BAB 7
Penjual nasi goreng mendekat dan menyerahkan nasi goreng pesanan Anwar lalu duduk dikursi sebelahnya. Hujan rintik-rintik yang mengguyur kota itu, menyebabkan beberapa pedagang lebih banyak bengong daripada melayani, Makanya penjual gorengan dan nasi goreng bisa duduk santai. Karena dagangan sepi Anwar pun mulai menikmati nasi goreng tersebut.
“Apa mungkin semua penghuni kos memang begitu? Perasaan mereka itu kan masih pada single?” Tanya Anwar yang memang tidak memahami kehidupan di kota besar seperti apa.
“Yah, kamu thu lugu banget. Di kota besar itu kebanyakan penduduknya ya kayak gitu. Apalagi ceweknya. Nanti kamu juga lama-lama bakalan ngerti sendiri/ Ibarat kata nih, kehilangan mahkota sebelum nikah itu merupakan hal yang wajar” ucap penjual nasi goreng.
“Yang bener, bang?” Tanya Anwar dengan wajah cukup terkejut mendengar ucapan pria disebelahnya.
“Hahaha…bukan hal yang mengagetkan kalau hal seperti itu, Di sini udah bebas banget gitu, Bukan rahasia umum lagin kalau banyak cewek yang melepas mahkotanya demi laki-laki yang belum tentu mau jadi jodohnya, Yah, jaman memang udah gila sih, tapi kenyataannya memang gitu.”
“Apa saat kamu dikampung, kamu nggak pernah gitu, melihat cewek masih sekolah tapi malah hamil?”
Lagi lagi kening Anwar nampak berkerut, Tentu saja Anwar sering mendengar berita seperti itu, Bahkan Anwar juga melihat sendiri wanita yang sangat dia cintai masuk ke dalam hotel, dan yah, sekarang dari pembicaraan ini Anwar sadar, apa yang dikatakan dua orang itu memang benar.
“Ya, banyak sih yang kayak gitu Bang, Malah cewek aku sendiri juga kayak gitu, Masuk ke hotel bareng cowok lain”
“Hahaha…” suara tawa dari dua pria pedagang sontak menggelegar begitu mendengar kisah yang Anwar alami “Tragis banget nasib kamu! Hahaha…”
“Terus selama pacaran, kamu sama pacar kamu sudah ngapain aja?”
“Ya nggak ngapa-ngapain Bang, padahal aku jaga dia baik-baik, nyentuh bibirnya saja aku nggak berani, eh malah dia ke hotel sama cowok lain, Ya udah aku tonjok aja mereka”
Suara tawa kembali pecah, Anwar pun ikut tertawa karena setelah dipikir pikir ternyata dia memang cukup bodoh dan tidak terlalu tahu dengan perkembangan jaman,
“Makanya, jaman sekarang nyari cewek yang masih rapat alias masih tingting itu susah, Apalagi cewek kota, satu banding satu juta kali”
Degh
Anwar tertegun mendengarnya, Dia jadi teringat dengan misi yang dia dapat dari system di ponselnya. Dalam benak Anwar pun berkata, pantas hadiah yang ditawarkan sangat menggiurkan, rupanya si pemberi misi tahu kalau tugas ini akan sangat sulit dilaksanakan.
Anwar sebenarnya masih ingin ngobrol sama para pedagang, namun saat nasi gorengnya tinggal setengah piring, Anwar melihat ada seorang wanita masuk ke halaman tempat kost, Karena tingkahnya sangat aneh, Anwar segera saja pergi dari lapak penjual nasi goreng dan membawa sisa nasi goreng beserta piringnya ke tempat dia berjaga.
“Ada yang bisa saya bantu, Mbak?” Tanya Anwar begitu melihat si wanita duduk dekat pos tempat Anwar bertugas.
“Apa boleh saya numpang nginap di sini? Semalam saja, Mas?”
“Numpang nginap?”
**
Kening Anwar langsung berkerut. Matanya menatap tajam dan menyelidik kearah wanita yang sedang memeluk tubuhnya sendiri untuk menghalau rasa dingin yang menerpa. Baju dan celana wanita itu terlihat basah dan keadaan wanita itu sangat menyentuh rasa iba pada diri Anwar.
