Iseng Menginap di Apartemen Wulan
Demi mencari tahu siapa identitas Wulan yang sebenarnya, Gita berusaha sebisa mungkin, mendekati Wulan.
"Wulan, maaf ya kalau selama ini aku ada salah sama kamu. Jujur aku nggak punya teman selain berteman sama kamu, dan juga Hana." ucap Gita, pura-pura merendah.
"Iya aku juga ya." ungkap Wulan balik, menimpali kata-kata Gita.
"Sebenarnya dari kemarin aku pengen ketemu sama kamu. Ya kepingin ngomong ini. Aku mau kita temanan lagi, seperti dulu, bertiga. Aku, kamu, dan Hana." sebut Gita.
"Jujur, aku sendiri nggak tahu, kemarin kemarinnya kenapa kamu tiba-tiba seperti berbeda aja sikap kamu ke aku. Jadi ya sudah, mungkin kehadiran aku nggak diinginkan. Jadi, aku sadar diri aja. Lebih baik menghindar." aku Wulan panjang lebar ke Gita.
"Ya sudah, deal. Mulai sekarang nggak ada yang boleh musuhan diantara kita." kata Hana yang tiba-tiba datang, dan ikut nimbrung dalam perbincangan antara Gita dan Wulan.
"Buat ngerayain. Aku traktir bakso di kantin yuk," ajak Hana.
"Eh ulang tahun kan ya Hana," kata Wulan.
Hana pun bersyukur, ternyata Wulan masih mengingat hari ulang tahun Hana.
"Hmm....kalau begitu aku saja yang traktir baksonya. Hitung-hitung hadiah tak terduga dari aku." kata Wulan penuh semangat.
Tak lama, Wulan minta mereka bertiga bergandengan tangan. Mengikrarkan diri bertiga, bahwa mereka akan selalu sahabatan, apapun yang terjadi.
"Satu lagi. Untuk merayakan pertemanan dan sekaligus persahabatan kita. Kita rayain yuk, di apartemen aku," ajak Wulan.
"YESS! Masuk Pak Eko. Akhirnya dia mengajak ke apartemennya," pekik Gita, spontan, dalam hati.
Tanpa ragu, Hana dan Gita pun setuju dengan ajakan Wulan.
***
Pulang dari sekolah. Gita langsung minta izin mamanya, mau tidur di apartemen Wulan.
Karena mamanya tahu bahwa Wulan itu teman dekat Gita. Akhirnya Mama Gita pun memberi izin ke anak gadisnya itu.
"Berapa hari disana?" tanya mamanya.
"Sebulan Ma." jawab Gita penuh canda.
"Hmmm. Nggak boleh. Nanti kalau Mama rindu, terus kawan Mama di rumah nggak ada.'' protes Irma pada anak gadis semata wayangnya itu.
"Hahahahaha. Ya nggaklah Ma. Masa iya sebulan. Besok kan Sabtu-Minggu. Senin balik Ma. Kemungkinan aku berangkat ke sekolahnya sekalian aja hari Senin, dari apartemen Wulan," jelas Gita memberi penjelasan ke mamanya itu.
"Apa? Sabtu-Minggu? Seriusan dua hari?" tanya mamanya Gita heran.
"Bertiga kami Ma, sama Hana juga. Izin ya Ma. Boleh ya Ma. Mama aku yang cantik ini kan baik hati. Sesekali boleh ya Ma." kata Gita mendesak mamanya supaya memberi izin pada Gita.
"Hmm. Ya sudah. Kali ini saja ya,'' tegas Mamanya serius.
"Iya Mama cantik," jawab Gita berusaha meyakinkan mamanya.
"Kalau ada maunya saja, kita dibilang cantik," protes mamanya Gita bersungut-sungut.
Bahkan, sebenarnya dia nggak ingin melepas anak gadisnya itu tidur di rumah temannya, meski dia tahu sendiri, bahwa Hana, Gita dan Wulan adalah tiga sahabatan.
***
Wulan berjanji akan menjemput Gita dulu di rumahnya. Hana, sudah dijemput Wulan duluan.
"Git, aku sama Hana sudah mau sampai ke rumah kamu. Kamu sudah ready kan ya. Kalau aku datang tinggal on the way," kata Wulan lewat chat pribadinya.
"Oke sip. Aku sudah stay dari tadi. Ini aku lagi ngobrol sama mama aku di teras depan rumah, sambil menunggu kamu datang," jelas Gita penuh semangat, sore itu.
"Oke," jawab Wulan. Namun, seketika dilihatnya mobil jazz Wulan sudah berada di hadapannya.
