BAB 6
“Ya gantenglah, namanya juga anak laki-laki” celetuk seorang pria yang bekerja sebagai tukang kebun.
“Iya ganteng, gak kayak kamu, udah tua banyak tingkah” balas asisten yang lainnya dan akhirnya saling ejek pun mencuat, Anwar hanya tersenyum melihat kehangatan para pekerja dirumah ini, Sekarang Anwar tahu, kenapa bapaknya betah bekerja di sini, Selain keluarga bos yang baik, rasa kekeluargaan juga sangat terasa.
“Pak Budi” panggil Anwar saat keributan yang terjadi dihadapannya mereda.
“Hemm Ada apa?”
“Bagaimana kasus kematian bapak? Apa sudah ditemukan pelakunya?”
Suasana riuh yang sedari tadi menggeman diruangan itu, langsung meredup bahkan menjadi hening, Para pekerja dirumah itu saling pandang satu sama lain dengan raut wajah yang sukar diartikan dimata Anwar. Mereka terlihat seperti orang yang sedang bingung dan juga panik. Dari ekspresi yang dihadirkan oleh mereka, Anwar sadar pasti ada sesuatu yang tidak beres.
“Apa ada sesuatu yang saya tidak ketahui, pak?” Tanya Anwar lagi hingga semua mata yang ada di sana langsung menatap kearah pemuda itu, Kening Anwar sontak berkerut dan pandangannya mengedar ke semua orang yang ada di sana.
“Pihak kita sebenarnya sudah melakukan berbagai upaya, nak. tapi sepertinya kasus yang menimpa ayahmu akan sulit untuk mencari kebenarannya, Ada dalang dibalik peristiwa yang menimpa ayah kamu, nak”
Anwar tertegun mendengarnya, Namun dia sadar pasti hal seperti ini akan terjadi, Apalagi salah seorang dari mereka juga memberi tahu kalau saat ini keluarga sang majikan juga sedang bersembunyi, Karena Tuan Alex sedang kritis, maka keluarganya tidak bisa melakukan apa-apa/
“Apa kamu juga akan membuat laporan juga, nak?” Tanya seorang asisten wanita.
“inginnya seperti itu,BU. tapi aku tidak memiliki bukti dan sepertinya laporanku juga nggak bakalan diterima”
“Lalu, apa yang akan kamu lakukan?”
“Untuk saat ini, saya harus bekerja dulu, Bu, Siapa tahu setelah bekerja saya bisa mencari pembunuhnya dan mendapat keadilan untuk bapak saya” balas Anwar. Semua orang langsung menunjukkan reaksi yang berbeda. Meski Anwar sendiri juga ragu, setidaknya dia ingin berusaha mengungkap siapa pemilik tato tulang ikan bertuliskan TGM di sisinya.
“Apa kamu beneran butuh pekerjaan? Saya dapat kabar dari teman yang ada di komplek sebelah, katanya majikannya lagi butuh tenaga pria untuk bekerja sebagai penjaga kost milik majikannya, Kalau kamu minat, saya bisa mengantarkan ke teman saya, gimana?”
Tentu saja itu termasuk berita baik, dengan mantap dan wajah berbinar, Anwar menerima tawaran tersbut, Begitu acara sarapan selesai, Anwar langsung membonceng motor bersama Pak Budi, menuju ke tempat temannya berada. Setelah orang yang mengantar Anwar bertemu dengan temannya, mereka berdua saling mengobrol dan Anwar juga memperkenalkan dirinya,. Setelah saling perkenalan, Anwar langsung diajak bertemu sama bos pemilik tempat kos,
“Kamu serius mau bekerja sebagai penjaga tempat kos saya?” Tanya si pemilik kos yang ternyata adalah seorang wanita.
“Iya, Bu, saya minat” jawab Anwar dengan sopan.
