkan adiknya itu.
Doddy seketika ulurkan tangan membelai rambut adiknya dengan lembut.
“Anisa, maafkan Kakak ya? Kakak janji mulai hari ini akan berusaha merubah kebiasaan hidup Kakak, aku akan tunjukan padamu kalau aku mampu menjadi sosok pria yang Fauzana inginkan. Mulai ramadan ini aku akan berpuasa sebulan penuh, menjalankan sholat lima waktu dan berusaha juga untuk ikut tarawih seperti yang lainnya.” Doddy berjanji, satu tangannya masih membelai rambut dan satu tangannya lagi menyeka air mata yang jatuh membasahi kedua pipi adiknya itu.
****
Kabupaten Pasaman Barat, salah satu kabupaten termuda di Provinsi Sumatera Barat, sejak dilakukannya pemekaran wilayah 17 tahun yang lalu. Selain pegawai negeri sipil, pegawai swasta, pedagang serta nelayan, mata pencaharian warga di kabupaten itu umumnya bertani, salah satunya petani perkebunan kelapa sawit.
Adat istiadat dan tradisi daerah masih sangat kental, meskipun semakin hari semakin tergerus oleh kemajuan dan perkembangan teknologi jaman yang berkembang dengan pesat, salah satu tradisi yang masih lekat dikalangan masyarakatnya adalah Balimau, tradisi balimau itu salah satu kegiatan dalam rangka menyambut datangnya bulan suci ramadan.
Pengertian Balimau itu sendiri adalah tradisi mandi menggunakan jeruk nipis yang berkembang di kalangan masyarakat Minangkabau, yang biasanya dilakukan pada kawasan tertentu yang memiliki aliran sungai dan tempat pemandian, tradisi ini diwariskan secara turun-temurun dan dipercaya telah berlangsung selama berabad-abad.
Doddy dan keluarganya menyambut ramadan kali ini, tidak berpergian ke suatu tempat yang mana di sana terdapat aliran sungai atau pemandian yang kerap dikunjungi para warga sehari menjelang masuknya bulan suci ramadan. Karena memang ramadan tahun ini masih dalam suasana pandemi, di samping itu juga pemerintah daerah mengeluarkan peraturan yang membatasi para pengujung tempat-tempat yang biasa digunakan masyarakat untuk melaksanakan tradisi balimau.
Tradisi balimau bisa juga dilakukan di rumah masing-masing, yang penting niat balimau itu sendiri terlaksana dengan baik, yaitu mensucikan diri dan memohon kepada Allah SWT. Agar diberi kemudahan dan kesehatan dalam menjalankan ibadah puasa hingga meraih hari kemenangan.
*******
Sore itu setelah Doddy melaksanakan balimau di kamar mandinya, ia pun menemani Bu Hasnah pergi ke suatu tempat yang terletak di Ibu Kota Kabupaten, di sana terdapat para pedagang daging sapi yang berjejer di tenda-tenda yang telah disediakan, hal itu merupakan salah satu tradisi setiap tahunnya yang diadakan masyarakat Kabupaten Pasaman Barat sehari sebelum masuknya bulan suci ramadan, setelah membeli beberapa kilo gram daging Doddy dan Bu Hasnah pun kembali ke rumah.
“Mau dibikin apa Bu daging-daging ini?” tanya Doddy yang saat itu ikut nimbrung di dapur bersama Ibunya dan Anisa.
“Sebagian akan Ibu buat rendang, sebagian lagi dendeng. Ibu akan masak spesial banget hari ini, karena putra Ibu yang tampan ini mau berpuasa sebulan penuh. Bukan begitu Anisa?” jawab Bu Hasnah sembari kedipkan mata pada Anisa, seolah-olah ia tengah mencandai putranya itu.
“Ya Bu, Kak Doddy kan tengah berjuang untuk mendapatkan cinta.” Bu Hasnah terkejut dan tampak melongo mendengar apa yang dikatakan Anisa barusan.
“Hus, kamu ngomong apa Anisa? Jangan dengerin dia Bu, Anisa hanya becanda.” Doddy memplototin adiknya itu, sementara Anisa hanya tertawa kecil.
“Cintanya siapa sih yang tengah kamu perjuangkan Nak?” Bu Hasnah mengarahkan pandangannya pada Doddy,
“Tuh kan, Ibu jadi bertanya begitu. Nggak ada Bu, itu pandai-pandainya Anisa aja bicara. Kamu tuh cerewet ya?!” Doddy menjewer telinga Anisa, lalu ia pun pergi meninggalkan ruangan dapur itu.
Sepeninggalnya Doddy, Bu Hasnah yang masih penasaran nampak berusaha mengorek keterangan yang sebenarnya dari Anisa yang saat itu masih membantunya memasak di dapur untuk keperluan makan sahur keluarga dini hari nanti.
“Kemarin kamu nggak bilang sama Ibu, kalau Kakak mu itu akan penuhi puasanya bulan ini karena mengejar cinta seseorang. Emangnya Kakak mu itu mengejar cintanya siapa sih?” tanya Bu Hasnah, Anisa pun tersenyum.
“Kak Fauzana Bu, tapi Ibu jangan bilang-bilang Kak Doddy ya? Ibu cukup memberikan semangat, agar kak Doddy benar-benar bisa merubah gaya hidupnya selama ini dan puasa tahun ini bisa ia jalankan sebulan penuh.” Tutur dan pinta Anisa setengah berbisik.