Melihat mobil Wulan sudah di hadapannya, Gita bangkit dari kursi duduknya itu, lalu pamitan ke mamanya.
Dipeluk dan dikecupnya punggung tangan perempuan usia empat puluhan itu, lalu dia buru-buru masuk ke mobil Wulan.
Gita membatin dalam hati. Mobil Wulan ganti lagi? Bukannya kemarin, dilihatnya waktu ke sekolah, Wulan naik mobil HRV?
Rasa penasaran Gita akan identitas Wulan yang sebenarnya, kian memuncak.
"Dia ini anak pejabat atau pengusaha. Tajir banget sih, orang tua Wulan, pakai mobil ganti-ganti," gerutu Gita dalam hati.
***
Tak lama, mereka bertiga sampai di apartemen Wulan.
"Wow. Amazing!" celetuk Hana saat pertama masuk ke apartemen Wulan.
"Kamu tinggal disini sendiri ya Wulan?" tanya Hana penuh selidik.
"Nggak takut?" cerocos Hana lagi.
"Woi Hana! Kamu wartawan ya, nanyak-nanyak melulu sama Wulan. Kepo amat! seloroh Gita.
Padahal, di sisi lain, Gita merasa senang karena dibalik semua itu, pelan-pelan Hana sudah membantu Gita menyelesaikan misinya.
"Hahahaha. Apaan sih. Kan nanyak boleh ya Wulan?!" kata Hana ingin mempertegasnya.
"Ya aku sendiri," jawab Wulan.
"Orang tua kamu?!" tanya Hana lagi, penasaran.
"Ih mau tahu aja, dia ini." masih kata Gita pura-pura membela Wulan, agar Hana tak terus-terusan bertanya soal keberadaan orang tua Wulan.
"Mereka di luar negeri. Paling balik ke Indonesia, sebulan sekali kalau pas lagi rindu sama anaknya. Aku!" jelas Wulan pada Hana.
Wulan pun menjamu kedua temannya itu, dengan makanan yang enak-enak. Semua persediaan makanan yang ada di kulkas dia keluarkan.
"Makan ya, buah-buahannya," pinta Wulan pada kedua sahabatnya itu.
"Wuih seger ini," celetuk Hana melotot ke arah buah-buahan yang disodorkan Wulan di atas meja makan.
Gita menilai, apartemen Wulan, cukup mewah. Kulkasnya full berisi makanan dan buah-buahan mahal.
"Orang tua kamu pasti tajir melintir ya, Wulan. Karena kamu bisa tinggal di apartemen seperti ini." ucap Hana sembari memeriksa apartemen Wulan.
Lagi-lagi, Hana masih kepo soal kehidupan Wulan.
Detik demi detik, Gita menunggu jawaban dari Wulan. Apa jawab Wulan?
Dia nggak menjelaskan keadaan orang tuanya seperti apa. Tetapi, malah tertawa lepas saat mendapat pertanyaan dari Hana.
Gita pura-pura menyanjung Wulan.
"Bisa diam nggak sih! Sejak tadi nanyak-nanyak terus sudah seperti wartawan CNN aja dia ini!" protes Gita.
"Hahahahaha!" Wulan tertawa lepas.
"Apaan CNN?" tanya Hana lugu.
"Ya Allah! CNN nggak tahu?! Kebangetan dia ini." kata Gita nyinyir.
"Ya kan aku bertanya, Nona Gita. Bukankah malu bertanya, bisa sesat di jalan, kalau mau ke apartemen Wulan."
"CNN itu, singkatan dari, cuma nanyak-nanyak! Dasar katrok!" jelas Gita masih nyinyir lagi, ke Hana.
"Sudah.....sudah. Kalian lapar nggak? Kita on the way makan di luar saja yuk," ajak Wulan penuh semangat.
"Masalahnya aku sendiri juga belum makan nasi, dari pagi. Berangkat sekolah juga nggak biasa sarapan." sebut Wulan pada kedua temannya itu, Hana dan Gita.
Hana dan Gita hanya mengangkat kedua bahunya.
"Ya sudah yuk kita keluar saja. Makan ayam goreng KFC!" ajak Wulan membujuk Hana dan Gita.
"Mau.....pakai banget!" sahut Hana kegirangan.
Ketiganya pun on the way menuju KFC.
Gita masih termenung lagi mengamati kehidupan Wulan yang serba wah ini. Mobil dua, jazz dan HRV.
"Pasti akan aku bongkar, Wulan, siapa identitas kamu yang sebenarnya!" kata Gita dalam hati, mengancam Wulan.(***)