Anwar bingung apa yang harus dia lakukan saat ini, Di sebagian hati kecilnya, dia tentu tidak tega melihat keadaan wanita yang baru saja meminta pertolongannya, Tapi di sisi lain, dia juga takut kemarahan si pemilik kos jika Anwar membiarkan wanita itu berada di sana, Sungguh Anwar benar-benar di buat dilemma saat ini.
“Tolong ya, Mas? Tidur diters juga nggak apa-apa, asalkan berada di lingkungan dalam, Saya takut jika harus bermalam di depan toko” wanita itu kembali memohon dengan wajah yang sungguh membuat hati Anwar semakin terasa iba.
Karena hati Anwar yang memang baik, dia memutuskan untuk memberi sedikit bantuan terhadap wanita itu, Setelah meminta menunggu sebentar, Anwar pun bergegas masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil sesuatu dan menyerahkan ke wanita itu. “Baju kamu sangat basah, Pakailah ini, Kamar mandinya lewat lorong itu saja”
Wanita itu mengangguk pelan, Dia bangkit dari duduknya dan menerima handuk dan pakaian yang disodorkan Anwar, Meski yang di berikan pakaian pria, tapi Anwar pikir itu akan pas digunakan oleh wanita juga., karena hanya sebuah kaos dan celana kolor panjang biasa yang digunakan Anwar untuk olahraga ataupun saat kedinginan. Sambil menunggu wanita itu beganti pakaian, Anwar pergi ke lapak penjual gorengan untuk membeli makanan dan minuman hangat.
“Siapa perempuan tadi?” Tanya si penjual gorengan begitu Anwar berada di lapaknya.
“Kurang tahu, Bang, Kayaknya dia sedang kesusahan” jawab Anwar sembari menerima sekantung kecil gorengan dan juga lontong serta segelas the manis hangat.
“Hati-hati, sekarang banyak modus kejahatan yang aneh-aneh”
“Iya bang, ya udah saya kembali dulu, Ini gelasnya saya bawa ya?”
Sesampainya Anwar di post, si wanita sudah berada di tempat yang sama dengan pakaian yang berbedal “Pakaian kamu digantungin saja tuh di tali dekat tembok belakang” kata Anwar dan wanita itu menurutinya.
“Boleh tahu, kamu berasal darimana, mbak?” Tanya Anwar begitu si wanita duduk kembali, Anwar pun meletakkan kantung berisi gorengan dan lontong serta the hangat di sebelah wanita itu.
“Aku berasal dari kota di wilayah sebelah barat, Mas, Tadinya saya ke sini mau menemui pacar saya, tapi yang saya lihat dia malah dengan cewek lain, Mana aku nggak bisa bawa motor lagi” balas wanita itu dengan suara bergetar dan wajahnya juga menunduk.
Anwar hanya bisa mengangguk dan dia paham bagaimana perasaan wanita itu karena dia pernah merasakan di selingkuhi “Terus kenapa kamu nggak pulang?”
“Tadi aku sampai sini sudah petang,Mas. Aku pikir, aku akan diantar pulang oleh pacarku, Tapi malah kayak gini, Aku kemalaman dan bingung mau kemana”
“Lah, emang tadi pas hujan lebat, Mbaknya berteduh dimana?”
“Depan toko dekat rumah sakit sebelah sana, tapi aku malah didekati dua cowok, ya aku lari makanya aku kehujanan, Karena itu aku terpaksa masuk ke sini tadi pas lewat dan melihat tulisan tempat kos”
“Apa orang tua kamu nggak nyariin?”
“Ya yang pasti ibuku pasti sangat khawatir, Cuma ponselku juga mati, jadi aku nggak bisa kasih kabar”
Bagaimana kelanjutan ceritanya.? Apakah Anwar akan tergoda dengan wanita tersebut atau hanya berniat menolongnya saja ?
Nantikan di bab selanjutnya….
Tetap berikan dukungan dan motivasi yah biar othor lebih semangat lagi.