“Baiklah” sang pemilik kos langsung memberi tahu bahwa Anwar diterima bekerja disana, “Andy, kamu antar anak ini ke lokasi kos yang ada di perempatan jalan depan ya? Sekalian kasih tahu aturan-aturan yang berlaku ditempat kos itu”
“Baik.nyonya”
Dan akhirnya, setelah menempuh perjalanan selama tiga puluh lima menit, saat ini Anwar sudah berada di tempat kos yang dimaksud, Pria yang bernama Andi langsung memandu Anwar tentang cara bekerja di tempat kos tersebut, Kalau dilihat dari pekerjaannya, kelihatan sekali kalau tugasnya memang cukup sederhana, kalaupun ada pekerjaan berat, itu paling hanya terjadi satu kali dalam seminggu,
“Ini pos penjagaan, dan kerjamu di sini, itu disebelah, ruang tidur kamu, kamu bisa masuk melalui pintu itu, Untuk urusan kamar mandi dan dapur ada di area dapur tempat kos, kamu mandinya di sana, paham?”
“Paham mas, tapi apa benar di sini tempat kosnya bebas, mas?”
“Ya, seperti yang kamu lihat peraturannya, Di sini memang boleh membawa teman kencan, tapi jika ada tindak criminal atau perbuatan yang merugikan maka akan ditindak tegas”
“Gitu, yam as? Baiklah, semoga saya bisa menjalankan tugas saya dengan baik” jawab Anwar dengan sangat yakin,
“Untuk saat ini, saya yang akan menemani kamu untuk sementara sambil mengajari kamu, Besok kamu baru mulai bekerja sendirian”
“Baik mas”
Akhirnya Anwar sudah mendapat pekerjaan yang cukup mudah dan tidak perlu menguras tenaga yang besar, Kini setelah mendapat pekerjaan, langkah berikutnya Anwar harus bisa mendapat teman kalau bisa wanita yang masih suci, Anwar pun mencoba bercengkrama dengan beberapa pedagang yang mangkal di depan kos.
Tempat kos itu memang cukup strategis, Bangunan tersebut dekat dengan sekolah, universitas, perkantoran dan beberapa tempat hiburan lainnya, Wajar jika tempat kos itu dipenuhi penyewa karena lokasinya memang sangat mudah dijangkay untuk berbagai akses yang ada di sekitarnya.
“Gimana rasanya jaga tempat kos?” Tanya seorang pedagang nasi goreng saat Anwar sedang membeli jualannya setelah Anwar bekerja di sana selama satu minggu “Apa kamu sudah pernah menemukan pengaman bekas pakai di tempat sampah depan ruang kos?”
“Pengaman?” kening Anwar sontak berkerut, salah satu tangannya dia gunakan untuk menopang dagu di saat hatinya bertanya-tanya. Tak lama seorang pedagang gorengan yang lapak jualannya di sebelah pedagang nasi goreng datang mendekat ke Anwar.
“Dia kan baru bekerja di situ beberapa hari, Bang, ya mana mungkin dia akan menemukan pengaman bekas” ucap si penjual gorengan, Ternyata dia mendengar apa yang sedang diucapkan oleh Anwar dan penjual nasi goreng, Penjual gorengan pun menatap Anwar dan berkata, “Nanti kalau habis malam minggu, kamu pasti bakalan menemuka bekas pengaman maupun bungkusnya, Pasti itu”
“Kok bisa gitu, bang?” Tanya Anwar yang memang cukup terkejut mendengar ucapan penjual gorengan di hadapannya
“Ya begitulah, Kehidupan dikota memang seperti itu, Banyak kok perantau yang menggunakan kesempatan untuk berbuat yang tidak wajar di kamar kos mereka, kamu perhatikan saja yang ngekos di tempat kamu, pasti mereka enak banget gitu masukkin lawan jenis ke dalam kamarnya, iya kan?”
Sebelum membenarkan ucapan itu, Anwar nampak berpikir sejenak. Apa yang dikatakan pedagang gorengan itu memang benar, Selama tiga hari Anwar bekerja di sana, banyak penghuni kos yang keluar masuk kamar dengan membawa lawan jenis. Bahkan Anwar pernah memergoki pasangan yang menginap di salah satu kamarnya, Karena peraturan di sana bebas, Anwar pun tidak menegurnya, Anwar pun membenarkan perkataan dari penjual gorengan itu.
Bagaimana kelanjutan ceritanya.? Apakah Anwar akan tergoda setelah mengetahui hal itu?
Nantikan di bab selanjutnya….
Tetap berikan dukungan dan motivasi yah biar othor lebih semangat lagi.
